Skip to main content

Menjelajahi Misteri Bukit Sitanjung Lebaksiu Tegal

Menjelajahi Misteri Bukit Sitanjung

[Antara Syekh Maulana Maghribi, Syekh Darmakusuma, Sunan Bonang (Syekh Jambu Karang), Ki Gede Sebayu, dan Pangeran Benawa]

Bukit Sitanjung merupakan salah satu bukit yang berada di Kecamatan Lebaksiu-Tegal, tepatnya ke arah tenggara dari Jembatan Sunglon Sitanjung. Bukit ini masih cukup alami dan asri. Dibuktikan jika kalian ke sana maka akan banyak menjumpai kumpulan monyet liar yang bergelantungan di atas pohon. Selain monyet liar, banyak sekali babi hutan dan bahkan saya sendiri pernah melihat macan Jawa di area Bukit Sitanjung.
Bukit Sitanjung Lebaksiu Tegal
Bukit Sitanjung
Di dalam Babad Negari Tegal dan Cerita Masyarakat Tegal, dinamakan bukit Sitanjung karena berasal dari kata “Semenanjung” yang artinya “menjorok ke laut”. Pendapat ini senada dengan sejarah purbakala yang memang menyatakan bahwa di daerah lebaksiu dahulu adalah merupakan bibir pantai.

Namun ada pendapat lain yang menyatakan bahwa dinamakan Sintanjung, karena di puncak bukit tersebut memang tumbuh pohon Tanjung.
Di puncak bukit sitanjung ada dua makam yang dipercaya sebagai petilasan, bahkan sebagian orang mengatakan kedua makam ini adalah benar benar makam [Termasuk Guru Saya Maulana Habib Lutfi Pekalongan] yang mempercayai bahwa itu benar benar makam.

Kedua makam ini adalah makam Syekh Maulana Maghribi dan Makam Syekh Darmakusuma. Menurut Habaib Lutfi, pada zaman dahulu Raja Turki memang mengutus 200 ulama dari Maroko (Maghribi) yang kemudian mereka menyebar ke pelosok tanah Jawa termasuk ke Lebaksiu, Pedagangan, dan Danaraja – Margasari.
Makam Syekh Darmokusumo Bukit Sitanjung
Makam Syekh Darmokusumo
 Lalu siapakah Syekh Darmakusuma? Beliau adalah mantan resi yang berhasi di islamkan oleh Syekh Maulana Maghribi. Setelah masuk Islam, resi ini dibeli pelajaran Islam oleh Sunan Bonang, yang memang pada saat itu menetap di Tegal dengan Mbah Panggung. Uniknya menurut naskah babad, pengajaran Islam tsb dilakukan di Bukit Sitanjung. Entah apa yang menjadi alasan kenapa penyampaian risalah Islam bertempat di bukit Sitanjung. Karena hingga saat ini masih menjadi miteri.

Bahkan dikabarkan, Ki Gede Sebayu dan Pangeran Benawa pun pernah mengadakan pertemuan khusus di puncak bukit ini. Adanya pertemuan Syekh Maulana Maghribi dengan Syekh Darmakusuma, adanya pertemuan Sunan Bonang dan Syekh Darmakusuma, adanya pertemuan Ki Gede Sebayu dan Pangeran Benawa, maka ini menandakan bahwa Bukit Sitanjung bukanlah sebuah bukit biasa. Tentunya ada misteri tersembunyi di balik keasrian bukit ini. Wallahu a’lam.

Penasaran dengan bukit ini? Sadulur bisa kok ke sini, tapi perlu mental dan fisik yang cukup. Karena membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit jalan kaki hingga sampai ke puncak. Jangan lupa untuk membawa air minum dan senjata (golok), karena seperti yang saya sebutkan di awal bahwa bukit ini masih dihuni oleh hewan liar (monyet, babi hutan, macan). Atau jika mau lebih aman lagi, sadulur bisa ke sini pada saat Rebo Wekasan. Karena di bukit ini ada syukuran yang dilaksanakan oleh warga sekitar.

