Skip to main content

Jelajah Malang-Lumajang: Kunjungan Kedua ke Tumpak Sewu dan Coban Ciblungan

Tumpak Sewu atau Coban Sewu, seperti mempunyai daya mistis tersendiri, apalagi bagi pecinta air terjun, membuat yang pernah datang untuk kembali lagi. Khusus buat saya pribadi, setelah mengunjungi sekitar bulan Agustus tahun lalu, sekarang berselang 5 bulan kemudian kami kembali lagi. Kalau dulu bareng Revan dan Kusti kali ini bareng Revan dan Noey.
Panorama Tumpak Sewu
Panorama Tumpak Sewu
Panorama Tumpak Sewu
Jum’at, 18 Januari kamipun memulai lagi petualanagan menuju Tumpak Sewu via Goa Tetets.  Karena hari Jum’at kami harus kembali sebelum Jumatan, Berangkat sekitar jam 8, sampai di parkiran motor (sebenarnya bisa jalan kaki dari parkiran Tumpak Sewu) dan membayar ongkos parkir Rp. 5.000 dan HTM Rp. 5.000.

Kondisi trek yang kami lew ati tidak berubah, dalam artian tangga-tangganya masih seperti yang dulu belum ada perbaikan.tangga-tangga yang terus menuruni bukit terjal. Oh iya di warung yang dulu kami beristirahat sekarang terlihat ada air terjun di tebing sebelah kiri, mungkin lagi musim hujan hahahha. 

Sampai di Goa Tetes, terlihat debit air nya lebih besar dibanding dulu. Kali ini kami banyak menghabiskan waktu untuk bermain air di Goa Tetes. Kali ini kami memanjat bebatuan yang ada di sekitar Goa Tetes, melewati air terjun yang mengalir di bawahnya dan memasuki mulut goa. Karena sangat sepi dan hanya kami di area ini, kamipun bebas bermain di Goa Tetes.
View Goa Tetes
Bermain air di Goa Tetes
Bermain air di Goa Tetes


Bermain air di Goa Tetes
Dari Goa Tetes selanjutnya menuruni tebing melewati jalur air, di sini sudah tersedia pegangan, sebelumnya hanya berupa tali karet. Selanjutnya kembali turun hingga mencapai air terjun yang jatuh disepanjang tebing.
Terakhir adalah menuruni bukit hingga sampai di area sungai, ini adalah jalur tegak lurus tapi tersedia injakan dan pegangan namun tetap saja harus berhati-hati. Dan sampai di bawah kemudian menyusuri sungai hingga mencapai air terjun yang lumayan tinggi. Jadi air terjun ini berada di tengah-tengah antara Goa Tetes dan Tumpak Sewu/Coban Sewu. Keduanya masing-masing berjarak sekitar 150m ke air terjun ini.
Air terjun sebelum menuju Tumpak Sewu
Melewati jalan di celah bebatuan, melewati jalan di dekat air terjun, terasa bagai di dalam film-film petualangan hehehehe... Selanjutnya menyisiri bantaran sungai yang berwarna kecoklatan (padahal air terjun di sepanjang tebing sangat jernih), coklat karena salah satu aliran air Tumpak Sewu berasal dari sungai yang berwarna coklat karena penambangan pasir.

Sekitar 100m setelah air terjun (masih ada) loket masuk ke Tumpak Sewu dengan tarif yang masih sama Rp. 10.000/orang. Harap di catat, loket ini sudah masuk wilayah Malang yang mana Tumpak Sewu di sebut Coban Sewu jika melewati gerbang Malang. Sekitar 50m kemudian kita melewati jembatan besi yang cukup untuk satu orang. Sampai di seberang sungai kemudian menaiki sedikit bukit maka sampailah kita di area Tumpak Sewu. Keluar dari lembah, menyaksikan kemegahan Tumpak Sewu ini berasa berada di dunia lain.

Berbeda dengan kunjungan sebelumnya, sekarang debit air Tumpak Sewu lebih besar. Walaupun warna air dari aliran sungai (yang paling besar) tidak terlalu coklat tapi cukup membuat aliran sungai berwarna kecoklatan. Inilah bukti pepatah yang mengatakan “Gara-gara nila setitik rusak susu sebelanga” hahahha.

Kali ini kami melakukan hal yang dulu terlewatkan, yaitu menaiki tebing yang ada di sisi sebelah kanan. Di atas kami bertemu bapak pemilik peginapan yang menjadi guide bagi 2 orang tamu. Di atas tebing ini juga ada area yang lumayan luas dan rata, membuat kita leluasa menikmati air terjun dengan leluasa. Dari atas sini terlihat pelangi yang muncul akibat perpaduan sinar matahari dan tampias akibat derasnya debit air.

Untuk foto-foto antimainstream kita bisa mengambil posisi di atas sebuah batu yang agak menonjol. Untuk mendapatkan foto yang ciamik, fotografer nya bisa mengambil dari bawah sehingga didapat object foto dengan latar ketinggian Tumpak Sewu. Tentu saja untuk ke batu tersebut butuh keberanian. Hati-hati jangan sampai terpeleset karena di bawahnya langsung ke bebatuan. 
View Tumpak Sewu dari tebing sebelah kanan

View Tumpak Sewu dari tebing sebelah kanan
View Tumpak Sewu dari tebing sebelah kanan
View Tumpak Sewu dari tebing sebelah kanan
Pelangi di Tumpak Sewu
Karena hari Jum’at, hanya beberapa orang saja di area ini. Dan karena hari Jum’at juga kami harus buru-buru kembali sebelum tengah hari. Untuk trek pulang, kami mengambil rute seperti waktu datang yaitu via Goa Tetes. Di air terjun sebelum Goa Tetes kami berenang, menikmati air yang jernih bak kristal. Sangat menyegarkan....

