Skip to main content

Jelajah Malang-Lumajang: Pantai Jembatan Panjang Tanjung Sirap (PJPTS), Pantai Wedi Ciut, Pantai Rowo Gebang dan Tanjung Sirap


Hari ketiga, 19 Agustus 2018.
Hari ini sudah bergabung Kusti jadi jumlah kami menjadi 4 orang, saya, Eddy dan Revan. Tujuan kali ini sebenarnya adalah ke Pantai Gledakan Ciut. Karena di Maps pantai ini terlihat berdekatan dengan Pantai Balekambang kamipun menuju ke arah ini yang sore sebelumnya kami habiskan menikmati sunset.
Sekitar 30 menit perjalanan sampai di pertigaan Balekambang, dan sepertinya penduduk lokal tidak mengetahui lokasi Pantai Gledakan Ciut ini. Akhirnya kami menuju ke jalan sebelah kiri (jalan tanah  yang ada di sebelah kanan jalan masuk Pantai Balekambang). Menyusuri jalan tanah memasuki wilayah hutan konservasi, sangat sedikit sekali terlihat kendaraan melintas.
Kami melewati spanduk petunjuk arah ke Pantai Sirap tapi mengingat jalan masuknya terlihat sangat jelek kamipun terus hingga sampai ke Pantai Kondang Merak. Berharap ada jalan menuju ke Pantai Gledakan Ciut ternyata kami salah. Karena tidak ada sinyal untuk mengecek Maps akhirnya kamipun kembali dan bermaksud mengunjungi Pantai Tanjung Sirap yang tadi kami lewati.
Spanduk petunjuk arah ke Tanjung Sirap
Kondisi jalan
Sampai di pertigaan, memasuki wilayah hutan dan tentu saja kondisi jalan yang tidak bagus. Sampai di parkiran terlihat sepi aktifitas. Kami pun parkir di salah satu warung yang tidak terlihat penjaganya. Beberapa saat, kami didatangi petugas untuk membayar karcis yang cuman Rp. 5.000. Selanjutnya kamipun bebas menikmati wisata pantai di area ini.

Pantai Jembatan Panjang Tanjung Sirap (PJPTS)
Pantai ini pastinya yanag pertama kali kita temukan di area ini. Pantai ini tepat berada di sisi kanan Pantai Balekambang, jadi dari sini terlihat jembatan dan Situs Balekambang. Hanya saja akses ke Balekambang dan sebaliknya ditutup.
Pantai ini berpasir putih dengan ombak yang memecah jauh ditengah sehingga pantainya landai. Juga terlihat beberapa bagian pantai berdasar baru karang berwarna hijau karena lumut sehingga terlihat eksotik.


Seperti Pantai Balekambang, yang sangat menarik dan menjadi ikon di sini adalah Jembatan yang menghubungkan Pulau Karang yang berjarak sekitar 100m dari pantai. Dari jembatan ini pulalah nama pantai ini berasal yaitu Pantai Jembatan Panjang Tanjung Sirap (Pantai PJPTS) atau cukup disingkat Pantai Jembatan Panjang.
Pantai Jembatan Panjang Tanjung Sirap (Pantai PJPTS)
Pantai Jembatan Panjang Tanjung Sirap (Pantai PJPTS)
Pantai Jembatan Panjang Tanjung Sirap (Pantai PJPTS)
Pantai Jembatan Panjang Tanjung Sirap (Pantai PJPTS)

View pantai dari Jembatan Panjang
Menyusuri jembatan, kamipun berkeliling pulau melewati jalan setapak yang rapi. Di beberapa titik terdapat area spot foto. Dari titik ini kita bisa melihat pantai secara keseluruhan dan memandang jauh ke laut lepas, Samudra Hindia. Terlihat batu-batu karang dengan ombang besar yang menghempas.
View dari Jembatan Panjang
View dari Jembatan Panjang
View dari Jembatan Panjang
View pulau karang dari Jembatan Panjang
 
