Skip to main content

Jelajah Majalengka Bagian 3: Curug Cipeuteuy dan Hunting Durian


Hari ketiga di Majalengka, 24 Desember 2018
Hari ini kami berencana setengah hari di Majalengka dan selanjutnya akan menuju Lembang. Pagi-pagi kami check-out dan menaruh semua barang-barang di mobil dan melanjutkan kembali perjalanan menggunakan motor. Tujuan kami kali ini adalah ke Curug Cipeuteuy yang tentu saja sekalian berenang karena kunjungan ke 2 curug sebelumnya tidak berenang.
Jarak dari penginapan di kota Majalengka ke Curug Cipeuteuy yang ada di Taman Nasional Gunung Ciremai sekitar 1 jam. Perjalanan ke curug ini berlawanan arah dengan 2 curug sebelumnya. Pemandangan sepanjang jalan menuju curug tidak kalau dibandingkan dengan perjalanan kemaren. Dengan suasana pedesaan yang dikelilingi oleh tersering sawah dan ladang-ladang. Hanya saja, di sepanjang perjalanan kami banyak menemukan pedagang yang menjual durian yang memang sedang musimnya.
Sampai di gerbang Taman Nasional ternyata sudah banyak kendaraan pengunjung yang parkir baik motor ataupun mobil. Hanya saja untuk mobil agak susah parkiran karena jalannya kecil dan sisi kiri adalah bukit dan sisi kanan adalah lembah. Setelah membayar parkir Rp. 3.000/motor dan Rp. 15.000/orang kemudian kami trekking menuju curug.
Memasuki area Taman Nasional, kita disuguhi pemandangan khas pegunungan. Udara yang segar dari pepohonan dan hutan membuat paru-paru kita plong ... kecuali kamu perokok berat ya.. gak ngaruh juga... hehehehe....
Suasana hutan
Lokasi curug yang berada di tengah lembah
Menyusuri jalan setapak yang rapih sekitar 15 menit kita sudah sampai di area wisata Curug Cipeuteuy. Menuruni tangga-tangga hingga sampai di aliran curug, terlihat di sebelah kiri Curug Cipeuteuy yang mengalir melalui tebing yang tidak terlalu tinggi. Istimewanya, air curug ini langsung dari pegunungan sehingga airnya sangat jernih dan berwarna kebiruan. Kolam ini dikhususkan buat orang dewasa atau anak-anak yang bisa berenang. Di atas kolam ini terdapat curug kecil yang di bendung tapi tidak boleh pengunjung masuk area ini.
Curug Cipeuteuy yang airnya berwarna kebiruan
Curug Cipeuteuy yang airnya berwarna kebiruan
Curug bagian atas yang tidak diperbolehkan mendekat
Kolam di sekitar curug sudah dibendung dengan kedalaman sekitar 1.5m. di aliran bawahnya mempunyai kedalaman sekitar 1m, di kolam ini terdapat beberapa pancuran.
Air dari dua kolam ini melewati jembatan buatan yang dibuat sedemikian rupa sehingga air yang mengalir berbentuk air terjun. Selanjutnya dibawah terdapat kolam-kolam buat anak-anak yang dalamnya sekitar 30-50cm. 
Suasana di sekitar Curug
Di sisi bukit dibuat undakan-undakan di bawah pohon pinus agar pengunjung bisa beristirahat dan juga terdapat rumah pohon untuk berselfie. Di sini juga terdapat beberapa warung meskipun sebenarnya bangunan seperti ini tidak diperbolehkan berdiri di Taman Nasional.
Tidak menunggu lama, kamipun berenang di kolam atas. Sangat-sangat segar airnya.selain berenang kita juga bisa bermain dibawah curug dan nikmati sensasi pijat alami :D. Setelah dari kolam atas kemudian mencoba kolam kolam yang ada di bawahnya. 
Brmain air di kesegaran Curug Cipeuteuy
Brmain air di kesegaran Curug Cipeuteuy
Brmain air di kesegaran Curug Cipeuteuy
Brmain air di kesegaran Curug Cipeuteuy
Brmain air di kesegaran Curug Cipeuteuy
Bermain air di pincuran
Berenang di kolam anak-anak
Puas bermain air kemudian beristirahat di salah satu saung menikmati mie instan dan gorengan. Setelah ganti pakaian selanjutnya kembali ke penginapan sambil hunting duren.
Tidak jauh dari Taman Nasional melewati perkampungan kami mampir di salah satu pengepul duren. Ada banyak pengunjung saat itu baik yang makan ditempat ataupun di bawa pulang. Kami membeli beberapa duren untuk makan di tempat dan dipilihkan yang bagus. Durennya lumayan enak meskipun jenisnya tidak ada khas Majalengka. Hanya saja ada 1 jenis yang belum pernah saya coba yaitu Duren Kuning Emas, kecil, tidak berbau tapi warnannya kuning keemasan. Rasanya tidak pahit, 

