Skip to main content

Jelajah Jawa Tengah Bagian 4: Kawah Sikidang, Padang Savana dan Kompleks Candi Arjuna

Setelah dari Curug Sirawe yang lumayan memakan tenaga, kami beristirahat sejenang di warung makan yang ada di samping kolam pemandian air panas. Berbeda dengan jalan ketika untuk pulang kami mengambil jalan yang membelah desa ini yang lumayan bagus tapi sangat curam. Karena jalannya kecil dan curam jadi semua penumpang harus turun dan menunggu di ujung jalan. Dari jalan ini kami bisa meihat ke bawah, ke desa yang diselimuti awan.
Kembali lagi, melewati Kawah Sileri selanjutnya di pertigaan mengambil arah ke Kawah Sikidang, salah satu icon Dieng. Seperti Kawah Sileri, Kawah Sikidang masih termasuk wilayah Dieng Banjarnegara. Berjarak sekitar 5km dari Kawah Sileri tidak begitu sulit menemukan lokasi Kawah Sikidang. Sebelum Kawah Sikidang kita akan melewati komplek Candi Arjuna. Hanya saja kami mampir ke Candi Arjuna di sore hari.
Sampai di loket masuk kami membayar HTM Rp. 15.000 yang merupakan tiket terusan Kawah Sikidang dan Candi Arjuna dan sudah termasuk parkir. Di parkiran terlihat banyak sekali kendaraan yang mengisi parkiran. Selain itu padat sekali dengan warung-warung yang menjual aneka makanan minuman dan aneka cendera mata. Juga sayur-sayuran terutama kentang yang menjadi primadona Dieng.
Landmark Kawah Sikidang
Memasuki lorong kios-kios pedangangkita sudah memasuki area Kawah Sikidang. Berbeda dengan Tangkuban Perahu yang berada di puncak gunung, Kawah Sikidang berupa kawah beruapa area terbuka dan lebih mirip Jaboi Volcano di Sabang. Kawah ini membentuk bebatuan berwarna putih-kecoklatan karena adanya kandungan sulfur. Hanya sayangnya, warung-warung tenda berjejer sampai jauh ke jalan arah ke kawah yang membuat pemandangan kurang bagus dan terkesan tidak rapi.

Di salah satu saung saya menerbangkan drone untuk mengambil pandangan atas area Kawah Sikidang. Mengambil foto tampak atas dan mendekati area kawah.

Kemudian kami mendekati area kawah, ke area kolam yang mengandung lumpur panas yang bergolak. Areanya tidak begitu luas, mungkin seluas lapangan volley. Area ini di pagari sekelilingnya sehingga pengunjung tidak mendekati bibir kolam. Asap pekat menyelimuti kolam kawah dan bergerak sesuai arah angin bertiup. Di sekelilingnya terlihat asap-asap belerang yang keluar melewati celah-celah bebatuan. Karena mengandung belerang sebaiknya kita jangan berlama-lama berdiri di suatu tempat dan usahakan memakai masker.
Kawah Sikidang
Kawah Sikidang
Untuk melihat view kolam kawah dari atas, kita bisa memanjat bukit di belakang kolam. Dari ketinggian ini kita bisa melihat view kolam dan latar perbukitan di sekeliingnya.

Dari Kawah Sikidang kami melanjutkan ke Padang Savana yang tidak terlalu jauh jaraknya. Sebenarnya sebelum ke Sikidang kita melewati papan petunjuk arah ke Padang Savana. Meskipun tidak egitu jelas petunjuknya akhirnya kami menemukan pos penjagaan wana wisata yang kurang dikenal ini.
Kawah Sikidang
Kawah Sikidang
Berada di pinggir jalan utama, terdapat pos sederhana, dengan membayar HTM Rp. 7.500 per orang dan parkir Rp. 5.000 kemudian dilanjutkan trekking. Trekking dimulai dengan melewati pipa-pipa pembangkit listrik tenaga panas bumi yang memang banyak terdapat di sini. Melintasi pipa kemudian trekking mengikuti jalan setapak mendaki bukit. Terdapat taman yang sudah tidak terusur, padahal viewnya di sini sangat bagus, selain melihat view pedesaan juga kita bisa melihat view Kawah Sikidang.
Trek menuju Savana
Salah satu view menuju Savana
Kawah Sikidang di kejauhan
Terus mendaki bukit melewati jalan setapi berhutan pinus, lumayan menguras tenaga. Di puncak bukit jalanan agak landai cenderung menurun melewati semak-semak. Selanjutnya jalanan mulai menurun melewati semak-semak hingga mencapai area yang rata. Di sini kita bisa melihat savana hijau kekuningan.
Padang Savana Dieng
Padang Savana Dieng
Padang Savana Dieng
Savana ini bagaikan hamparan permadani hijau, dihiasi bukit-bukit dan lembah-lembah kecil dan tidak terlalu dalam. Di ujung savana terdapat hutan yang sekaligus menjadi batas padang savana ini. Di musim kering, savana ini akan berwarna kecoklatan dan akan terlihat eksotis. Hijaunya savana ini memberikan kesan sejuk dan damai, apalagi berada di ketinggian menjadikan suasananya sejuk dan dingin. Indahnya suasana di sini sangat cocok bercengkrama dengan teman-teman, berfoto ataupun sekedar bermalas-malasan dan tidur-tiduran.

