Skip to main content

Sumedang 4: Danau Biru Situ Cilembang

Danau Biru Situ Cilembang
15 Mei 2019, adalah hari ketiga kami di Sumedang. Pagi-pagi kami sudah check-out, tujuan selanjutnya adalah Purwakarta, menginap semalam di sana dan selanjutnya pulang ke Bogor. Jadi rute yang kami tempuh memutar mulai keberangkatan dari Bogor sampai pulang. Dan kebetulan danau ini berada di jalur arah Subang-Purwakarta.

Mengandalkan Google Maps, jalur ini menuju arah utara. Awalnya jalan bagus dan mulus tapi kemudian diarahkan oleh Google memasuki jalan kampung diantara rumah penduduk, jalannya hanya cukup untuk satu mobil. Awalnya saya ragu dan ingin putar balik dan langsung menuju Subang tapi oleh penduduk lokal diinfokan bahwa itu adalah jalan tercepat, dan hanya beberapa kilo akan bertemu jalan raya. Berharap tidak akan berpapasan dengan mobil dari depan akhirnya kami memutuskan melanjutkan perjalanan dan bertemu dengan jalan raya (Jl. Raya Pantura).

Dari Pantura nanti ada petunjuk ke Danau Biru di arah kiri (Jl. Ranca Sari), jalan ini juga tidak terlalu lebar jadi pas papasan dengan angkot kami harus minggir. Memasuki jalan ini terlihat ada yang unik, jarang kita temui di desa lain. Jalan desa sangat bersih dan kiri kanan jalan di hias dengan bendera warna warni. Melewati rumah-rumah penduduk selanjutnya memasuki area persawahan, dikiri kanan jalan terlihat sekelompok ibu-ibu dan bapak-bapak sedang bergotong royong membersihkan pinggir jalan dari rumput dan semak-semak.

Di salah satu area persawahan, di kiri jalan  terlihat gerbang ke Danau Biru, begitu masuk langsung berada di parkiran. Di parkir ini terdapat warung sekaligus yang jaga, cuman di sini tidak ada loket masuk, kita hanya bayar uang parkir seiklasnya (kami bayar Rp. 10.000). dari parkiran kita langsung menuju ke Danau Biru yang ada di lembah.
Gerbang Situ
Kondisi jalan ke arah danau
Dari parkiran ke Danau Biru berjarak sekitar 200m, jalannya meskipun cukup untuk 1 mobil namun sangat ekstrim makanya kendaraan harus parkir di atas. Mengikuti trek ini kita bisa melihat pemandangan berupa perbukitan, sawah yang menghijau dan hutan.  Sampai di bawah, di area yang rata terlihat langsung kolam mata air alami, agak-agak mirip dengan kolam Mata Air Cikandung yang kemaren kami kunjungi. Hanya saja dipinggir kolam ini sebagian di beton. Ada beberapa warung di sini tapi tutup. Untuk mandi di kolam mata air alami ini tertulis pengunjung harus membayar Rp. 3.000. Juga tersedia bak buat anak-anak yang berada di pinggir danau. Tersedia juga toilet dan baju ganti serta musholla. Kolam ini juga di manfaatin oleh warga lokal untuk memancing  (cuman ikannya tidak terlihat karena airnya sangat bening).
Kolam bening yang bisa dipakai buat berenang
Untuk ke Danau Biru, kita harus berjalan sekitar 50m memasuki area hutan yang ada di sebelah kiri kolam. melewati bebatuan dan akar-akar pohon kita akan sampai di Danau Biru. Danau Biru tidak terlalu luas dan mempunyai kedalaman sekitar 6m. Di sini pengunjung dilarang berenang dan mencuci kaki, meskipun tidak ada penjaga di sini tapi ada spanduk yang terpasang sebagai pengingat. Dan sebaiknya pengunjung mematuhi aturan ini.
Jalan menuju danau
Bebatuan sekitar danau
Berbeda dengan danau biru di daerah lain yang terjadi karena bekas tambang misalnya, danau ini terjadi secara alami. Berada di tengah hutan, dikelilingi oleh pepohonan dan batu-batu besar, berada di sini terasa sangat nyaman. Hanya saja banyak nyamuk di sini hahahha, jadi kalau mau ke sini, siapkan cream anti nyamuk agar bisa menikmati keindahan danau ini. Meskipun tidak terlihat ada aliran sungai dari atas, di dalam danau terdapat ikan yang berwarna hitam (saya kurang tahu namanya). Jika ada pengunjung mendekati bibir danau, kita akan di sambut oleh ikan besar yang menampakkan diri dan kemudian bersembunyi lagi di bawah batu besar. Jika berenang saja tidak boleh pastilah memancing juga dilarang.
Danau Biru Situ Cilembang yang unik
Danau Biru Situ Cilembang yang unik
Danau Biru Situ Cilembang yang unik
Danau Biru Situ Cilembang yang unik
Setelah puas dan mengobati rasa penasaran akan Danau Biru ini kemudian kami kembali ke area kolam. Di pinggir kolam saya mencoba menerbangkan drone dan melihat keadaan Danau Biru dari atas namun tidak terlihat karena tertutup pepohonan seolah-olah menyembuyikan keindahannya.
Danau Biru yang tertutup pepohonan
Menjelang tengah hari kami melanjutkan perjalanan ke Purwakarta via Subang dan menginap semalam di Giri Tirta Kahuripan Resort yang dulu pernah saya kunjungi di tahun 2015, silahkan di baca di link berikut..!!

