Skip to main content

Jelajah Tasikmalaya Bagian 3: Curug Ciparay


Hari kedua di Tasikmalaya: Jum'at 22 Februari 2019.

Curug Ciparay
Tipikal topografi Jawa Barat, Tasikmalaya juga berada/dikelilingi oleh pegunungan/ perbukitan yang menjadikan daerah ini sangat subur dan banyak sumber air. Karena itu, wisata Curug/air terjun adalah salah satu wisata utama daerah ini. Salah satu curug yang dikenal di sini adalah Curug Ciparay.

Curug Ciparay berada di kampung Parentas, desa Cidugaleun-kecamatan Cigalontang-Tasikmalaya-Jawa Barat. Jarak tempuh dari pusat kota sekitar 1 jam berkendara mobil dan mungkin lebih cepat dengan menggunakan motor. Karena belum ada seorangpun dari kami yang kesini sebelumnya, jadi ke Curug Ciparay ini kami mengandalkan Google Maps.

Karena berada di kaki Gunung Galunggung, perjalanan kami pastilah di suguhi oleh view pegunungan, dan suasana pedesaan yang berada di ketinggian. Melewati jalan lingkar yang lumayan bagus tapi memasuki jalan desa keadaannya cukup jelek dan kecil. Sampai di jalan terakhir beraspal kemudian kami harus parkir, kebetulan ada area yang cukup untuk parkir mobil di depan pagar sebuah mesjid. Selanjutnya kami harus mengunakan moda angkutan lain karena kondisi jalan yang sangat parah, berbatu dan mendaki. Karena hari ini hari Jum’at, kami harus buru-buru sampai di Curug Ciparay sebelum Jum’atan.

Dari Mesjid yang berada di kampung Cidugaleun ini kemudian kami naik angkot ke pangkalan ojeg. Tarik angkotnya Rp. 2.000 melewati jalan berbatu dan menanjak sehingga di dalam angkot berasa di aduk-aduk hahahhaha. Sampai di pangkalan ojeg yang juga merupakan batas akhir dari angot yang kmai naiki kemudian tawar menawar tarif ojeg dan di sepakati Rp. 40.000 PP (karena melihat kondisi jalan yang parah akhirnya kami memberi Rp. 50.000 pas pulang).
Parkir depan mesjid
Pangkalan ojeg
Kondisi jalan dengan ojeg ini sebenarnya tidak terlalu jauh. melewati sisi bukit sehingga kita bisa melihat view perbukitan, lembah dan persawahan. Hanya saja kondisi jalannya sangat jelek karena berbatu dan kadang-kadang berlobang dan tanah sehingga kita sangat tidak nyaman di atasnya.
Kondisi jalan berbatu
Kondisi jalan berbatu
Sampai di parkiran Curug Ciparay, disambut sapaan ramah penjaga warung. Tiket masuk ke curug hanya Rp. 5.000. dari parkiran ke curug kita harus trekking sekitar 300m menuruni lembah. Sebelum turun terdapat area yang datar dan di sini kami berfoto dengan latar hijaunya hutan dan Gunung Galunggung yang terlihat tertutup awan.
Kondisi parkiran
Spot foto dengan latar Gn. Gaunggung
Dari spot ini barulah kami menuruni lembah, melewati jalan setapak berupa tanah merah. Area ini terlihat rawan longsor dan ini terlihat di titik tertentu bekas longsoran. Tidak berapa lama kami sampai di area yang cukup luas, dan di spot ini kami sudah bisa melihat Curug Ciparay bawah sana. Terlihat dua curug dalam satu area, sebelah kiri debitnya sangat besar dan deras sementara yang satu lagi, yang lebih tinggi debitnya tidak terlalu besar. 2 curug ini ada yang menyebut Curug Ciparay 1 dan Curug Ciparay 2 atau Curug Ciparay dan Curug Parentas.
Kondisi jalan turun
Sahabat bagai keompong
Berjalan lagi sampai ke bawah, sampailah kami di jalur sungai. tersedia jembatan bambu untuk sampai ke seberang. Sampai di seberang terdapat pohon besar dan bebatuan sekitar curug. Saking besarnya debit curug ini, area sekitar curug ini di selimuti tampias. Mendekati curug ini harus rela berbasah-basahan.

