Skip to main content

Jelajah Jawa Tengah Bagian 7: Curug Telu, Kedung Pete, Sendang Bidadari dan Curug Moprok


Karena berada di lerenggunung, maka Baturaden mempunya banyak air terjun. Air terjun yang kami kunjungi di hari kedua di sini yaitu Wana Wisata Curug Telu. Dinamakan Curug Telu (Telu=tiga) karena di curug ini terdapat 3 air terjun.

Wana wisata ini berada tidak jauh dari tempat kami menginap atau dari Hutan Raya Baturaden. Jaraknya sekitar 1.5 km atau sekitar 5 menit (bisa juga diambil patokannya Curug Pinang).curug ini tepatnya berada di Desa Karangsalam. Berangkat pagi-pagi dari penginapan, dari desa terlihat awan menyelimuti kota Purwokerto di kejauhan. Terasa kita berada di negeri di atas awan. 
Suasana pagi di Ds. Karangsalam
Suasana pagi di Ds. Karangsalam
Desa ini adalah desa wisata, terlihat sawah-sawah dibiarkan alami di selangi oleh tempat makan, cafe dan camping ground. Semuanya terlihat rapih dan bersih. Meskipun jalan desa ada yang kurang bagus terlihat tulisan permintaan maaf karena kondisi jalan tersebut. Mengambil parkiran di area terbuka, tidak ada pungutan/biaya parkir di sini alias gratis. Kami sarapan di salah satu saung yang terlihat tertata rapih. Dari penjaga warung kami dapat info bahwa di sini terdapat beberapa curug selain Curug Telu yaitu Sendang Bidadari, Kedung Pete dan Curug Moprok.

Meskipun banyak ada beberapa curug di sini tapi tiket masuknya cuman satu kali dan itupun harganya cuman Rp. 5.000?. Wow banget kan...... setelah membayar tiket masuk, kita trekking menyusuri bantaran sungai. jalannya sudah berupa jalan setapak yang sudah di cor. Melewati teduhnya pepohonan dan taman yang tertata rapih kita bisa merasakan suasana hutan dan pedesaan. Udara yang masih segar membuat paru-paru kita berasa plong.
Trekking menuju Curug Telu
Sekitar beberapa puluh meter kita akan bertemu dengan Sendang Bidadari tapi kami melewatinya karena tujuan pertama adalah Curug Telu (yang paling jauh). Selanjutnya kita menyeberangi sungai melewati jembatan besi yang di bawah jembatan ini terdapat Kedung Pete. Kedung ini berupa air terjun kecil yang membentuk kolam yang luas dan dalam. Kata pemilik warung di sini, kedung ini mempunyai kedalaman sekitar 6m di bagian terdalam. Air nya berwarna hijau tosca dan sangat jernih. Walaupun keinginan buat langsung loncat di kedung ini tapi kami melewatinya dan lanjut ke Curug Telu. Terdapat 2 warung di sini, tapi karena weekday, pengunjungnya tidak terlalu banyak.

Dari Kedung Pete, jalan setapak yang masih di cor, kita akan menuruni tebing yang lumayan curam. Di sediakan pegangan (handrail) di kiri kanan jalan turun. Terlihat aliran air di kiri kanan jalan yang membuat kita ingin cepat-cepat sampai di bawah. 