Info:
Nama  : Danau Biru Situ Cilembang
Lokasi  : Dusun Curug, Ds. Hariang, Kec. Buahdua, kab. Sumedang
Biaya   : HTM gratis, parkir Rp. 5.000


Baca juga link terkait:
- Mata Air Cikandung dan Waduk Jatigede
- Curug Gorobog
- Curug Sindulang/Curug Cidulang

Comments

Popular posts from this blog

7 Gunung Berapi Tertinggi di Indonesia

Ada begitu banyak gunung berapi yang bisa kita jumpai di Indonesia. Gunung berapi yang jumlahnya berlimpah itu terbentuk akibat zona subduksi antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Nah, berikut adalah tujuh gunung berapi tertinggi di Indonesia, menurut data yang dilansir Wikipedia. Mari kita simak bersama! 1. Gunung Kerinci Gunung Kerinci,  3.805 meter. Gunung berapi tertinggi di Indonesia ini juga dikenal sebagai Gunung Gadang dan Puncak Indrapura. Gunung Kerinci memiliki ketinggian mencapai 3.805 meter dan terletak di Provinsi Sumatera Barat dan Jambi, sekitar 130 km sebelah selatan Padang. Uniknya lagi, gunung berbentuk stratovulkan ini mempunyai kawah seluas 400x120 meter yang berisi air berwarna hijau. 2. Gunung Rinjani Gunung Rinjani,  3.726 mdpl. Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 mdpl serta terletak pada lintang 8º25' LS da...

Eksplor Solok Selatan Bagian 4: Kebun Teh Alahan Panjang, Mesjid Tuo Kayu Jao dan Danau Di Ateh (Danau Kembar)

Melanjutkan perjalanan dari Sangir dimana kami menghabiskan waktu berenang di Air Pauh Duo dan mengunjungi Nagari Saribu RumahGadang selanjutnya kami menuju Alahan Panjang untuk menginap di Danau Di Ateh (Danau Di Atas). Karena tergoda dengan promosi wisata di sini yang memperlihatkan penginapan di pinggir danau yang bergaya ala-ala Eropa. Sampai di Danau Di Ateh sudah sore. Memasuki Kawasan wisata kami harus membayar sekitar Rp. 25.000 per orang (dewasa). Dan sepertinya di dalam Kawasan wisata sedang ada bazaar sehingga terlihat sangat berantakan dan sampah berserakan di mana-mana. Singkat cerita kami menyewa 2 villa dengan harga Rp. 500.000 dan Rp. 300.000 yang dibayar via petugas yang   bersih-bersih villa (karena menurut beliau pembayarannya lewat mereka, dan saya juga bingung karena memang tidak tahu harus bayar dimanan, LOL). Dan sumpah, inilah penginapan yang tidak terurus, mesti terlihat bagus tapi didalamnya sangat kotor mulai dari karpet, korden, dinding etc. Tidak ada ...

Cagar Biosfer Indonesia (Biosphere Reserves of Indonesia)

Peta Kawasan Konservasi Indonesia Cagar Biosfer Indonesia (Biosphere Reserves of Indonesia) adalah situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerjasama program MAB-UNESCO (Man and The Biosphere Programme - United Nations Education Social and Cultural Organization) untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan, berdasarkan pada upaya masyarakat lokal dan ilmu pengetahuan yang handal. Sebagai kawasan yang menggambarkan keselarasan hubungan antara pembangunan ekonomi, pemberdayaan masyarakat dan perlindungan lingkungan, melalui kemitraan antara manusia dan alam. Biosphere reserves are sites recognized under UNESCO's Man and the Biosphere Programme, which innovate and demonstrate approaches to conservation and sustainable development. They are of course under national sovereign jurisdiction, yet share their experience and ideas nationally, regionally and internationally within the World Network of Biosphere Reserves. There are 551 sites world...