Pantai Wedi Ciut
Pantai ini bisa kita temukan on the way menuju Tanjung Sirap yaitu bebatuan karang yang menjorok ke laut. Pantai ini tidak sulit ditemukan hanya saja butuh sedikit perjuangan menuju ke sini. Dari loket depan terdapat pertigaan, ambil ke arah kanan dari pintu masuk. Karena jalannya kecil dan cukup untuk motor jadi pantai-pantai di sini sepertinya terabaikan.
Kurang dari satu kilo perjalanan, kami menemukan pantai ini dan tentu saja, tidak ada pengunjung selain kami berempat. 
Berasa punya pantai pribadi
Berasa punya pantai pribadi
Asrinya Pantai Wedi CIut
Asrinya Pantai Wedi CIut
Asrinya Pantai Wedi CIut
Pantai ini lagi-lagi, berpasir putih, dengan air yang sangat bening berwarna hjau tosca. Berada di pantai ini terasa memiliki pantai pribadi.
Di sebelah kiri terdapat tebing batu dimana ombak memecah dan lumayan besar. Karena ada pohon besar maka lokasi ini bisa dipakai untuk beristirahat dari panasnya matahari.
Bebatuan karang di Pantai Wedi Ciut
Bebatuan karang di Pantai Wedi Ciut

Pantai Rowo Gebang
Pantai ini tidak beberapa jauh dari Pantai Wedi Ciut, atau dibalik bukit sebelah kanan. Seperti pantai sebelumnya, pantai ini juga tidak ada pengunjungnya, hanya kami berempat.
Asrinya Pantai Rowo Gebang
Asrinya Pantai Rowo Gebang
Sama seperti pantai sebelumnya, Wedi Ciut, pantai ini juga berpasir putih dengan warna air hijau tosca. Kedua pantai ini terlihat sangat mirip hanya saja pantai ini memiliki garis pantai yang lebih panjang dibandingkan dengan Pantai Wedi Ciut.
Asrinya Pantai Rowo Gebang
Asrinya Pantai Rowo Gebang
Di sebelah kanan terdapat bukit karang yang landai. Dari karang ini kita bisa mengambil foto pantai keseluruhan. Hanya saja, hati-hati karena ombak yang memecah karang lumayan besar.
Tebing di sisi kiri pantai
View pantai dari atas tebing
View pantai dari atas tebing
View pantai dari atas tebing
Pantai Tanjung Sirap.
Di akhir trek, akhirnya kami sampai di Pantai Tanjung Sirap. Pantai ini adalah pantai yang terlihat dari Pantai Kondang Merak. Kami tidak berlama-lama di pantai ini karena bermaksud menuju bebatuan karang yang ada di Tanjung ini.
Pantai Tanjung Sirap
Nah buat kalian yang belum mengerti apa itu Tanjung. Singkatnya, Tanjung adalah bagian daratan yang menjorok ke laut. Lawan dari Tanjung adalah Teluk. Di mana Teluk adalah bagian lautan yang menjorok ke darat.
Untuk menuju karang-karang yang menjorok ke laut ini (lebih terlihat jika kita lihat dari Pantai Kondang Merak), kita harus memarkirkan motor di Pantai dan selanjutnya trekking menaiki bukit melewati pohon-pohon pandan berduri. Di sini kita harus hati-hati karena kiri kanan adalah tebing.
Trek menuju Tanjung SIrap
Trek menuju Tanjung SIrap
Trek menuju Tanjung SIrap
Keluar dari hutan atau tepatnya semak belukar kamipun sampai ke karang-karang Tanjung Sirap ini. Woooow benar-benar fantastis...... sulit dilukiskan dengan kata-kata kalau tidak menyaksikan sendiri keindahan tanjung ini. Kamipun mencari area aman meski tidak terlalu luas dan angin kencang untuk menikmati keindahan tanjung ini.