Curug Telu
Beberapa meter sebelum sampai di sungai bawah, di kiri terdapat mushola. Di samping mushola terdapat saluran pipa air minum yang melintasi  sungai dengan ketinggian sekitar 10m. Dari sini kita sudah bisa melihat 3 air terjun. Di sebelah kanan adalah Curug utama yang debitnya paling besar. Mempunyai ketinggian sekitar 20m dan di kiri kanan terdapat curug-curug kecil sepanjang tebing. Meskipun lumayan tinggi dan debitnya besar, curug ini tidak menimbulkan tampias yang terlalu kuat. Kolam di bawah curug tidak terlalu dalam sehingga kita bisa bermain air di mendekati curug yang berair jernih dan dingin ini.
Curug utama di Curug Telu
Curug utama di Curug Telu
Di tebing kanan terdapat 2 air terjun yang lebih kecil dengan ketinggian yang sama. Satu air terjun mempunyai kolam dengan air yang terlihat berwarna hijau dibanding dua curug lainnya. Di kelilingi oleh bebatuan besar-besar sehingga kita perlu melintasi bebatuan ini untuk sampai ke curug. Sementara curug satunya lagi jatuh menimpa bebatuan dan tidak terlihat adanya kolam di bawahnya.
Salah satu curug di Curug Telu
2 Curug di Curug Telu
Kedung Pete
Dari Curug Telu selanjutnya kami menuju Kedung Pete yang tadi kami lalui. Menitip barang bawaan di warung dekat jembatan kemudian kami berenang di kedung ini. Untuk loncat ke kedung ini bisa langsung dari jembatan atau di spot yang disediakan untuk loncat di sisi tebing, lumayan dengan ketinggian 3-4m. 
Kedung Pete

Untuk berenang di sini juga disediakan ban dan tidak ada bayaran untuk menggunakan ban ini. Sangat menyenangkan berenang di kolam ini. Berair dingin dan jernih. Ingin rasanya berlama-lama di sini tapi masih ada beberapa spot yang harus kami kunjungi.

Sendang Bidadari
Kembali ke ats, ke arah pintu masuk kami mampir di Sendang Bidadari. Turun sedikit ke arah sungai dan terlihat papan petunjuk arah. Sendang Bidadari ini sangat unik dan jarang ditemui di tempat lain.
Di sebelah kiri terlihat air terjun yang tidak begitu besar. Di sebelah kanan terlihat semacam goa. Untuk ke sini kita melewati bebatuan licin hingga masuk ke goa yang dinding dan atapnya terlihat air yang menetes. Di atas goa terlihat bagian yang terbuka dan terlihat air terjun kecil jatuh ke dalam kolam yang tidak begitu dalam sehingga sangat fotogenik jika di foto.
Sendang Bidadari
Sendang Bidadari
Sendang Bidadari
Curug Moprok
Curug Moprok juga dikenal dengan nama Curug Pelangi. Curug ini berbeda jalur dengan Curug Telu sehingga untuk ke sini kita harus kembali ke arah loket. Dari belakang loket melintasi sungai hingga sanmpai di persawahan. Melewati persawahan kita berlatar puncak Gunung Slamet hingga sampai di sisi tebing yang di bawahnya mengalir sungai.
Sawah dengan latar Gunung Slamet
Menyisiri sisi tebing, kira-kira 200m kita akan bertemu dengan Curug Moprok. Sayang sekali saat kami datang, curug utamanya sedang kering jadi kami hanya menemukan mata air yang keluar dari bebatuan tebing.
Curug Moprok
Curug Moprok
Curug ini dijadikan sumber mata air penduduk, ini terlihat adanya bak penampungan air dan pipa-pipa penyalur. Di area curug di kelilingi oleh bebatuan. Yang sangat menarik dari curug ini adalah air nya yang berwarna hijau tosca dan sangat bening. Saking beningnya air kolamnya sehingga terlihat bebatuan di dasar sungai. 

Di bebatuan besar yang berada di sisi kolam kita bisa beristirahat atau sekedar berfoto-foto. Juga kita bisa loncat dari bebatuan ini. Kesegaran dan kejernihannya mengalahkan air mineral. Dan area curug ini terlihat bersih dari sampah dan semoga akan tetap sellau terjaga kebersihan dan kelestariannya.
Kembali ke saung depan, kami beristirahat dan sekaligus memesan makan siang, ayam Geprek. Meskipun makan sederhana tapi suasananya sangat luar biasa. Berada di saung bagian atas sambil menikmati udara pedesaan dan sawah.
Berisitirahat sambil menikmati alam
Untuk kalian yang ke Baturaden jangan melewati wana wisata Curug Telu ini, murah, meriah dan sangat asri.


