Skip to main content

Batasi CO2 Pada 450 PPM, atau Undang Maut dari Laut

carbon emission
Ilustrasi keasaman laut. Gambar: barrierreef.org
Lautan di dunia tengah berhadapan dengan berbagai jenis ancaman. Singkat kata, kesehatan ekosistem laut di dunia makin buruk. Demikian peringatan keras dari International Programme on the State of the Ocean (IPSO).

Bahkan, menurut IPSO, keterpurukan kondisi ini lebih cepat dari yang diduga sebelumnya. Seperti dikutip BBC London, laporan itu mengatakan bahwa laut selalu dimanfaatkan apa adanya. Namun faktanya lautan kian menghangat karena perubahan iklim, menderita polusi, dan penangkapan ikan berlebih (overfishing).

Selain itu, sifat basa air laut juga kian terkikis karena terus menyerap karbondioksida. Kondisi tersebut sangat bahaya, karena laut berfungsi melindungi kehidupan dari dampak terburuk percepatan perubahan iklim, dengan menyerap kelebihan karbondioksida dari atmosfer.

Sementara masyarakat dan pembuat kebijakan, gagal untuk mengenali atau memilih untuk mengabaikan parahnya situasi ini. Padahal jika masalah ini dibiarkan, kondisi ini dapat memicu kepunahan massal, yang pernah menimpa lautan di masa lalu.

Contohnya terumbu karang. Mereka harus bertahan pada suhu laut yang lebih tinggi dan efek pengasaman. Namun di lain sisi, dia juga dilemahkan oleh praktek-praktek buruk penangkapan ikan, polusi, endapan, dan ganggang beracun.

IPSO kemudian menyerukan kepada para pemerintah di dunia untuk menahan peningkatan CO2 pada 450ppm. Lebih tinggi dari itu, maka terjadilah pengasaman besar, lantaran sebagian besar karbondioksida diserap ke laut.

Mereka juga mendesak untuk dibuatnya manajemen perikanan yang lebih terfokus, dan penyusunan daftar prioritas untuk mengatasi pencemaran laut oleh bahan kimia. Mereka ingin pemerintah untuk menegosiasikan kesepakatan untuk perikanan yang berkelanjutan di lautan, yang diawasi oleh sebuah lembaga pengawas global.


Sumber: birukelautan.com|BiRU - Media Informasi Kelautan dan Perikanan

Comments

Popular posts from this blog

7 Gunung Berapi Tertinggi di Indonesia

Ada begitu banyak gunung berapi yang bisa kita jumpai di Indonesia. Gunung berapi yang jumlahnya berlimpah itu terbentuk akibat zona subduksi antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Nah, berikut adalah tujuh gunung berapi tertinggi di Indonesia, menurut data yang dilansir Wikipedia. Mari kita simak bersama! 1. Gunung Kerinci Gunung Kerinci,  3.805 meter. Gunung berapi tertinggi di Indonesia ini juga dikenal sebagai Gunung Gadang dan Puncak Indrapura. Gunung Kerinci memiliki ketinggian mencapai 3.805 meter dan terletak di Provinsi Sumatera Barat dan Jambi, sekitar 130 km sebelah selatan Padang. Uniknya lagi, gunung berbentuk stratovulkan ini mempunyai kawah seluas 400x120 meter yang berisi air berwarna hijau. 2. Gunung Rinjani Gunung Rinjani,  3.726 mdpl. Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 mdpl serta terletak pada lintang 8º25' LS da...

Eksplor Solok Selatan Bagian 4: Kebun Teh Alahan Panjang, Mesjid Tuo Kayu Jao dan Danau Di Ateh (Danau Kembar)

Melanjutkan perjalanan dari Sangir dimana kami menghabiskan waktu berenang di Air Pauh Duo dan mengunjungi Nagari Saribu RumahGadang selanjutnya kami menuju Alahan Panjang untuk menginap di Danau Di Ateh (Danau Di Atas). Karena tergoda dengan promosi wisata di sini yang memperlihatkan penginapan di pinggir danau yang bergaya ala-ala Eropa. Sampai di Danau Di Ateh sudah sore. Memasuki Kawasan wisata kami harus membayar sekitar Rp. 25.000 per orang (dewasa). Dan sepertinya di dalam Kawasan wisata sedang ada bazaar sehingga terlihat sangat berantakan dan sampah berserakan di mana-mana. Singkat cerita kami menyewa 2 villa dengan harga Rp. 500.000 dan Rp. 300.000 yang dibayar via petugas yang   bersih-bersih villa (karena menurut beliau pembayarannya lewat mereka, dan saya juga bingung karena memang tidak tahu harus bayar dimanan, LOL). Dan sumpah, inilah penginapan yang tidak terurus, mesti terlihat bagus tapi didalamnya sangat kotor mulai dari karpet, korden, dinding etc. Tidak ada ...

Cagar Biosfer Indonesia (Biosphere Reserves of Indonesia)

Peta Kawasan Konservasi Indonesia Cagar Biosfer Indonesia (Biosphere Reserves of Indonesia) adalah situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerjasama program MAB-UNESCO (Man and The Biosphere Programme - United Nations Education Social and Cultural Organization) untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan, berdasarkan pada upaya masyarakat lokal dan ilmu pengetahuan yang handal. Sebagai kawasan yang menggambarkan keselarasan hubungan antara pembangunan ekonomi, pemberdayaan masyarakat dan perlindungan lingkungan, melalui kemitraan antara manusia dan alam. Biosphere reserves are sites recognized under UNESCO's Man and the Biosphere Programme, which innovate and demonstrate approaches to conservation and sustainable development. They are of course under national sovereign jurisdiction, yet share their experience and ideas nationally, regionally and internationally within the World Network of Biosphere Reserves. There are 551 sites world...