Sumber : 
[1] Hamam Rochani, Ahmad. 2005. Ki Gede Sebayu Babad Negari Tegal. Intermedia Paramadina : Semarang
[2] Zubaedi, Akhmad. 2016. Menyusuri Jejak – Jejak Tegal. Ajrie Publisher : Bukittinggi
[3] Maulana Habaib Muhammad Lutfi – Pekalongan
[4] Cerita Pitutur Warga Kampung Keberkahan – Desa Lebaksiu Kidul.

Comments

Popular posts from this blog

7 Gunung Berapi Tertinggi di Indonesia

Ada begitu banyak gunung berapi yang bisa kita jumpai di Indonesia. Gunung berapi yang jumlahnya berlimpah itu terbentuk akibat zona subduksi antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Nah, berikut adalah tujuh gunung berapi tertinggi di Indonesia, menurut data yang dilansir Wikipedia. Mari kita simak bersama! 1. Gunung Kerinci Gunung Kerinci,  3.805 meter. Gunung berapi tertinggi di Indonesia ini juga dikenal sebagai Gunung Gadang dan Puncak Indrapura. Gunung Kerinci memiliki ketinggian mencapai 3.805 meter dan terletak di Provinsi Sumatera Barat dan Jambi, sekitar 130 km sebelah selatan Padang. Uniknya lagi, gunung berbentuk stratovulkan ini mempunyai kawah seluas 400x120 meter yang berisi air berwarna hijau. 2. Gunung Rinjani Gunung Rinjani,  3.726 mdpl. Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 mdpl serta terletak pada lintang 8º25' LS da...

Eksplor Solok Selatan Bagian 4: Kebun Teh Alahan Panjang, Mesjid Tuo Kayu Jao dan Danau Di Ateh (Danau Kembar)

Melanjutkan perjalanan dari Sangir dimana kami menghabiskan waktu berenang di Air Pauh Duo dan mengunjungi Nagari Saribu RumahGadang selanjutnya kami menuju Alahan Panjang untuk menginap di Danau Di Ateh (Danau Di Atas). Karena tergoda dengan promosi wisata di sini yang memperlihatkan penginapan di pinggir danau yang bergaya ala-ala Eropa. Sampai di Danau Di Ateh sudah sore. Memasuki Kawasan wisata kami harus membayar sekitar Rp. 25.000 per orang (dewasa). Dan sepertinya di dalam Kawasan wisata sedang ada bazaar sehingga terlihat sangat berantakan dan sampah berserakan di mana-mana. Singkat cerita kami menyewa 2 villa dengan harga Rp. 500.000 dan Rp. 300.000 yang dibayar via petugas yang   bersih-bersih villa (karena menurut beliau pembayarannya lewat mereka, dan saya juga bingung karena memang tidak tahu harus bayar dimanan, LOL). Dan sumpah, inilah penginapan yang tidak terurus, mesti terlihat bagus tapi didalamnya sangat kotor mulai dari karpet, korden, dinding etc. Tidak ada ...

Cagar Biosfer Indonesia (Biosphere Reserves of Indonesia)

Peta Kawasan Konservasi Indonesia Cagar Biosfer Indonesia (Biosphere Reserves of Indonesia) adalah situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerjasama program MAB-UNESCO (Man and The Biosphere Programme - United Nations Education Social and Cultural Organization) untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan, berdasarkan pada upaya masyarakat lokal dan ilmu pengetahuan yang handal. Sebagai kawasan yang menggambarkan keselarasan hubungan antara pembangunan ekonomi, pemberdayaan masyarakat dan perlindungan lingkungan, melalui kemitraan antara manusia dan alam. Biosphere reserves are sites recognized under UNESCO's Man and the Biosphere Programme, which innovate and demonstrate approaches to conservation and sustainable development. They are of course under national sovereign jurisdiction, yet share their experience and ideas nationally, regionally and internationally within the World Network of Biosphere Reserves. There are 551 sites world...