Skip to main content

Back to Bali 8: Air Tejun Goa Rang Reng dan Air Terjun Kanto Lampo



Goa Rang Reng
Goa Rang Reng berlokasi tidak jauh dari Air Terjun Tibumana, dan petunjuk arahnya sudah kami lewati dan kami kunjungi kembalinya dari Tibumana. Meskpun cuman berjarak sekitar 3km namun Goa Rang Reng berada di kecamatan yang berbeda yaitu Gianyar, lokasi tepatnya di Banjar Gitgit, desa Bakbakan, kab. Gianyar-Bali. Gitgit ini (kalo tidak salah) setingkat kelurahan/kampung dan terkadang objek wisata ini juga dikenal dengan nama Goa Rang Reng Gitgit.
Spanduk Goa Rang reng di pinggir jalan
Spanduk besar yang ada di pinggir jalan terlihat mencolok sehingga wisatawan yang melewati jalan ini pasti bisa melihatnya (di sebelah kiri jalan kalau dari Tibumana). Dan dari jalan raya ke arah parkiran sudah tidak terlalu jauh, kurang dari 1km. Sampai di sebuah lapangan parkir berumput kemudian ke arah loket dan membayar tiket masuk Rp. 15.000/orang (sudah termasuk parkir), harga tiket masuk ini sama untuk wisatawan asing dan lokal.
Pintu masuk objek wisata
Dari parkiran kemudian kita trekking santai melewati jalan setapak. Pengunjung di sini di dominasi oleh turis asing yang hilir mudik dan umumnya di dampingi oleh guide lokal. Di pertigaan jalan setapak, ke kiri pleh masyarakat lokal di sebut ‘green canyon’ dan lurus ke arah Goa Rang Reng. Di sisi kiri adalah tebing dan di bawah adalah aliran sungai ke arah Goa Rang Reng. Untuk mengeksplore green canyon dan goa mungkin dibutuhkan waktu dan tenaga lebih banyak sehingga kami memutuskan hanya ke Goa Rang Reng.


Terus menuruni lembah akhirnya sampai, sebelum sampai di bawah/pinggir sungai kami sudah bisa melihat air terjun yang begitu memukau. Tidak terlihat warung-warung dan pengunjung tidak terlalu ramai sehingga terlihat begitu alami. Turun ke bawah, berdiri di batu cadas menyaksikan keindahan air terjun ini.
Air Terjun Goa Rang Reng

Air Terjun Goa Rang Reng ini sangat unik, berbeda dengan air terjun umumnya, karena air nya tidak jatuh dari tebing tapi mengalir melewati batu cadas bertingkat-tingkat yang melebar. Air yang sungai yang mengalir ini melewati Goa Rang Rang dan mengalir membentuk aliran seperti kipas.  Karena bebatuannya cukup landai, pengunjung bisa memanjat dan berfoto di tengah-tengah aliran air terjun. Hanya saja pengunjung harus hati-hati karena batu cadas ini lumayan licin tapi air sungai yang berada di bawahnya tidak dalam.
Berfoto di tengah aliran air terjun

Berfoto di tengah aliran air terjun
Untuk menuju ke goa kita harus menaiki tebing batu dari sisi kiri. Di siapkan tali untuk menuju ke atas sehingga pengunjung bisa naik sambil memegang tali tapi tetap saja harus hati-hati dan cari injakan yang tidak licin. Dan harap bersabar untuk bergantian menggunakan tali (bergantian untuk turun-naik).
Naik ke atas menuju goa
View Air Terjun dari samping
Sampai di atas kita bisa menemukan beberapa kolam yang dipakai buat berenang atau berendam tapi harus ekstra hati-hati jangan sampai terbawa arus dan jatuh ke air terjun. Di sebelah kiri kita bisa melihat mulut Goa Rang Reng. Untuk memasuki goa, pengunjung harus menyeberangi sungai, walaupun kecil namun deras dan dalam (sedada orang dewasa) dan masalah selanjutnya adalah naik ke bebatuan dan ini terlihat sulit karena tidak tersedia tali atau alat bantu lainnya. Kami tidak masuk ke dalam goa dan hanya bisa melihat sepasang bule yang berusaha sangat keras untuk naik. Untuk kalian yang masuk menjelajah goa ini silahkan menghubungi guide lokal atau tanya di gerbang depan dan jangan mengambi resiko.


