Skip to main content

Desa Cibitung Wetan Bagian 2: Curug Cikuluwung

Dari Curug Idas kami melanjutkan perjalanan menuju Curug Cikuluwung. Curug ini persis berada di atas Curug Idas. Dahulu kedua curug ini namanya Curug Cikuluwung saja.
Dari Curug Idas ada 2 alternative jalan, yang pertama kembali lagi ke parkiran kemudian berjalan ke atas sekitar 200 m, nanti dipinggir jalan ada petunjuk arah menuju curug, melewati jalan kecil diantara rumah penduduk sekitar 50 meter nanti akan bertemu loket masuk Curug Cikuluwung. Alternatif ke-dua, yang saya dan Reval lewatin, yaitu jalan pintas. Di bukit menuju parkiran nanti ada pertigaan, ke kiri adalah jalan menanjak, tidak terlalu jauh, sekitar 50m. Jalan ini menyusuri pinggir tebing di atas Curug Idas. Hanya saja ada satu titik, kita harus hati-hati melangkah karena bekas longsoran.
Bekas longsoran
Dari bekas longsoran sudah jalan rata, nanti ketemu kuburan dan tidak jauh ketemu loket masuk. Di area loket ini rencananya akan di bangun perkemahan, jadi nanti akan dibangun toilet (sekarang belum ada toilet dan ruang ganti). Di loket ini suasananya adem dan di sediakan bangku-bangku untuk istirahat. Nah walaupun ada loket masuk, tapi masuknya gak bayar loh, alias gratis hahahha.
Loket masuk
Loket ini di jaga oleh bapak-bapak, yang akan membukan pintu masuk (pintunya ditutup dengan pintu kayu). Nah kalian pasti bertanya kok ditutup pintunya? Ya, buat memudahkan pengawasan, karena jalan ke bawahnya sangat ekstrim, lebih ekstrim dibanding turun ke Curug Kiara.
Kalau di Curug Kiara disiapkan satu tangga yang kokoh, nah kalau di sini tangganya terkesan seadanya. Tapi ini lah yang menjadi tantangan tersendiri.
Setelah Revan turun, kemudian saya mengikuti. Ada bapak-bapak yang jaga di bawah, yang siap membantu kita. Pas turun kami di jaga juga kalau ada barang yang dirasa mengganggu akan dibantu bawa oleh bapaknya.
Melihat panorama yang ada di depan mata, benar-benar membuat kagum. Saya baru pertama melihat kawasan curug seperti ini. Curugnya berada di ujung tebing, agak tertutup. Airnya mengalir deras diantara tebing-tebing yang sangat eksotik, dan mengalir melewati dasar sungai yang terdiri dari bebatuan. Bebatuannya sangat unik, seperti bebatuan di tumpuk oleh tangan-tangan berjiwa seni.
Curug Cikuluwung
Curug Cikuluwung
Curug Cikuluwung
Curug Cikuluwung
Curug Cikuluwung
Tepat di ujung, yang berada pas di atas Curug Idas, terlihat leuwi yang tenang, berwarna hijau Tosca, dan tak perlu di tanya lagi pastilah sangat dalam.
Air yang jatuh ke Curug Idas
Kalau boleh di kata, lokasi ini mirip lembah mini. Karena lembah ini tertutup oleh pepohonan besar, jadilah sinar matahari susah masuk dan menyebabkan bebatuannya sangat licin. 
Turun ke sisi bawah, kita akan di pandu oleh penjaga. Menyusur bebatuan yang ada di kanan, mencari posisi yang bagus untuk melihat curug. Untuk mendekati curug, nanti di antar oleh bapaknya.






Di tebing yang ada di sisi seberang terdapat semacam lekukan yang cocok buat tidur-tiduran hahhaa. Tapi ijin dulu ke si bapak, pas dia bilang boleh baru lah kami ke area itu, tetap di pandu oleh bapaknya (sampai-sampainya si bapak hampir terseret arus).
Di bantu menyeberang



Ada apa yang di sana...???

