Skip to main content

Jelajah Cianjur Selatan,Garut Selatan dan Bandung Selatan Bagian 1: Curug Cikondang dan Curug Terekel

Mengisi liburan 16 November plus cuti 2 hari dengan total 5 hari libur, saya di temani Revan dan Noey memutuskan keliling ke daerah wisata di Cianjur Selatan-Garut-Bandung Barat. Dari Bogor awalnya kami mulai dari Bandung Barat via tol Cikampek. Berangkat dari Bogor sekitar jam 5 pagi, dan ternyata unpredictable, sebelum memasuki tol Cikampek sudah macet parah dan kami memutuskan putar balik ke Bogor dan melewati jalur Puncak.

Kehilangan waktu hampir 3 jam, sampai Cianjur sekitar jam  9-an. Jalanan relatif lancar hanya saja sedikit macet di 2 pasar yang kami lewati salah satunya di Pasar sebelum Istana Cipanas. Serng sekali melewati depan Istana yang bersejarah ini dan ada keinginan untuk berhenti sejenak meskipun hanya sekedar mengambil foto tapi keinginan itu masih belum terlaksana. Mungkin lain kali.
Pemandangan pagi hari
Untuk menuju Curug Cikondang ini kami mengandalkan Google Maps dan sesekali bertanya kepada penduduk lokal. Petunjuk pertama yang harus dilewati yaitu ke arah Gunung Padang. Dari jalan ini kita mengambil jalan lurus. Selanjutnya memasuki jalur perbukitan, jalur ini juga pernah kami lewati ketika mengunjungi Curug Malela di Bandung Barat. Yang saya ingat adalah ini jalan raya Cibeber.

Meskipun kondisi jalan yang kami lewati tidak bagus tapi terbalaskan dengan pemandangan di sepanjang perjalanan. Perbukitan berlapis-lapis, pepohonan dan perkampungan yang diapit oleh hijaunya pepohonan. Sesekali kami membiarkan pintu mobil terbuka supaya masuk udara segar.
View pegunungan
Kondisi jalan desa
Melewati perkampungan yang jalannya jalan tanah selanjutnya kami memasuki perkebunan teh. Seperti umumnya jalanan di perkebunan teh, di sini jalannya juga jelek, berbatu-batu dan lobang sehingga mobil yang kami bawa terkadang ‘nyangkut’. di salah satu ujung jalan kami sampai di parkiran curug. Parkiran ini terdapat 2 rumah dan warung yang sekaligus sebagai penjaga loket. 
Kondisi jalan di perkebunan teh
Perkebunan teh di sekitar curug
Perkebunan teh di sekitar curug
Setelah bayar tiket masuk dan parkir selanjutnya kami berjalan kaki ke arah curug yang ternyata tidak begitu jauh dari area parkiran. Karena hari kerja, pengunjung sangat sepi hanya terlihat 2 orang pengunjung. 

Melewati jembatan yang dibawahnya mengalir sungai kecil yang merupakan aliran dari Curug Cikondang. Dari jembatan ini kita sudah bisa melihat jatuhnya air curug. Selanjutnya melewati jalan setapak kecil yang di sebelah kanannya adalah pekebunan teh. Menuruni bukit yang tidak terlalu curam kita sudah bisa menyaksikan Curug Cikondang di kejauhan.
Jalan setapak menuju curug
Curug Cikondang dari kejauhan
Mendekati curug dari dekat terlihat kemegahan curug ini. Curug ini mempunyai ketinggian sekitar 50m dan lebar sekitar 30m. Air yang tadi nya mengalir tidak begitu lebar, sampai di mulut curug kemudian jatuh melebar melewati bebatuan tebing dan terlihat seperti Niagara mini. Keeksotisan curug ini ditambah dengan bebatuan yang berwarna kecoklatan.
Curug Cikondang dari dekat
Curug Cikondang dari dekat
Curug Cikondang dari dekat
Di depan kiri curug terdapat batu besar yang dibuatkan platform di atasnya. Melewati tangga, hingga sampai di atas batu ini sehingga kita bisa menyaksikan keindahan curug ini dari dekat. Meskipun dipasangi besi pengaman tapi tetaplah berhati-hati jika mengambil foto dari atas batu ini. Tetaplah memperhatikan keselamatan meskipun terlihat aman.
Spot foto di atas batu
Nah jika kalian kesini tak usah takut, di sini disiapkan fasilitas seperti warung, saung untuk bersantai dan toilet. hanya saja warung di sini tidak menyiapkan makan besar, karena jauh dari mana-mana sebaiknya kalian menyiapkan makan siang sendiri.

Lewat tengah hari, kami melanjutkan perjalanan, tujuan selanjutnya adalah Curug Citambur sekaligus berkemah di sana. Nah keluar dari pekebunan teh, memasuki perkampungan, kami melihat plang petunjuk arah ke sebuah curug namanya Curug Terekel. Meskipun tidak ada rencana ke curug ini kami putar balik mengikuti petunjuk arah. 

Dari jalan raya ke parkiran Curug Terekel kira-kira 6-7km. Memasuki perkampungan terpencil di perbukitan, dengan jalan kecil kami menghentikan mobil di sebuah tanah lapang. Tidak terlihat seorangpun penjaga di sini. 