Bercengkrama di Padang Savana


Bercengkrama di Padang Savana

Di lembah yang merupakan bagian terendah savana ini terdapat mata air kecil, (sepertinya) bisa dijadikan sumber air buat yang berkemah di sini. Meskipun begitu, di salah satu sudut savana ini terlihat kolam/rawa yang berair tak terlau dalam. Untuk menghindari angin, biasanya pengunjung berkemah di sekitar hutan yang banyak pephonan. Meskipun saat kami datang baru terlihat satu tenda, namu pas turun terlihat banyak pengunjung yang datang membawa peralatan berkemah.


Hari semakin sore, hampir jam 5 dan udara tiba-tiba dingin menusuk. Saatnya kami turun dan kembali ke penginapan. Sebelum ke penginapan kami mampir sebentar ke kompleks Candi Arjuna yang kebetulan kami melewatinya.

Untuk masuk ke kompleks Candi Arjuna, kami sudah tidak membayar tiket masuk lagi karena tadi sudah membeli tiket terusan di Kawah Sikidang. Di sini kami cuman membayar parkir Rp. 5.000. Sebelum masuk ke kompleks Candi Arjuna, kami berfoto sebentar di Candi gatotkaca yang berada di samping parkiran. Candi ini adalah Candi tunggal, tidak terlalu besar. Meskipun begitu masih terlihat cantik dengan latar belakang pegunungan.
Candi Gatotkaca
Memasuki area Candi Arjuna, melewati taman hari sudah mulai gelap. Tidak terlalu banyak pengunjung tersisa di area candi dan itupun sudah mulai meninggalkan lokasi. Terdapat beberapa candi utama dan candi pengiring. Terdapat juga area yang dalam proses renovasi. Untuk cerita lengkap mengenai Candi ini bisa di baca via Wikipedia.
Jalan menuju Candi Arjuna
Kompleks Candi Arjuna
Hari mulai gelap, dan angin dingin mulai menusuk dan lampu-lampu taman sudah mulai hidup. Dan kami pun meninggalkan lokasi. Lain kali, kalau ada waktu, saya akan berkunjung ke kompleks candi ini lagi, dan tentunya di siang hari.


PS: lokasi ini di larang menggunakan drone

Comments

Popular posts from this blog

7 Gunung Berapi Tertinggi di Indonesia

Ada begitu banyak gunung berapi yang bisa kita jumpai di Indonesia. Gunung berapi yang jumlahnya berlimpah itu terbentuk akibat zona subduksi antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Nah, berikut adalah tujuh gunung berapi tertinggi di Indonesia, menurut data yang dilansir Wikipedia. Mari kita simak bersama! 1. Gunung Kerinci Gunung Kerinci,  3.805 meter. Gunung berapi tertinggi di Indonesia ini juga dikenal sebagai Gunung Gadang dan Puncak Indrapura. Gunung Kerinci memiliki ketinggian mencapai 3.805 meter dan terletak di Provinsi Sumatera Barat dan Jambi, sekitar 130 km sebelah selatan Padang. Uniknya lagi, gunung berbentuk stratovulkan ini mempunyai kawah seluas 400x120 meter yang berisi air berwarna hijau. 2. Gunung Rinjani Gunung Rinjani,  3.726 mdpl. Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 mdpl serta terletak pada lintang 8º25' LS da...

Eksplor Solok Selatan Bagian 4: Kebun Teh Alahan Panjang, Mesjid Tuo Kayu Jao dan Danau Di Ateh (Danau Kembar)

Melanjutkan perjalanan dari Sangir dimana kami menghabiskan waktu berenang di Air Pauh Duo dan mengunjungi Nagari Saribu RumahGadang selanjutnya kami menuju Alahan Panjang untuk menginap di Danau Di Ateh (Danau Di Atas). Karena tergoda dengan promosi wisata di sini yang memperlihatkan penginapan di pinggir danau yang bergaya ala-ala Eropa. Sampai di Danau Di Ateh sudah sore. Memasuki Kawasan wisata kami harus membayar sekitar Rp. 25.000 per orang (dewasa). Dan sepertinya di dalam Kawasan wisata sedang ada bazaar sehingga terlihat sangat berantakan dan sampah berserakan di mana-mana. Singkat cerita kami menyewa 2 villa dengan harga Rp. 500.000 dan Rp. 300.000 yang dibayar via petugas yang   bersih-bersih villa (karena menurut beliau pembayarannya lewat mereka, dan saya juga bingung karena memang tidak tahu harus bayar dimanan, LOL). Dan sumpah, inilah penginapan yang tidak terurus, mesti terlihat bagus tapi didalamnya sangat kotor mulai dari karpet, korden, dinding etc. Tidak ada ...

Cagar Biosfer Indonesia (Biosphere Reserves of Indonesia)

Peta Kawasan Konservasi Indonesia Cagar Biosfer Indonesia (Biosphere Reserves of Indonesia) adalah situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerjasama program MAB-UNESCO (Man and The Biosphere Programme - United Nations Education Social and Cultural Organization) untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan, berdasarkan pada upaya masyarakat lokal dan ilmu pengetahuan yang handal. Sebagai kawasan yang menggambarkan keselarasan hubungan antara pembangunan ekonomi, pemberdayaan masyarakat dan perlindungan lingkungan, melalui kemitraan antara manusia dan alam. Biosphere reserves are sites recognized under UNESCO's Man and the Biosphere Programme, which innovate and demonstrate approaches to conservation and sustainable development. They are of course under national sovereign jurisdiction, yet share their experience and ideas nationally, regionally and internationally within the World Network of Biosphere Reserves. There are 551 sites world...