Skip to main content

Jelajah Malang-Lumajang: Coban Kabut Pelangi

Kembali dari Coban Kapas Biru, kami beristirahat sebentar di warung dekat pintu masuk coban. Menikmati buah salak Pondoh yang baru dipetik dari kebun dan membelinya 2 kg yang harga sekilonya Rp. 5.000. Salak di sini sangat manis dan harganya Rp. 2.500-5.000 per kilogram tergantung ukuran. Biasanya salak-salak ini di jual pengepul yang kemudian di distribusikan umumnya ke kota-kota di Jawa dan sebagian lagi ke luar pulau Jawa.

Dari parkiran kami menuju Coban Kabut Pelangi yang jarak parkirannya tidak begitu jauh dari parkiran Coban Kapas Biru. Dari parkiran Coban Kapas Biru ambil kiri, kira-kira 200m kita sudah sampai di parkiran Coban Kabut Pelangi. Sampai di parkiran, sebenarnya kami berniat makan siang dan ternyata di sini tidak ada warung makan yang ada hanya warung yang menjual minuman yang tidak jauh dari parkiran dan gerobak Bakso Malang. Karena sudah lapar kami makan bakso Malang. Habis makan bakso kami kemudian ke loket untuk membayar tiket masuk Rp. 5.000/orang dan parkir motor Rp. 5.000.
Area parkir Coban Kabut Pelangi
Dari perkir kemudian kami memulai trek. Mirip dengan trek ke Coban Kapas Biru, hanya saja trek di sini lebih landai. Sampai di pinggir tebing, memandang ke perbukitan di depan kami, sudah terlihat pemandangan yang memukau. Terlihat di bawah lembah aliran sungai yang sama dengan aliran sungai ke Coban Kapas Biru hanya saja trek kali ini menuju ke arah kanan alias menjauhi Coban Kapas Biru.
Coban Sriti di kejauhan
Trek ke Coban Kabut Pelangil
Di seberang lembah terlihat jalan kecil berkelok-kelok yang mengarah ke bibir sungai. Terlihat di kejauhan penambangan pasir. Di sebelah kanan, di batas pandangan kami terlihat juga coban yang mengalir langsung ke sungai. Kami berharap bisa menyeberangi sungai untuk mengunjungi coban-coban tersebut.
Coban kembar di seberang lembah
Terus menelusuri pinggang bukit dengan kondisi jalan menurun. Meskipun jalan setapak terlihat jelas tetap harus berjalan hati-hati karena terkadang kita melewati bebatuan dan melewati jembatan kecil yang tentu saja dipinggir lembah.

Jalan menurun ini akhirnya berakhir di sebuah anak sungai yang merupakan aliran dari Coban Kabut Pelangi. di pinggir sungai terdapat saung tempat berjualan dan beristirahat, sayang saungnya sedang kosong karena hari itu bukan hari libur/weekend. Berada di saung ini, kita bisa beristirahat sambil menikmati sebuah air terjun yang sangat tinggi yang jatuh di tebing di seberang sungai. Air terjun yang tidak bernama, atau setidaknya kami tidak tahu nama air terjun ini. Di sini juga kami bertemu dengan 2 orang traveler dan salah seorangnya menjadi temanan di IG.
Salah satu coban yang di lewati
Salah satu coban yang di lewati
Salah satu coban yang di lewati
Menyeberang sungai yang tidak begitu dalam, kemudian melewati bebatuan, dan berjalan kembali memasuki lembah sempit diantara 2 tebing tinggi. Berada di lembah sempit ini kadang-kadang tersirat pikiran jelek, seandainya ada air bah tentulah kami tidak bisa melarikan diri, apalagi saat itu cuaca gerimis. Tidak begitu jauh dari coban yang kami temui tadi kemudian kami bertemu lagi dengan satu coban lagi meskipun tidak sebesar dan setinggi yang tadi namun membuat perjalanan ini semakin berkesan. Sebuah coban lagi, tak bernama...
Salah satu coban yang di lewati
Menyisir tebing dan kembali memasuki aliran sungai, kami bertemu dengan sekeluarga wisatawan mancanegara alias bule tanpa guide. Sampai di titik ini kami sudah bisa melihat Coban Kabut Pelangi di kejauhan.

Meskipun jauh, berjarak sekitar 100m, coban ini terlihat benar-benar spektakuler. Lebih besar dan lebih tinggi dibanding Coban Kapas Biru yang barusan kami kunjungi. Berada di ujung lembah, dikelilingi tebing-tebing tegak lurus dan dihiasi hijaunya tanaman. Selain lebih besar, yang membedakan lagi dengan Coban Kapas Biru adalah bebatuan tebingnya tidak coklat tapi abu-abu/kehitaman diselimuti tanaman hijau. Karena besarnya debit coban ini, hampir semua area di sekitarnya di penuhi kabut akibat tampiasnya sehingga semakin mendekat akan membuat badan kita basah ditambah lagi dengan cuaca gerimis.
Coban Kabut Pelangi di kejauhan
Coban Kabut Pelangi
Mendekati area coban, berjarak sekitar 50m terdapat gazebo kecil untuk berteduh, namun tetap saja basah. Jadi kalau kalian ingin berfoto di sini usahakan bawa HP anti air atau di lindungi dengan anti air. Dan hati-hati menggunakan Kamera karena akan basah dan bisa membuat rusak.