Setelah mengambil posisi parkir, kemudian dilanjutkan trekking. Mengikuti jalan setapak yang tidak terlalu jauh kamipun sampai di Curug Terekel. Terlihat beberapa pemuda sedang berbenah sepertinya sedang membuat saung dan membersihkan area sekitar sungai. Meskipun kami adalah pengunjung, tidak ada tiket saat itu, mungkin karena belum resmi di buka. 
Jalan menuju Curug Terekel
Sebelum turun ke bawah, kita bisa langsung berjalan menuju curug tingkat atas. Melewati bebatuan yang lumayan licin dan aliran air yang debitnya tidak begitu deras saat itu. Sperti namanya, terekel dalam bahasa Sunda berarti bertingkat-tingkat/seperti tangga. 
Curug Terekel dari atas
Di atas terlihat curug kecil melewati cekungan tebing dan membentuk kolam dibawahnya. Harus hati-hati berjalan di bebatuan atas ini karena langsung berhadapan denga tebing tempat jatuhnya curug tingkat 2.
Curug Terekel tingkat atas
Curug Terekel tingkat atas
Curug Terekel tingkat atas
Menuruni bukit hingga ke aliran sungai kita bisa menyaksikan curug utama yang mempunyai beberapa aliran. Aliran curug ini melewati tebing batu dan seolah-olah berupa tirai/hordeng. Sementara di bawahnya tidak terlihat kolam yang dalam. Mungkin nanti akan di benahi sehingga dibuat kolam untuk membendung aliran sungai sehingga pengunjung bisa berenang.
Curug Terekel tingkat bawah (utama)
Curug Terekel tingkat bawah (utama)
Lewat jam 3 siang kami melanjutkan perjalanan menuju Curug Citambur ...

=============
Info:
Curug Cikondang
Alamat: Desa Sukadana, Kec. Campaka-Cianjur
Biaya: masuk Rp. 10.000 parkir Rp. 5.000
=============
Curug Terekel
Alamat: desa Mekarjaya, kec. Campaka-Cianjur

Comments

Popular posts from this blog

7 Gunung Berapi Tertinggi di Indonesia

Ada begitu banyak gunung berapi yang bisa kita jumpai di Indonesia. Gunung berapi yang jumlahnya berlimpah itu terbentuk akibat zona subduksi antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Nah, berikut adalah tujuh gunung berapi tertinggi di Indonesia, menurut data yang dilansir Wikipedia. Mari kita simak bersama! 1. Gunung Kerinci Gunung Kerinci,  3.805 meter. Gunung berapi tertinggi di Indonesia ini juga dikenal sebagai Gunung Gadang dan Puncak Indrapura. Gunung Kerinci memiliki ketinggian mencapai 3.805 meter dan terletak di Provinsi Sumatera Barat dan Jambi, sekitar 130 km sebelah selatan Padang. Uniknya lagi, gunung berbentuk stratovulkan ini mempunyai kawah seluas 400x120 meter yang berisi air berwarna hijau. 2. Gunung Rinjani Gunung Rinjani,  3.726 mdpl. Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 mdpl serta terletak pada lintang 8º25' LS da...

Eksplor Solok Selatan Bagian 4: Kebun Teh Alahan Panjang, Mesjid Tuo Kayu Jao dan Danau Di Ateh (Danau Kembar)

Melanjutkan perjalanan dari Sangir dimana kami menghabiskan waktu berenang di Air Pauh Duo dan mengunjungi Nagari Saribu RumahGadang selanjutnya kami menuju Alahan Panjang untuk menginap di Danau Di Ateh (Danau Di Atas). Karena tergoda dengan promosi wisata di sini yang memperlihatkan penginapan di pinggir danau yang bergaya ala-ala Eropa. Sampai di Danau Di Ateh sudah sore. Memasuki Kawasan wisata kami harus membayar sekitar Rp. 25.000 per orang (dewasa). Dan sepertinya di dalam Kawasan wisata sedang ada bazaar sehingga terlihat sangat berantakan dan sampah berserakan di mana-mana. Singkat cerita kami menyewa 2 villa dengan harga Rp. 500.000 dan Rp. 300.000 yang dibayar via petugas yang   bersih-bersih villa (karena menurut beliau pembayarannya lewat mereka, dan saya juga bingung karena memang tidak tahu harus bayar dimanan, LOL). Dan sumpah, inilah penginapan yang tidak terurus, mesti terlihat bagus tapi didalamnya sangat kotor mulai dari karpet, korden, dinding etc. Tidak ada ...

Cagar Biosfer Indonesia (Biosphere Reserves of Indonesia)

Peta Kawasan Konservasi Indonesia Cagar Biosfer Indonesia (Biosphere Reserves of Indonesia) adalah situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerjasama program MAB-UNESCO (Man and The Biosphere Programme - United Nations Education Social and Cultural Organization) untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan, berdasarkan pada upaya masyarakat lokal dan ilmu pengetahuan yang handal. Sebagai kawasan yang menggambarkan keselarasan hubungan antara pembangunan ekonomi, pemberdayaan masyarakat dan perlindungan lingkungan, melalui kemitraan antara manusia dan alam. Biosphere reserves are sites recognized under UNESCO's Man and the Biosphere Programme, which innovate and demonstrate approaches to conservation and sustainable development. They are of course under national sovereign jurisdiction, yet share their experience and ideas nationally, regionally and internationally within the World Network of Biosphere Reserves. There are 551 sites world...