Curug ini mengingatkan saya pada Curug Sawer di Sukabumi baik bentuk maupun debitnya. Mempunyai ketinggian sekitar 55 dan 75m dan debit yang sangat besar serta adanya 2 curug di area ini sangatlah pantas jika curug ini disebut sebagai curug tercantk di Tasikmalaya. Karena selalu basah terkena tampias, area ini dipenuhi oleh tanaman menjalar dan bebatuan licin dan berlumut. Jadi buat kalian yang mau berfoto di sekitar curug harap berhati-hati jangan sampai tergelincir apalagi di area curug pertama, karena jika sempat masuk ke bawah curug pertama bisa dibayangkan tubuh kita akan seperti berada di dalam blender. Jika mau berenang ataupun bermain air bisa dilakukan di curug kedua (Curug Ciparay 2 atau Curug Parentas) karena airnya berupa sawer dan dibawahnya berupa bebatuan. Air jatuhan dari curug kedua ini akan mengalir melewati curug pertama yang kemudian membentuk satu aliran sungai yang deras. Kedua curug ini sama-sama berhulu di Gunung Galunggung.
Curug Kembar Ciparay
Curug Kembar Ciparay
Revan @Curug Ciparay 1
Ibnu @Curug Ciparay 1
Me @Curug Ciparay 1
Sugi @Curug Ciparay 1
Noey @Curug Ciparay 1
Setelah puas bermain di curug ini kami kembali ke parkiran, kembali naik ojeg yang setia menunggu dan diantar sampai ke mesjid jadi gak perlu lagi naik angkot. Karena hari ini hari Jum’at, setelah bebersih, kami melanjutkan sholat Jum’at (buat cowok). Abis Jum’atan, menikmati makan siang di kota dan setelah itu tidak kemana-mana karena hujan lebat hingga malam.

Baca juga link terkait:
- Kawah dan Pemandian Air Panas Gunung Galunggung
- Curug Badak dan Curug Batu Hanoman 

Comments

Popular posts from this blog

7 Gunung Berapi Tertinggi di Indonesia

Ada begitu banyak gunung berapi yang bisa kita jumpai di Indonesia. Gunung berapi yang jumlahnya berlimpah itu terbentuk akibat zona subduksi antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Nah, berikut adalah tujuh gunung berapi tertinggi di Indonesia, menurut data yang dilansir Wikipedia. Mari kita simak bersama! 1. Gunung Kerinci Gunung Kerinci,  3.805 meter. Gunung berapi tertinggi di Indonesia ini juga dikenal sebagai Gunung Gadang dan Puncak Indrapura. Gunung Kerinci memiliki ketinggian mencapai 3.805 meter dan terletak di Provinsi Sumatera Barat dan Jambi, sekitar 130 km sebelah selatan Padang. Uniknya lagi, gunung berbentuk stratovulkan ini mempunyai kawah seluas 400x120 meter yang berisi air berwarna hijau. 2. Gunung Rinjani Gunung Rinjani,  3.726 mdpl. Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 mdpl serta terletak pada lintang 8º25' LS dan 116

Pantai Pandawa di Bali

Menghabiskan waktu liburan di pulau Bali pasti tidak mengenal rasa bosan, banyak pilihan tempat menarik sebagai Obyek Wisata di Pulau Dewata Bali yang bisa dikunjungi, ada wisata budaya, wisata kulinner, wisata air, dan pastinya wisata pantai. Banyak pantai eksotik yang tersebar di seluruh pesisir pulau Bali, salah satunya adalah pantai Pandawa, pantai berpasir putih lembut yang belakangan makin banyak dikunjungi wisatawan domestik maupun asing. Pantai Pandawa di Bali Kali ini saya akan berbagi pengalaman selama mengunjungi tempat wisata di pulau Bali, yaitu pantai Pandawa Pantai Pandawa di Bali banyak yang menyebutnya sebagai pantai rahasia atau secret beach , karena lokasinya yang berada di balik perbukitan kapur yang menjulang tinggi, sedangkan warga lokal menyebut pantai Pandawa dengan sebutan Pantai Kutuh karena letak pantai ini di desa Kutuh, yang warganya terkenal dengan penghasil budi daya rumput laut sebagai aktifitas keseharian warganya. Indahnya pantai Pandawa di Bali Let

Danau Matano, Terdalam di Asia Tenggara

Danau Matano terletak di Sorowako, Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.  Namanya belum setenar Danau Toba di Medan, Sumatera Utara, tapi pesona Danau Matano gak bisa dipandang sebelah mata. Danau Matano terletak di Sorowako, Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.  Pelesiran ke sini, mustahil kamu tidak jatuh cinta dengan danau yang diklaim sebagai yang terdalam di Asia Tenggara . Mata kamu bakal dimanjakan dengan jernihnya biru air danau, yang membuatmu bisa melihat danau hingga kedalaman 20 meter! Pantai Salonsa, Danau Matano. Foto: Wikipedia Danau Matano terbentuk dari ribuan mata air akibat gerakan tektonik di litosfer. Kini, danau ini menjadi rumah buat aneka ikan serta burung danau terbang dan dikelilingi Pegunungan Verbeek nan hijau.  Tak hanya itu, sejumlah fauna eksotis, seperti kepiting bungka, udang, siput, keong air tawar dan yang paling kesohor dari Danau Matano, ikan purba buttini yang memiliki nama latin Glossogobius matanensis juga