lembut/creamy, unik lah pokoknya yang membuat saya harus bawa pulang 2 buah (karena tidak ada baunya jadi tidak bikin mabuk di mobil). Harga durennya bervariasi dari harga 25.000-75.000. Di sini juga ada rambutan yang bebas di ambil dari pohonnya. Ah...  petualangan yang lain dari biasanya... petualangan yang ditutup dengan makan duren...

Belanja duren di pengepul
Duren yang rasanya legit
Duren Kuning Emas
Baca juga ling terkait:
- Curug Tapak Kuda dan Curug Muara Jaya
- Terasering Panyaweuyan

Comments

Popular posts from this blog

7 Gunung Berapi Tertinggi di Indonesia

Ada begitu banyak gunung berapi yang bisa kita jumpai di Indonesia. Gunung berapi yang jumlahnya berlimpah itu terbentuk akibat zona subduksi antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Nah, berikut adalah tujuh gunung berapi tertinggi di Indonesia, menurut data yang dilansir Wikipedia. Mari kita simak bersama! 1. Gunung Kerinci Gunung Kerinci,  3.805 meter. Gunung berapi tertinggi di Indonesia ini juga dikenal sebagai Gunung Gadang dan Puncak Indrapura. Gunung Kerinci memiliki ketinggian mencapai 3.805 meter dan terletak di Provinsi Sumatera Barat dan Jambi, sekitar 130 km sebelah selatan Padang. Uniknya lagi, gunung berbentuk stratovulkan ini mempunyai kawah seluas 400x120 meter yang berisi air berwarna hijau. 2. Gunung Rinjani Gunung Rinjani,  3.726 mdpl. Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 mdpl serta terletak pada lintang 8º25' LS da...

Eksplor Solok Selatan Bagian 4: Kebun Teh Alahan Panjang, Mesjid Tuo Kayu Jao dan Danau Di Ateh (Danau Kembar)

Melanjutkan perjalanan dari Sangir dimana kami menghabiskan waktu berenang di Air Pauh Duo dan mengunjungi Nagari Saribu RumahGadang selanjutnya kami menuju Alahan Panjang untuk menginap di Danau Di Ateh (Danau Di Atas). Karena tergoda dengan promosi wisata di sini yang memperlihatkan penginapan di pinggir danau yang bergaya ala-ala Eropa. Sampai di Danau Di Ateh sudah sore. Memasuki Kawasan wisata kami harus membayar sekitar Rp. 25.000 per orang (dewasa). Dan sepertinya di dalam Kawasan wisata sedang ada bazaar sehingga terlihat sangat berantakan dan sampah berserakan di mana-mana. Singkat cerita kami menyewa 2 villa dengan harga Rp. 500.000 dan Rp. 300.000 yang dibayar via petugas yang   bersih-bersih villa (karena menurut beliau pembayarannya lewat mereka, dan saya juga bingung karena memang tidak tahu harus bayar dimanan, LOL). Dan sumpah, inilah penginapan yang tidak terurus, mesti terlihat bagus tapi didalamnya sangat kotor mulai dari karpet, korden, dinding etc. Tidak ada ...

Cagar Biosfer Indonesia (Biosphere Reserves of Indonesia)

Peta Kawasan Konservasi Indonesia Cagar Biosfer Indonesia (Biosphere Reserves of Indonesia) adalah situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerjasama program MAB-UNESCO (Man and The Biosphere Programme - United Nations Education Social and Cultural Organization) untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan, berdasarkan pada upaya masyarakat lokal dan ilmu pengetahuan yang handal. Sebagai kawasan yang menggambarkan keselarasan hubungan antara pembangunan ekonomi, pemberdayaan masyarakat dan perlindungan lingkungan, melalui kemitraan antara manusia dan alam. Biosphere reserves are sites recognized under UNESCO's Man and the Biosphere Programme, which innovate and demonstrate approaches to conservation and sustainable development. They are of course under national sovereign jurisdiction, yet share their experience and ideas nationally, regionally and internationally within the World Network of Biosphere Reserves. There are 551 sites world...