Sampai di penginapan, bersih-bersih dan lanjut sholat Jumat di mesjid yang tidak jauh dari penginapan. Selanjutnya checkout sekitar jam 14.00.

Karena Noey belum pernah ke Coban Ciblungan (saya dan Revan sudah pernah), kami mampir sebentar karena lokasinya yang tidak begitu jauh dari jalan raya Malang-Lumajang.

Coban Ciblungan
Coban Ciblungan
Melanjutkan perjalanan ke Malang yang berjarak sekitar 2 jam, kami mampir makan siang di warung yang dulu kami pernah mampir. Mengejutkan, mbak yang jaga warung ingat sama kita dan sapaan pertamanya “Ke Tumpak Sewu lagi ya mas?”, “Mbak yang dulu gak ikut? (maksudnya Kusti yang dulu ikut).... mudah-mudahan kalau dikasih umur panjang kami akan kembali lagi ke Tumpak Sewu... Aamiin...!

Baca juga link terkait:
- Sumber Telu, Panorama Coban Kapas Biru dan Coban Gampit
- Coban Srengenge dan Coban Gintung  
- Coban Kabut Pelangi
- Coban Kapas Biru 
- Coban Kaca dan Coban Rais 
- Air Terjun Madakaripura, Coban Lawean dan Coban Kembar 
- Coban Rondo dan Labirin Coban Rondo
- Sumber Siji, Sumber Pitu dan Sumber Papat
- Coban Putri Ayu/Coban Buntung, Coban Kodok dan Grojogan Sewu

Comments

Popular posts from this blog

7 Gunung Berapi Tertinggi di Indonesia

Ada begitu banyak gunung berapi yang bisa kita jumpai di Indonesia. Gunung berapi yang jumlahnya berlimpah itu terbentuk akibat zona subduksi antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Nah, berikut adalah tujuh gunung berapi tertinggi di Indonesia, menurut data yang dilansir Wikipedia. Mari kita simak bersama! 1. Gunung Kerinci Gunung Kerinci,  3.805 meter. Gunung berapi tertinggi di Indonesia ini juga dikenal sebagai Gunung Gadang dan Puncak Indrapura. Gunung Kerinci memiliki ketinggian mencapai 3.805 meter dan terletak di Provinsi Sumatera Barat dan Jambi, sekitar 130 km sebelah selatan Padang. Uniknya lagi, gunung berbentuk stratovulkan ini mempunyai kawah seluas 400x120 meter yang berisi air berwarna hijau. 2. Gunung Rinjani Gunung Rinjani,  3.726 mdpl. Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 mdpl serta terletak pada lintang 8º25' LS dan 116

Pantai Pandawa di Bali

Menghabiskan waktu liburan di pulau Bali pasti tidak mengenal rasa bosan, banyak pilihan tempat menarik sebagai Obyek Wisata di Pulau Dewata Bali yang bisa dikunjungi, ada wisata budaya, wisata kulinner, wisata air, dan pastinya wisata pantai. Banyak pantai eksotik yang tersebar di seluruh pesisir pulau Bali, salah satunya adalah pantai Pandawa, pantai berpasir putih lembut yang belakangan makin banyak dikunjungi wisatawan domestik maupun asing. Pantai Pandawa di Bali Kali ini saya akan berbagi pengalaman selama mengunjungi tempat wisata di pulau Bali, yaitu pantai Pandawa Pantai Pandawa di Bali banyak yang menyebutnya sebagai pantai rahasia atau secret beach , karena lokasinya yang berada di balik perbukitan kapur yang menjulang tinggi, sedangkan warga lokal menyebut pantai Pandawa dengan sebutan Pantai Kutuh karena letak pantai ini di desa Kutuh, yang warganya terkenal dengan penghasil budi daya rumput laut sebagai aktifitas keseharian warganya. Indahnya pantai Pandawa di Bali Let

Danau Matano, Terdalam di Asia Tenggara

Danau Matano terletak di Sorowako, Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.  Namanya belum setenar Danau Toba di Medan, Sumatera Utara, tapi pesona Danau Matano gak bisa dipandang sebelah mata. Danau Matano terletak di Sorowako, Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.  Pelesiran ke sini, mustahil kamu tidak jatuh cinta dengan danau yang diklaim sebagai yang terdalam di Asia Tenggara . Mata kamu bakal dimanjakan dengan jernihnya biru air danau, yang membuatmu bisa melihat danau hingga kedalaman 20 meter! Pantai Salonsa, Danau Matano. Foto: Wikipedia Danau Matano terbentuk dari ribuan mata air akibat gerakan tektonik di litosfer. Kini, danau ini menjadi rumah buat aneka ikan serta burung danau terbang dan dikelilingi Pegunungan Verbeek nan hijau.  Tak hanya itu, sejumlah fauna eksotis, seperti kepiting bungka, udang, siput, keong air tawar dan yang paling kesohor dari Danau Matano, ikan purba buttini yang memiliki nama latin Glossogobius matanensis juga