Pokoknya berada di curug ini pengen berlama-lama. Sangat-sangat recommended buat kalian pecinta curug... !!!
Setelah puas menikmati curug yang amazing ini, kami kembali ke loket. Mengobrol sebentar dan memberi tips buat bapak yang sudah jagain kami....
===================================================================

Nama: Curug Cikuluwung
Lokasi: Kampung Suka Asih, Desa Cibitung Wetan, kecamatan Pamijahan, kabupaten Bogor.
Biaya:
- Biaya masuk: gratis (tips buat guide dan penjaga)
- Parkir: tidak ada tarif, kami bayar Rp. 5.000 (lokasi parkir sama kalau mau ke Curug Idas)

Link terkait:
- Curug Cilontar
- Curug Idas
- Curug Cilontar dan Curug Sawer
- Curug Jatake/Lembah Pelangi-Leuwiliang

Comments

Popular posts from this blog

7 Gunung Berapi Tertinggi di Indonesia

Ada begitu banyak gunung berapi yang bisa kita jumpai di Indonesia. Gunung berapi yang jumlahnya berlimpah itu terbentuk akibat zona subduksi antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Nah, berikut adalah tujuh gunung berapi tertinggi di Indonesia, menurut data yang dilansir Wikipedia. Mari kita simak bersama! 1. Gunung Kerinci Gunung Kerinci,  3.805 meter. Gunung berapi tertinggi di Indonesia ini juga dikenal sebagai Gunung Gadang dan Puncak Indrapura. Gunung Kerinci memiliki ketinggian mencapai 3.805 meter dan terletak di Provinsi Sumatera Barat dan Jambi, sekitar 130 km sebelah selatan Padang. Uniknya lagi, gunung berbentuk stratovulkan ini mempunyai kawah seluas 400x120 meter yang berisi air berwarna hijau. 2. Gunung Rinjani Gunung Rinjani,  3.726 mdpl. Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 mdpl serta terletak pada lintang 8º25' LS da...

Eksplor Solok Selatan Bagian 4: Kebun Teh Alahan Panjang, Mesjid Tuo Kayu Jao dan Danau Di Ateh (Danau Kembar)

Melanjutkan perjalanan dari Sangir dimana kami menghabiskan waktu berenang di Air Pauh Duo dan mengunjungi Nagari Saribu RumahGadang selanjutnya kami menuju Alahan Panjang untuk menginap di Danau Di Ateh (Danau Di Atas). Karena tergoda dengan promosi wisata di sini yang memperlihatkan penginapan di pinggir danau yang bergaya ala-ala Eropa. Sampai di Danau Di Ateh sudah sore. Memasuki Kawasan wisata kami harus membayar sekitar Rp. 25.000 per orang (dewasa). Dan sepertinya di dalam Kawasan wisata sedang ada bazaar sehingga terlihat sangat berantakan dan sampah berserakan di mana-mana. Singkat cerita kami menyewa 2 villa dengan harga Rp. 500.000 dan Rp. 300.000 yang dibayar via petugas yang   bersih-bersih villa (karena menurut beliau pembayarannya lewat mereka, dan saya juga bingung karena memang tidak tahu harus bayar dimanan, LOL). Dan sumpah, inilah penginapan yang tidak terurus, mesti terlihat bagus tapi didalamnya sangat kotor mulai dari karpet, korden, dinding etc. Tidak ada ...

Cagar Biosfer Indonesia (Biosphere Reserves of Indonesia)

Peta Kawasan Konservasi Indonesia Cagar Biosfer Indonesia (Biosphere Reserves of Indonesia) adalah situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerjasama program MAB-UNESCO (Man and The Biosphere Programme - United Nations Education Social and Cultural Organization) untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan, berdasarkan pada upaya masyarakat lokal dan ilmu pengetahuan yang handal. Sebagai kawasan yang menggambarkan keselarasan hubungan antara pembangunan ekonomi, pemberdayaan masyarakat dan perlindungan lingkungan, melalui kemitraan antara manusia dan alam. Biosphere reserves are sites recognized under UNESCO's Man and the Biosphere Programme, which innovate and demonstrate approaches to conservation and sustainable development. They are of course under national sovereign jurisdiction, yet share their experience and ideas nationally, regionally and internationally within the World Network of Biosphere Reserves. There are 551 sites world...