Di sisi kiri adalah tebing yang langsung menghadap Samudra Hindia, terlihat pantai-pantai berjejer dan tebing-tebing. Ombak besar menghantam karang dan menghasilkan deburan kencang.Terlihat deretan Pantai Rowo Gebang dan Pantai Wedi Ciut.
Tanjung Sirap
Tanjung Sirap
Di ujung tanjung terdapat pulau karang yang sangat unik. Setelah di hempas ombak besar, air laut yang masuk ke karangpun jatuh ke sisi sebaniknya dan menghasilkan air terjun kecil. Fantastis...
Tanjung Sirap
Tanjung Sirap
Tanjung Sirap
Tanjung Sirap
Di sisi kanan juga terdapat pulau karang yang tidak kalah bagusnya. Dan dari sisi ini kita bisa melihat Pantai Kondang Merak di kejauhan.
Sangat puas rasanya menikmati area Tanjung Sirap ini, dengan deretan pantai-pantai fantastis dan pulaupulau karangnya. Apalagi hanya dengan mengeluarkan uang Rp. 5.000 saja. Dalam saya pun berfikir apakah sebaiknya kondisi ini tetap seperti ini? Dengan kondisi jalan memprihatinkan dan sepi pengunjung atau kondisi bagus, ramai pengunjung tapi akan merusak kondisi pantai-pantai ini? Hanya waktu yang menjawabnya......



Baca juga link terkait:

Comments

Popular posts from this blog

7 Gunung Berapi Tertinggi di Indonesia

Ada begitu banyak gunung berapi yang bisa kita jumpai di Indonesia. Gunung berapi yang jumlahnya berlimpah itu terbentuk akibat zona subduksi antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Nah, berikut adalah tujuh gunung berapi tertinggi di Indonesia, menurut data yang dilansir Wikipedia. Mari kita simak bersama! 1. Gunung Kerinci Gunung Kerinci,  3.805 meter. Gunung berapi tertinggi di Indonesia ini juga dikenal sebagai Gunung Gadang dan Puncak Indrapura. Gunung Kerinci memiliki ketinggian mencapai 3.805 meter dan terletak di Provinsi Sumatera Barat dan Jambi, sekitar 130 km sebelah selatan Padang. Uniknya lagi, gunung berbentuk stratovulkan ini mempunyai kawah seluas 400x120 meter yang berisi air berwarna hijau. 2. Gunung Rinjani Gunung Rinjani,  3.726 mdpl. Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 mdpl serta terletak pada lintang 8º25' LS da...

Eksplor Solok Selatan Bagian 4: Kebun Teh Alahan Panjang, Mesjid Tuo Kayu Jao dan Danau Di Ateh (Danau Kembar)

Melanjutkan perjalanan dari Sangir dimana kami menghabiskan waktu berenang di Air Pauh Duo dan mengunjungi Nagari Saribu RumahGadang selanjutnya kami menuju Alahan Panjang untuk menginap di Danau Di Ateh (Danau Di Atas). Karena tergoda dengan promosi wisata di sini yang memperlihatkan penginapan di pinggir danau yang bergaya ala-ala Eropa. Sampai di Danau Di Ateh sudah sore. Memasuki Kawasan wisata kami harus membayar sekitar Rp. 25.000 per orang (dewasa). Dan sepertinya di dalam Kawasan wisata sedang ada bazaar sehingga terlihat sangat berantakan dan sampah berserakan di mana-mana. Singkat cerita kami menyewa 2 villa dengan harga Rp. 500.000 dan Rp. 300.000 yang dibayar via petugas yang   bersih-bersih villa (karena menurut beliau pembayarannya lewat mereka, dan saya juga bingung karena memang tidak tahu harus bayar dimanan, LOL). Dan sumpah, inilah penginapan yang tidak terurus, mesti terlihat bagus tapi didalamnya sangat kotor mulai dari karpet, korden, dinding etc. Tidak ada ...

Cagar Biosfer Indonesia (Biosphere Reserves of Indonesia)

Peta Kawasan Konservasi Indonesia Cagar Biosfer Indonesia (Biosphere Reserves of Indonesia) adalah situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerjasama program MAB-UNESCO (Man and The Biosphere Programme - United Nations Education Social and Cultural Organization) untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan, berdasarkan pada upaya masyarakat lokal dan ilmu pengetahuan yang handal. Sebagai kawasan yang menggambarkan keselarasan hubungan antara pembangunan ekonomi, pemberdayaan masyarakat dan perlindungan lingkungan, melalui kemitraan antara manusia dan alam. Biosphere reserves are sites recognized under UNESCO's Man and the Biosphere Programme, which innovate and demonstrate approaches to conservation and sustainable development. They are of course under national sovereign jurisdiction, yet share their experience and ideas nationally, regionally and internationally within the World Network of Biosphere Reserves. There are 551 sites world...