Skip to main content

Eksplor Solok Selatan Bagian 4: Kebun Teh Alahan Panjang, Mesjid Tuo Kayu Jao dan Danau Di Ateh (Danau Kembar)

Melanjutkan perjalanan dari Sangir dimana kami menghabiskan waktu berenang di Air Pauh Duo dan mengunjungi Nagari Saribu RumahGadang selanjutnya kami menuju Alahan Panjang untuk menginap di Danau Di Ateh (Danau Di Atas). Karena tergoda dengan promosi wisata di sini yang memperlihatkan penginapan di pinggir danau yang bergaya ala-ala Eropa.

Sampai di Danau Di Ateh sudah sore. Memasuki Kawasan wisata kami harus membayar sekitar Rp. 25.000 per orang (dewasa). Dan sepertinya di dalam Kawasan wisata sedang ada bazaar sehingga terlihat sangat berantakan dan sampah berserakan di mana-mana.

Singkat cerita kami menyewa 2 villa dengan harga Rp. 500.000 dan Rp. 300.000 yang dibayar via petugas yang  bersih-bersih villa (karena menurut beliau pembayarannya lewat mereka, dan saya juga bingung karena memang tidak tahu harus bayar dimanan, LOL). Dan sumpah, inilah penginapan yang tidak terurus, mesti terlihat bagus tapi didalamnya sangat kotor mulai dari karpet, korden, dinding etc. Tidak ada tong sampah baik di dalam dan di luar sehingga sampah dari pengunjung wisata bertebaran di mana-mana. Juga, air kran yang tidak lancar dan air panas yang tidak berfungsi sementara udara di sini sangat dingin. Mudah-mudahan ada pihak berwenang yang baca tulisan ini dan menjadi perhatian buat pengembangan wisata di sini.

Hanya karena ingin menikmati pemandangan Danau Di Ateh sehingga kami bertahan satu malam di sini. Satu lagi, ketika membeli makan malam di sini, harga yang ditetapkan sangat tidak masuk akal, sekitar Rp. 35.000 untuk sepotong ayam dan sedikit sayur, dibandingkan dengan menu yang sama normalnya sekitar Rp. 16.000-Rp. 18.000.

Untuk yang mau berkunjung ke sini masih ada alternative penginapan berupa hotel-hotel dan homestay di kiri kanan jalan.

Pagi-pagi, saya mencoba mengambil aerial view dengan latar Gunung Talang. Dari atas sekilas terlihat pemandangan seperti di Eropa sana, tapi siapa sangka di bawah berantakan hahahaha. Hanya sebentar menikmati keindahan danau, kami memutuskan segera kembali dengan membatalkan agenda naik perahu keliling danau.
Aerial view Danau Diateh
Bukit di seberang danau
Salah satu sudut danau
Selain terkenal dengan Danau Kembar (Danau Di Ateh dan Danau Di Bawah), Alahan Panjang juga terkenal dengan Perkebunan Teh-nya. Banyak lokasi perkebunan teh di kota ini. Karena cuacanya yang dingin, sangat cocok untuk tanaman ini. Di suatu lokasi, dengan latar belakang puncak Gunung Talang yang terlihat bagian kawah dengan asap kawah yang mengepul, kami berhenti sejenak. Terlihat hamparan hijau kebun teh sejauh mata memandang. Berbeda dengan pemandangan di puncak, di sini tidak terlihat warung-warung yang ramai di pinggir jalan.
 
Menjelang siang, kami berhenti lagi di perkebunan teh yang ramai pengunjungnya. Untuk memasuki perkebunan kami dipungut ongkos masuk Rp. 2.000 oleh warga lokal. Perkebunan teh di sini lumayan unik, karna kalau menaiki bukitnya terlihat bukit-bukit kecil seperti bukit Teletubbies.
Kebun Teh Alahan Panjang
Kebun Teh Alahan Panjang
Kebun Teh Alahan Panjang
Kebun Teh Alahan Panjang
Kebun Teh Alahan Panjang
Dengan pemandangan hamparan kebun teh dengan latar belakang pegunungan ditambah udaranya yang sejuk tentulah membuat kita berlama-lama di sini.

Selagi yang lain masih di perkebunan teh, saya dan Revan menuju Mesjid Tuo Kayu Jao (Mesjid Tua) yang berjarang sekitar 3km dari tempat kami istirahat. Dari jalan raya ada 2 alternatif jalan masuk ke lokasi Mesjid Tua ini yang jarak gerbangnya berdekatan. Yang satu bisa dilalui mobil dan satunya hanya motor. Dari jalan raya ke parkiran mesjid berjarak sekitar 300m.

Mesjid ini berada di lembah, beberapa puluh meter menuju mesjid kita melewati turunan yang lumayan tajam hingga akhirnya parkir di area yang sudah disediakan.
Mesjid Tuo Kayu Jao
Mesjid Tuo Kayu Jao
Mesjid Tuo Kayu Jao
Membaca sejarah, mesjid ini didirikan sekitar tahun 1599, seiring dengan perkembangan agama Islam di Solok. Mesjid ini adalah mesjid tertua di kota Solok.