Info:
Nama   : Curug Telu, Sendang Bidadari, Kedung Pete dan Curug Moprok/Curug Pelang
Lokasi : Desa Karangsalam, kec. Baturaden-kab. Banyumas-Jawa Tengah
Biaya   : Rp. 5.000 (HTM), free parkir

Baca juga link terkait:
- Curug Nangga 
- Telaga Sunyi, Curug Pinang dan Caping Park
- Curug Jenggala dan Curug Penganten
- Batu Pandang Ratapan Angin
- Kawah Sikidang, Padang Savana dan Kompleks Candi Arjuna

Comments

Popular posts from this blog

7 Gunung Berapi Tertinggi di Indonesia

Ada begitu banyak gunung berapi yang bisa kita jumpai di Indonesia. Gunung berapi yang jumlahnya berlimpah itu terbentuk akibat zona subduksi antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Nah, berikut adalah tujuh gunung berapi tertinggi di Indonesia, menurut data yang dilansir Wikipedia. Mari kita simak bersama! 1. Gunung Kerinci Gunung Kerinci,  3.805 meter. Gunung berapi tertinggi di Indonesia ini juga dikenal sebagai Gunung Gadang dan Puncak Indrapura. Gunung Kerinci memiliki ketinggian mencapai 3.805 meter dan terletak di Provinsi Sumatera Barat dan Jambi, sekitar 130 km sebelah selatan Padang. Uniknya lagi, gunung berbentuk stratovulkan ini mempunyai kawah seluas 400x120 meter yang berisi air berwarna hijau. 2. Gunung Rinjani Gunung Rinjani,  3.726 mdpl. Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 mdpl serta terletak pada lintang 8º25' LS da...

Eksplor Solok Selatan Bagian 4: Kebun Teh Alahan Panjang, Mesjid Tuo Kayu Jao dan Danau Di Ateh (Danau Kembar)

Melanjutkan perjalanan dari Sangir dimana kami menghabiskan waktu berenang di Air Pauh Duo dan mengunjungi Nagari Saribu RumahGadang selanjutnya kami menuju Alahan Panjang untuk menginap di Danau Di Ateh (Danau Di Atas). Karena tergoda dengan promosi wisata di sini yang memperlihatkan penginapan di pinggir danau yang bergaya ala-ala Eropa. Sampai di Danau Di Ateh sudah sore. Memasuki Kawasan wisata kami harus membayar sekitar Rp. 25.000 per orang (dewasa). Dan sepertinya di dalam Kawasan wisata sedang ada bazaar sehingga terlihat sangat berantakan dan sampah berserakan di mana-mana. Singkat cerita kami menyewa 2 villa dengan harga Rp. 500.000 dan Rp. 300.000 yang dibayar via petugas yang   bersih-bersih villa (karena menurut beliau pembayarannya lewat mereka, dan saya juga bingung karena memang tidak tahu harus bayar dimanan, LOL). Dan sumpah, inilah penginapan yang tidak terurus, mesti terlihat bagus tapi didalamnya sangat kotor mulai dari karpet, korden, dinding etc. Tidak ada ...

Cagar Biosfer Indonesia (Biosphere Reserves of Indonesia)

Peta Kawasan Konservasi Indonesia Cagar Biosfer Indonesia (Biosphere Reserves of Indonesia) adalah situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerjasama program MAB-UNESCO (Man and The Biosphere Programme - United Nations Education Social and Cultural Organization) untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan, berdasarkan pada upaya masyarakat lokal dan ilmu pengetahuan yang handal. Sebagai kawasan yang menggambarkan keselarasan hubungan antara pembangunan ekonomi, pemberdayaan masyarakat dan perlindungan lingkungan, melalui kemitraan antara manusia dan alam. Biosphere reserves are sites recognized under UNESCO's Man and the Biosphere Programme, which innovate and demonstrate approaches to conservation and sustainable development. They are of course under national sovereign jurisdiction, yet share their experience and ideas nationally, regionally and internationally within the World Network of Biosphere Reserves. There are 551 sites world...