Skip to main content

Melepas Penat di Pulau Bokori dan Bukit ST

Pulau Bokori
Pulau ini adalah lokasi wisata yang sangat popular bagi wisatawan local di Kendari. Hanya menempuh perjalanan sekitar 30 menit dari Kendari dengan public boat, wisatawan sudah dapat menikmati keindahan pulau ini. Tidak terlalu sudah mendapatkan kapal ke sini, dipelabuhan banyak sekali spanduk-spanduk yang menawarkan jasa ke pulau ini dengan biaya Rp. 20.000-25.000 PP.
Merapat ke Pulau Bokori
Merapat ke Pulau Bokori
Merapat ke Pulau Bokori
Kami mengunjungi pulau ini selepas trip Sombori-Labengki. Karena pesawat ke Jakarta malam sekitar jam 8 (yang akhirnya delay 3 jam), jadi kami masih punya banyak waktu. Kapal kami merapat di sebuah dermaga kecil di pulau ini, kemudian membayar tiket masuk sebesar Rp. 7.000 (8.000?). Karena hari minggu, pengunjung memadati pulau ini.
 
Dengan luas sekitar 2.7 hektar (info dari Mbah Google 😝) dan sudah dikelola oleh pemerintah setempat dengan professional, menjadikan tempat ini nyaman untuk dikunjungi. Banyak terdapat gazebo-gazebo buat istirahat, lokasi bermain, toilet dan tempat makan. Pantai yang berpasir putih dengan air lautnya yang tidak terlalu dalam membuat para pengunjung banyak yang bermain air dan berenang. Juga tersedia water sport seperti jet ski dan banana boat. Tempat yang pas buat acara kumpul bareng teman-teman, keluarga ataupun gathering perusahaan.
Berenang di jernihnya laut
Berenang di jernihnya laut
Banana boat
Bukit ST
Lagi, untuk menghabiskan waktu sebelum kembali ke Jakarta, sesampai di kota Kendari kami di bawa oleh guide ke Bukit ST. Bukit yang mempunyai ketinggian sekitar 60 meter ini mempunyai konsep agrowisata. Cukup membayar Rp. 5.000, kita sudah bias menikmati keindahan spot ini.
Dengan luas sekitar 3 hektar dan dikelola oleh pemiliknya, Saiful Tamburaka (disingkat ST), membuat kami cukup terkesan. Area ini dipenuhi oleh bermacam buah-buahan tropis, dilengkapi dengan toilet, mushola, dan warung.
Uniknya lagi, tidak kalah dengan lokasi wisata yang terkenal di jawa, di sini juga disediakan spot-spot foto yang lagi ngehits juga rumah pohon.
Untuk menghabiskan waktu, kami bersantai di hammock yang sudah disediakan. Hammock yang dipasang di antara pohon buah.
Main ayunan

Hammocking
Kami juga mencoba konsep yang ditawarkan di sini, yaitu memetik rambutan langsung dari pohon. Kebetulan saat itu rambutannya sedang panen (maunya sih duren, cuman durennya belum berbuah hahaha), dan kami bias mencicipi rambutan langsung dari pohonnya. Setelah terkumpul, kemudian rambutannya di timbang, beratnya sekitar 3kgn lebih, dan kami hanya bayar Rp. 10.000 saja hahahhaa, padahal sebelumnya kami beli Rp. 15.000/kg di jalan.
Manjat rambutan
Ini rambutanku mana rambutanmu?

Rambutannya di kiloin

Comments

Popular posts from this blog

7 Gunung Berapi Tertinggi di Indonesia

Ada begitu banyak gunung berapi yang bisa kita jumpai di Indonesia. Gunung berapi yang jumlahnya berlimpah itu terbentuk akibat zona subduksi antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Nah, berikut adalah tujuh gunung berapi tertinggi di Indonesia, menurut data yang dilansir Wikipedia. Mari kita simak bersama! 1. Gunung Kerinci Gunung Kerinci,  3.805 meter. Gunung berapi tertinggi di Indonesia ini juga dikenal sebagai Gunung Gadang dan Puncak Indrapura. Gunung Kerinci memiliki ketinggian mencapai 3.805 meter dan terletak di Provinsi Sumatera Barat dan Jambi, sekitar 130 km sebelah selatan Padang. Uniknya lagi, gunung berbentuk stratovulkan ini mempunyai kawah seluas 400x120 meter yang berisi air berwarna hijau. 2. Gunung Rinjani Gunung Rinjani,  3.726 mdpl. Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 mdpl serta terletak pada lintang 8º25' LS da...

Eksplor Solok Selatan Bagian 4: Kebun Teh Alahan Panjang, Mesjid Tuo Kayu Jao dan Danau Di Ateh (Danau Kembar)

Melanjutkan perjalanan dari Sangir dimana kami menghabiskan waktu berenang di Air Pauh Duo dan mengunjungi Nagari Saribu RumahGadang selanjutnya kami menuju Alahan Panjang untuk menginap di Danau Di Ateh (Danau Di Atas). Karena tergoda dengan promosi wisata di sini yang memperlihatkan penginapan di pinggir danau yang bergaya ala-ala Eropa. Sampai di Danau Di Ateh sudah sore. Memasuki Kawasan wisata kami harus membayar sekitar Rp. 25.000 per orang (dewasa). Dan sepertinya di dalam Kawasan wisata sedang ada bazaar sehingga terlihat sangat berantakan dan sampah berserakan di mana-mana. Singkat cerita kami menyewa 2 villa dengan harga Rp. 500.000 dan Rp. 300.000 yang dibayar via petugas yang   bersih-bersih villa (karena menurut beliau pembayarannya lewat mereka, dan saya juga bingung karena memang tidak tahu harus bayar dimanan, LOL). Dan sumpah, inilah penginapan yang tidak terurus, mesti terlihat bagus tapi didalamnya sangat kotor mulai dari karpet, korden, dinding etc. Tidak ada ...

Cagar Biosfer Indonesia (Biosphere Reserves of Indonesia)

Peta Kawasan Konservasi Indonesia Cagar Biosfer Indonesia (Biosphere Reserves of Indonesia) adalah situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerjasama program MAB-UNESCO (Man and The Biosphere Programme - United Nations Education Social and Cultural Organization) untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan, berdasarkan pada upaya masyarakat lokal dan ilmu pengetahuan yang handal. Sebagai kawasan yang menggambarkan keselarasan hubungan antara pembangunan ekonomi, pemberdayaan masyarakat dan perlindungan lingkungan, melalui kemitraan antara manusia dan alam. Biosphere reserves are sites recognized under UNESCO's Man and the Biosphere Programme, which innovate and demonstrate approaches to conservation and sustainable development. They are of course under national sovereign jurisdiction, yet share their experience and ideas nationally, regionally and internationally within the World Network of Biosphere Reserves. There are 551 sites world...