Skip to main content

Never Ending Beauty of Sombori-Labengki Part V: Goa Allo dan Rumah Nenek


Setelah dari Sombori Hills yang membuat takjub. Kami melanjutkan perjalanan menuju Goa Allo dan Rumah Nenek.

Goa Allo
Menuju Goa Allo
Menuju Goa Allo
Menempuh perjalanan sekitar 15 menit, menyusuri keindahan sepanjang perjalanan sampailah kami ke Goa Allo. Dari luar terlihat perairan dangkal dengan bukit tebing. Terlihat 2 mulut goa di dinding bukit. Setelah kapal kami merapat, kemudian kami berenang menuju gua, buat yang tidak bisa berenang harus memakai pelampung.
Goa Allo
Goa Allo
Goa Allo
Setelah memasuki goa, terlihat "daratan" dan air laut yang berada di dalam, membentuk kolam alami yang tidak terlalu dalam.
Di dalam Goa
Di dalam Goa
Di dalam Goa
Di dalam Goa
Di atas goa terdapat stalagtit dan stalagmite yang sangat indah. Masih ada goa jika kita menyusuri ke atas, juga terdapat kolam alami di dalamnya, tapi karena sangat gelap kami mengurungkan niat untuk masuk lebih dalam. Samar-samar tercium bau menusuk kotoran kelelawar, dan juga terlihat jejak cahaya masuk melewati lorong-lorong di beberapa bagian goa.
 
 
Di sini kami semua banyak menghabiskan waktu untuk berenang dan bermain air. Untuk lebih menikmati suasana, kami berenang di luar goa karena air lautnya tidak terlalu dalam dan sangat bening ibarat kristal.
Setelah puas berenang dan main air kami melanjutkan perjalanan menuju Rumah Nenek.
Revan dan Nino
Berenang di dalam Goa
Berenang di luar Goa

Rumah Nenek
Untuk menuju Rumah Nenek memakan waktu sekitar 15 menit dari Goa Allo. Perjalanan ke sini sangat mengagumkan karena sepanjang perjalanan kita bisa menyaksikan lumba-lumba yang berloncatan.
Berada di teluk yang jauh dari manapun, Rumah Nenek ini juga menjadi bagian dari iconnya wisata Sombori.
View depan saat hujan
Kenapa sih namanya Rumah Nenek? Karena rumah ini di huni oleh seorang nenek yang berasal dari Suku Anak Laut/Bajo. Konon dulu rumah ini ditempati oleh Nenek dan suaminya, tapi sekarang hanya nenek dan anak lelakinya dan di samping rumahnya juga sudah ada rumah anaknya. Tapi tetap saja kedua rumah ini jauh dari mana saja.
Merapat ke rumah nenek, hal pertama yang kami lakukan adalah makan siang hahaha. Habis makan siang kegiatan selanjutnya berenang di bagian depan yang airnya sangat dalam. Juga tidak lupa loncat-loncat dan bermain perahu.
Loncat di depan Rumah Nenek
Loncat di depan Rumah Nenek
Buat yang tidak bisa berenang bisa bermain air di bagian belakang rumah nenek yang airnya cuman sedada orang dewasa. Airnya jernih seperti kristal.
Berenang di belakang Rumah Nenek
Berenang di belakang Rumah Nenek
Nah bisanya nenek juga menyiapkan kopi dan pisang sale khas Nenek. Biasanya pengunjung memberi tips/uang balas jasa kepada nenek seiklasnya.
Berfoto bersama Nenek
Berfoto bersama Nenek
Pisang sale buatan Nenek yang enak
Ada catatan di sini, pas sedang asiknya di rumah nenek tiba-tiba datang hujan badai yang dasyat yang susah dilukiskan. Ada cerita mistis di balik semua ini yang tidak bisa saya ceritakan.....
Mungkin 1 jam lebih kami menunggu badai reda (pengunjung wanita berlarian ke dalam rumah nenek) akhirnya dalam suasana gerimis kamipun memutuskan kembali ke penginapan yang tentu saja kehilangan 1-2 spot lagi. Tidak lupa kami memberi sedikit imbalan buat Nenek.

Comments

Popular posts from this blog

7 Gunung Berapi Tertinggi di Indonesia

Ada begitu banyak gunung berapi yang bisa kita jumpai di Indonesia. Gunung berapi yang jumlahnya berlimpah itu terbentuk akibat zona subduksi antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Nah, berikut adalah tujuh gunung berapi tertinggi di Indonesia, menurut data yang dilansir Wikipedia. Mari kita simak bersama! 1. Gunung Kerinci Gunung Kerinci,  3.805 meter. Gunung berapi tertinggi di Indonesia ini juga dikenal sebagai Gunung Gadang dan Puncak Indrapura. Gunung Kerinci memiliki ketinggian mencapai 3.805 meter dan terletak di Provinsi Sumatera Barat dan Jambi, sekitar 130 km sebelah selatan Padang. Uniknya lagi, gunung berbentuk stratovulkan ini mempunyai kawah seluas 400x120 meter yang berisi air berwarna hijau. 2. Gunung Rinjani Gunung Rinjani,  3.726 mdpl. Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 mdpl serta terletak pada lintang 8º25' LS da...

Eksplor Solok Selatan Bagian 4: Kebun Teh Alahan Panjang, Mesjid Tuo Kayu Jao dan Danau Di Ateh (Danau Kembar)

Melanjutkan perjalanan dari Sangir dimana kami menghabiskan waktu berenang di Air Pauh Duo dan mengunjungi Nagari Saribu RumahGadang selanjutnya kami menuju Alahan Panjang untuk menginap di Danau Di Ateh (Danau Di Atas). Karena tergoda dengan promosi wisata di sini yang memperlihatkan penginapan di pinggir danau yang bergaya ala-ala Eropa. Sampai di Danau Di Ateh sudah sore. Memasuki Kawasan wisata kami harus membayar sekitar Rp. 25.000 per orang (dewasa). Dan sepertinya di dalam Kawasan wisata sedang ada bazaar sehingga terlihat sangat berantakan dan sampah berserakan di mana-mana. Singkat cerita kami menyewa 2 villa dengan harga Rp. 500.000 dan Rp. 300.000 yang dibayar via petugas yang   bersih-bersih villa (karena menurut beliau pembayarannya lewat mereka, dan saya juga bingung karena memang tidak tahu harus bayar dimanan, LOL). Dan sumpah, inilah penginapan yang tidak terurus, mesti terlihat bagus tapi didalamnya sangat kotor mulai dari karpet, korden, dinding etc. Tidak ada ...

Cagar Biosfer Indonesia (Biosphere Reserves of Indonesia)

Peta Kawasan Konservasi Indonesia Cagar Biosfer Indonesia (Biosphere Reserves of Indonesia) adalah situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerjasama program MAB-UNESCO (Man and The Biosphere Programme - United Nations Education Social and Cultural Organization) untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan, berdasarkan pada upaya masyarakat lokal dan ilmu pengetahuan yang handal. Sebagai kawasan yang menggambarkan keselarasan hubungan antara pembangunan ekonomi, pemberdayaan masyarakat dan perlindungan lingkungan, melalui kemitraan antara manusia dan alam. Biosphere reserves are sites recognized under UNESCO's Man and the Biosphere Programme, which innovate and demonstrate approaches to conservation and sustainable development. They are of course under national sovereign jurisdiction, yet share their experience and ideas nationally, regionally and internationally within the World Network of Biosphere Reserves. There are 551 sites world...