Dari mulut goa kami cuman bisa mengintip ke dalam. Goa ini berbentuk lorong dan mempunyai diameter sekitar 20-30m dan berwarna kehijauan karena gelap saya hanya melihat siluet-siluet bebatuan dan cahaya yang berasal dari mulut goa di ujung sebaliknya. Buat kalian yang ingin menjelajah green canyon dan Goa Rang Reng sebaiknya sediakan waktu yang panjang agar puas menikmati objek wisata yang unik ini.
Mulut Goa Rang Reng
Air Terjun Kanto Lampo
Satu lagi air terjun yang berada di Gianyar yang terkenal di kalangan wisatawan asing dan lokal yaitu Air Terjun kanto Lampo berada tepatnya di Banjar kelod kangin, Desa Beng-kab. Gianyar-Bali. Jaraknya hanya sekitar 2.5km dari Air Terjun Goa Rang Reng. Berbeda dengan Goa Rang Reng yang tidak jauh dari jalan raya, Air Terjun Kanto Lampo berada beberapa km dari jalan. Melewati jalan desa hingga sampai di parkiran air terjun.


Sama seperti lokasi wisata lainnya di Bali umumnya lokasi wisata ini juga tertata rapi dikelola olah desa adat begitu juga di sini. Setelah parkir motor kemudian  jalan ke arah loket masuk melewati jalan kecil terawat dan bangunan toilet yang terlihat bersih. Sampai di loket kami bayar Rp. 15.000/orang (harga sama untuk wisatawan asing dan lokal).
Pintu masuk objek wisata
Dari loket pengunjung harus melewati ratusan anak tangga hingga sampai ke pinggir lembah tempat air terjun ini berada. Banyaknya anak tangga ini tidak akan terasa apalagi pas turun karena suasana hutan yang asri. Kalaupun terasa capek, pengunjung bisa istirahat di warung-warung yang ada di sepanjang jalan. Dan mengejutkan sekali, begitu sampai di lokasi Air Terjun Kanto Lampo saya merasa deja vu, seperti pernah ke sini sebelumnya karena suasana dan kondisi nya mirip dengan Curug Cikuluwung di Bogor.
Trek ke air terjun
Jalan turun ke sungainya sangat mirip karena terdiri dari bebatuan tegak lurus sehingga pengunjung harus turun menggunakan tangga hingga sampai di bebatuan bawah. Hanya saja bedanya, Air Terjun Kanto Lampo berada di sisi tebing sementara Curug Cikuluwung berada di ujung lembah/aliran sungai. Sehingga air terjun ini berbeda aliran dengan sungai yang ada di bawahnya.  Selain bentuk lembahnya, persamaannya yang lain adalah adanya kolam berair tenang di sisi sebelah kiri dan tentu saja sama-sama ramai oleh pengunjung.
Air terjun yang sangat ramai

Air terjun yang sangat ramai
Air terjun yang mempunyai ketinggian belasan meter ini jatuh melewati tebing batu yang bentuknya acak dan berundak-undak dengan lebar lebih dari 20m. di sepanjang tebing banyak sekali pengunjung yang berfoto di bawah air terjun ini. Air nya yang jernih dan dingin membuat pengunjung betah berlama-lama berada di bawah air terjun. Tentu saja untuk mendapatkan foto selfi atau sendiri sangat susah kecuali mengambil posisi yang lebih tinggi.
Air Terjun Kanto lampo

Air Terjun Kanto lampo
Sementara yang difoto berada di tebing, yang mengambil foto mau tidak mau harus berada di dalam sungai yang tidak terlalu dalam tersebut. Untuk mendapatkan foto dengan angle yang tidak biasa, pengunjung bisa berfoto di aliran sungai yang menghadap ke lembah dan pepohonan. Oh iya, nama Kanto Lampo disematkan ke air terjun ini karena di sekitar sini banyak pohon Kanto Lampo, tapi jangan tanya saya karena saya tidak tahu hahaha.  Karena sudah mulai sore, dengan berbasah-basah kami melanjutkan perjalanan pulang ke Kuta
Sudut lain Air Terjun Kanto Lampo
Info:
Nama  : Air Terjun Goa Rang Reng
Lokasi : Banjar Gitgit, desa Bakbakan, kab. Gianyar-Bali
Biaya  : Rp. 15.000 sudah termasuk parkir