Di dekat coban ini ada dua batu besar yang saling berhadapan dan di selimuti lumut hijau sehingga kita bisa berfoto di sini. Epic.....!!!!. Tidak perlu berenang untuk basah karena berada di atas batu tersebut sudah membuat badan kita basah seperti mandi di bawah shower. Dan berada di batas batu ini juga kita bisa melihat langsung dari dekat betapa megahnya coban ini dan menyaksikan hempasan air menerjang bebatuan di bawahnya. Dan tentu saja tetap berhati-hati ketika berada di sekitar coban ini, jangan terlalu dekat....!!
Coban Kabut Pelangi dari dekat
Coban Kabut Pelangi dari dekat
Setelah mengambil beberapa foto, dan sudah semakin sore kami kemudian kembali. Sampai di saung yang tadi kami lewati, saya tergoda untuk mencari jalan menuju coban-coban yang ada di seberang aliran Sungai Besukbang. Menyusuri anak sungai yang merupakan aliran Coban Kabut Pelangi kemudian sampai dipinggiran sungai Besukbang yang berarus angat deras. Terlihat area penambangan pasir/batu sungai.

Di seberang terlihat seorang penambang sedang istirahat. Karena kerasnya suara aliran sungai, dan si bapak memberi isyarat tidak bisa menyeberang sungai, dan kalau ke seberang harus memutar. Karena tidak bisa menyeberang kamipun memutuskan kembali. Kembali melewati jalan yang tadi kami lalui, tapi kali ini menanjak. Dan tenagapun benar-benar terkuras, selain treknya panjang dan menanjka juga karena sebagian besar tenaga sudah terpakai sewaktu ke Coban Kapas Biru. Meskipun begitu, lelahpun terbayarkan dengan mengingat sudah mengunjungi 2 air terjun dalam satu hari, Coban Kapas Biru dan Coban Kabut Pelangi

Info:
Nama  : Coban  Kabut Pelangi
Alamat : Ds. Mulyoharjo, kec. Pronojiwo-Lumajang-Jawa Timur
Biaya: HTM: Rp. 5.000 Parkir: Rp. 5.000


Baca juga link terkait:
- Tumpak Sewu/Coban Sewu dan Coban Ciblungan (kunjungan kedua)
- Sumber Telu, Panorama Coban Kapas Biru dan Coban Gampit
- Coban Srengenge dan Coban Gintung 
- Coban Kapas Biru 
- Coban Kaca dan Coban Rais 
- Air Terjun Madakaripura, Coban Lawean dan Coban Kembar 
- Coban Rondo dan Labirin Coban Rondo
- Sumber Siji, Sumber Pitu dan Sumber Papat
- Coban Putri Ayu/Coban Buntung, Coban Kodok dan Grojogan Sewu

Comments

Popular posts from this blog

7 Gunung Berapi Tertinggi di Indonesia

Ada begitu banyak gunung berapi yang bisa kita jumpai di Indonesia. Gunung berapi yang jumlahnya berlimpah itu terbentuk akibat zona subduksi antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Nah, berikut adalah tujuh gunung berapi tertinggi di Indonesia, menurut data yang dilansir Wikipedia. Mari kita simak bersama! 1. Gunung Kerinci Gunung Kerinci,  3.805 meter. Gunung berapi tertinggi di Indonesia ini juga dikenal sebagai Gunung Gadang dan Puncak Indrapura. Gunung Kerinci memiliki ketinggian mencapai 3.805 meter dan terletak di Provinsi Sumatera Barat dan Jambi, sekitar 130 km sebelah selatan Padang. Uniknya lagi, gunung berbentuk stratovulkan ini mempunyai kawah seluas 400x120 meter yang berisi air berwarna hijau. 2. Gunung Rinjani Gunung Rinjani,  3.726 mdpl. Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 mdpl serta terletak pada lintang 8º25' LS da...

Eksplor Solok Selatan Bagian 4: Kebun Teh Alahan Panjang, Mesjid Tuo Kayu Jao dan Danau Di Ateh (Danau Kembar)

Melanjutkan perjalanan dari Sangir dimana kami menghabiskan waktu berenang di Air Pauh Duo dan mengunjungi Nagari Saribu RumahGadang selanjutnya kami menuju Alahan Panjang untuk menginap di Danau Di Ateh (Danau Di Atas). Karena tergoda dengan promosi wisata di sini yang memperlihatkan penginapan di pinggir danau yang bergaya ala-ala Eropa. Sampai di Danau Di Ateh sudah sore. Memasuki Kawasan wisata kami harus membayar sekitar Rp. 25.000 per orang (dewasa). Dan sepertinya di dalam Kawasan wisata sedang ada bazaar sehingga terlihat sangat berantakan dan sampah berserakan di mana-mana. Singkat cerita kami menyewa 2 villa dengan harga Rp. 500.000 dan Rp. 300.000 yang dibayar via petugas yang   bersih-bersih villa (karena menurut beliau pembayarannya lewat mereka, dan saya juga bingung karena memang tidak tahu harus bayar dimanan, LOL). Dan sumpah, inilah penginapan yang tidak terurus, mesti terlihat bagus tapi didalamnya sangat kotor mulai dari karpet, korden, dinding etc. Tidak ada ...

Cagar Biosfer Indonesia (Biosphere Reserves of Indonesia)

Peta Kawasan Konservasi Indonesia Cagar Biosfer Indonesia (Biosphere Reserves of Indonesia) adalah situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerjasama program MAB-UNESCO (Man and The Biosphere Programme - United Nations Education Social and Cultural Organization) untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan, berdasarkan pada upaya masyarakat lokal dan ilmu pengetahuan yang handal. Sebagai kawasan yang menggambarkan keselarasan hubungan antara pembangunan ekonomi, pemberdayaan masyarakat dan perlindungan lingkungan, melalui kemitraan antara manusia dan alam. Biosphere reserves are sites recognized under UNESCO's Man and the Biosphere Programme, which innovate and demonstrate approaches to conservation and sustainable development. They are of course under national sovereign jurisdiction, yet share their experience and ideas nationally, regionally and internationally within the World Network of Biosphere Reserves. There are 551 sites world...