Meski umurnya sudah ratusan tahun, masih terlihat kegagahan mesjid ini. Terbuat dari kayu dan beratapkan ijuk yang berbentuk 3 tingkatan. Mesjid ini berbentuk umumnya mesjid-mesjid yang ada di Sumatera Barat, tidak berkubah.
Terdapat bedug yang terletak terpisah dengan mesjid. Bedug digunakan untuk menandakan masuknya waktu sholat, dan masih digunakan umumnya di desa-desa di seluruh wilayah Indonesia.
Mesjid Tuo Kayu Jao dan Bedug Tua
Bedug tua
Oh iya, Mesjid ini sudah masuk ke dalam bangunan Cagar Budaya yang harus kita jaga kelestariannya ya.... biar bisa dinikmati oleh generasi selanjutnya.

Kembali ke tempat semula, kami melanjutkan perjalanan menuju Padang Panjang via Danau Singkarak. Di Padang Panjang yang juga termasuk salah satu kota terdingin di Sumatera Barat kami menginap semalam. Di sini kami bisa melihat Islamic Centre yang sekarang menjadi ikon baru kota Padang Panjang, sementara tahun lalu ke sini bangunan ini belum selesai. Dari Padang Panjang selanjutnya kami menuju kota Padang.
Salah satu sudut Padang Panjang dengan latar Islamic Centre
 Baca juga:
- Goa Batu Kapal
- Kebun Teh Liki dan Air Terjun Tansi Ampek 
- Nagari Saribu Rumah Gadang dan Taman Wisata Air Pauh Duo 

Comments

Popular posts from this blog

7 Gunung Berapi Tertinggi di Indonesia

Ada begitu banyak gunung berapi yang bisa kita jumpai di Indonesia. Gunung berapi yang jumlahnya berlimpah itu terbentuk akibat zona subduksi antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Nah, berikut adalah tujuh gunung berapi tertinggi di Indonesia, menurut data yang dilansir Wikipedia. Mari kita simak bersama! 1. Gunung Kerinci Gunung Kerinci,  3.805 meter. Gunung berapi tertinggi di Indonesia ini juga dikenal sebagai Gunung Gadang dan Puncak Indrapura. Gunung Kerinci memiliki ketinggian mencapai 3.805 meter dan terletak di Provinsi Sumatera Barat dan Jambi, sekitar 130 km sebelah selatan Padang. Uniknya lagi, gunung berbentuk stratovulkan ini mempunyai kawah seluas 400x120 meter yang berisi air berwarna hijau. 2. Gunung Rinjani Gunung Rinjani,  3.726 mdpl. Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 mdpl serta terletak pada lintang 8º25' LS dan 116

Pantai Pandawa di Bali

Menghabiskan waktu liburan di pulau Bali pasti tidak mengenal rasa bosan, banyak pilihan tempat menarik sebagai Obyek Wisata di Pulau Dewata Bali yang bisa dikunjungi, ada wisata budaya, wisata kulinner, wisata air, dan pastinya wisata pantai. Banyak pantai eksotik yang tersebar di seluruh pesisir pulau Bali, salah satunya adalah pantai Pandawa, pantai berpasir putih lembut yang belakangan makin banyak dikunjungi wisatawan domestik maupun asing. Pantai Pandawa di Bali Kali ini saya akan berbagi pengalaman selama mengunjungi tempat wisata di pulau Bali, yaitu pantai Pandawa Pantai Pandawa di Bali banyak yang menyebutnya sebagai pantai rahasia atau secret beach , karena lokasinya yang berada di balik perbukitan kapur yang menjulang tinggi, sedangkan warga lokal menyebut pantai Pandawa dengan sebutan Pantai Kutuh karena letak pantai ini di desa Kutuh, yang warganya terkenal dengan penghasil budi daya rumput laut sebagai aktifitas keseharian warganya. Indahnya pantai Pandawa di Bali Let

Danau Matano, Terdalam di Asia Tenggara

Danau Matano terletak di Sorowako, Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.  Namanya belum setenar Danau Toba di Medan, Sumatera Utara, tapi pesona Danau Matano gak bisa dipandang sebelah mata. Danau Matano terletak di Sorowako, Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.  Pelesiran ke sini, mustahil kamu tidak jatuh cinta dengan danau yang diklaim sebagai yang terdalam di Asia Tenggara . Mata kamu bakal dimanjakan dengan jernihnya biru air danau, yang membuatmu bisa melihat danau hingga kedalaman 20 meter! Pantai Salonsa, Danau Matano. Foto: Wikipedia Danau Matano terbentuk dari ribuan mata air akibat gerakan tektonik di litosfer. Kini, danau ini menjadi rumah buat aneka ikan serta burung danau terbang dan dikelilingi Pegunungan Verbeek nan hijau.  Tak hanya itu, sejumlah fauna eksotis, seperti kepiting bungka, udang, siput, keong air tawar dan yang paling kesohor dari Danau Matano, ikan purba buttini yang memiliki nama latin Glossogobius matanensis juga