Baca juga link terkait:
- Air Terjun Goa Giri Campuhan (GGC)
- Tukad Cepung
- Desa Panglipuran
- Air Terjun Tegenungan
- Air Terjun Tibumana dan Air Terjun Pengibul

- Green Bowl dan Pantai Melasti- Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK)


Comments

Popular posts from this blog

7 Gunung Berapi Tertinggi di Indonesia

Ada begitu banyak gunung berapi yang bisa kita jumpai di Indonesia. Gunung berapi yang jumlahnya berlimpah itu terbentuk akibat zona subduksi antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Nah, berikut adalah tujuh gunung berapi tertinggi di Indonesia, menurut data yang dilansir Wikipedia. Mari kita simak bersama! 1. Gunung Kerinci Gunung Kerinci,  3.805 meter. Gunung berapi tertinggi di Indonesia ini juga dikenal sebagai Gunung Gadang dan Puncak Indrapura. Gunung Kerinci memiliki ketinggian mencapai 3.805 meter dan terletak di Provinsi Sumatera Barat dan Jambi, sekitar 130 km sebelah selatan Padang. Uniknya lagi, gunung berbentuk stratovulkan ini mempunyai kawah seluas 400x120 meter yang berisi air berwarna hijau. 2. Gunung Rinjani Gunung Rinjani,  3.726 mdpl. Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 mdpl serta terletak pada lintang 8º25' LS da...

Eksplor Solok Selatan Bagian 4: Kebun Teh Alahan Panjang, Mesjid Tuo Kayu Jao dan Danau Di Ateh (Danau Kembar)

Melanjutkan perjalanan dari Sangir dimana kami menghabiskan waktu berenang di Air Pauh Duo dan mengunjungi Nagari Saribu RumahGadang selanjutnya kami menuju Alahan Panjang untuk menginap di Danau Di Ateh (Danau Di Atas). Karena tergoda dengan promosi wisata di sini yang memperlihatkan penginapan di pinggir danau yang bergaya ala-ala Eropa. Sampai di Danau Di Ateh sudah sore. Memasuki Kawasan wisata kami harus membayar sekitar Rp. 25.000 per orang (dewasa). Dan sepertinya di dalam Kawasan wisata sedang ada bazaar sehingga terlihat sangat berantakan dan sampah berserakan di mana-mana. Singkat cerita kami menyewa 2 villa dengan harga Rp. 500.000 dan Rp. 300.000 yang dibayar via petugas yang   bersih-bersih villa (karena menurut beliau pembayarannya lewat mereka, dan saya juga bingung karena memang tidak tahu harus bayar dimanan, LOL). Dan sumpah, inilah penginapan yang tidak terurus, mesti terlihat bagus tapi didalamnya sangat kotor mulai dari karpet, korden, dinding etc. Tidak ada ...

Cagar Biosfer Indonesia (Biosphere Reserves of Indonesia)

Peta Kawasan Konservasi Indonesia Cagar Biosfer Indonesia (Biosphere Reserves of Indonesia) adalah situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerjasama program MAB-UNESCO (Man and The Biosphere Programme - United Nations Education Social and Cultural Organization) untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan, berdasarkan pada upaya masyarakat lokal dan ilmu pengetahuan yang handal. Sebagai kawasan yang menggambarkan keselarasan hubungan antara pembangunan ekonomi, pemberdayaan masyarakat dan perlindungan lingkungan, melalui kemitraan antara manusia dan alam. Biosphere reserves are sites recognized under UNESCO's Man and the Biosphere Programme, which innovate and demonstrate approaches to conservation and sustainable development. They are of course under national sovereign jurisdiction, yet share their experience and ideas nationally, regionally and internationally within the World Network of Biosphere Reserves. There are 551 sites world...