Skip to main content

Jelajah Ciletuh-Pelabuhan Ratu Geopark Bagian 4: Curug Awang dan Curug Tengah

Di hari kedua di Ciletuh, hari ini jadwal kami adalah mengunjungi 3 curug yang berdekatan yaitu Curug Awang, Curug Tengah dan Curug Puncak Manik. Sorenya kami mengunjungi Curug Puncak Jeruk.

10. Curug Awang
Curug ini berada di Desa Taman Jaya-Ciemas sekitar 45 menit dari Pantai Palangpang atau tempat kami menginap di Desa Cimarinjung. Curug ini berada di aliran Sungai Ciletuh bersama-sama dengan Curug Tengah dan Curug Puncak Manik.
Pagi-pagi sekitar jam 8 kami berangkat dari penginapan, mengambil arah ke Panenjoan atau ke arah Sukabumi/Ujung Genteng. Gak usah bingung karena ini adalah jalur lingkar/jalur utama. Sebelum Panenjoan di perkebunan kami melihat petunjuk arah ke Curug Awang dan Curug Tengah. Menyusuri jalan yang berjarak sekitar 1 km, kami mendapati jalan berbatu tanpa aspal. Mungkin karena lokasi ini adalah perkebunan kelapa sawit bukan jalan pemda makanya jalannya hanya berupa bebatuan bukan aspal.

Tanpa petunjuk arah, di suatu pertigaan di antara pepohonan kelapa sawit (atas petunjuk warga) hanya berjarak sekitar 50m kami sampai di lokasi parkir Curug Awang. Belum ada pengunjung saat itu dan penjaganya juga belum ada.
Dari parkiran kami berjalan menyusuri jalan setapak yang sudah di cor ke arah kiri. Suasana sejuk karena banyaknya pepohonan dan pemandangan hijau sawah yang membentang menyambut kami. Terasa sekali suasana pedesaan. Hanya berjalan beberapa meter sudah terlihat Curug Awang di kejauhan. Curug yang fantastis, warna bebatuannya yang coklat kemerahan sangat kontras dengan suasana sekitarnya.
Pemandangan yang asri di sekeliling curug
Pemandangan yang asri di sekeliling curug
Kira-kira 50 meter kami sampai di rumah/warung, satu-satunya rumah/warung yang ada di sini. Mengobrol sebentar dengan pemilik warung, kami melanjutkan mendekati area curug. Menyisir pinggir sungai, semakin mendekati area curug, semakin terlihat kegagahan curug ini.
View di aliran atas curug
Sampai di ujung jalan, terdapat sebuah saung untuk beristirahat dan tempat untuk meikmati keindahan curug ini dari dekat. Dari seni terlihat aliran sungai dan terasering sawah, tidak terlihat rumah-rumah penduduk di area hulu. Konon dulunya tempat ini dikelilingi oleh hutan tapi karena adanya pembalakan liar jadinya hutan-hutannya sudah hilang.
Curug Awang
Curug Awang
Curug Awang
Terlihat aliran sungai yang tidak terlalu besar debitnya, mungkin karena mulai memasuki kemarau. Untungnya, kita bisa melihat warna air yang tidak keruh, kalau musim hujan, debit air sangat besar hingga menutupi bebatuan tapi airnya keruh/coklat. Revan turun ke bawah mendekati area curug alias ke bibir tebing untuk mengambil beberapa foto.

Untuk turun ke bawah, ke area bawah curug, kami turun melewati jalan setapak menuruni bukit, hanya kira-kira 50 meter dan lumayan terjal. Dari warung si bapak kita juga bisa turun mendekati curug dengan trek yang lebih landai.
Sampai di area curug, baru terlihat dengan jelas kegagahan curug yang tingginya sekitar 40m ini. Terlihat bebatuan besar menghiasi area curug, bebatuan bekas longsoran tebing akibat erosi dan pelapukan yang terjadi mungkin ratusan atau ribuan tahun lalu. Di area terpapar sinar matahari dan tampias kami menyaksikan pelangi yang menambah kecantikan curug ini.
Ada pelangi

Setelah puas menikmati keindahan curug ini kami beristirahat di warung si bapak sambil memesan mie rebus dan the hangat. Momen yang langka, menikmati sarapan dengan pemandangan curug dan hijaunya persawahan dan hutan…. Hehehehe. Harap di catat, harga makanan dan minuman di sini tidak beda dengan di luar, hanya beberapa ribu saja. Setelah sarapan dan mendapatkan pengarahan dari si bapak, kamipun melanjutkan ke Curug Tengah.
Menikmati sarapan
11. Curug Tengah
Kembali kepertigaan dekat pintu masuk, kami mengambil jalur kanan. Melewati persawahan terlihat Curug Awang di kejauhan. Sekitar 50 meter kami sudah sampai di bibir tebing di atas Curug Tengah.
Curug Awang dari kejauhan
Curug Awang dari kejauhan
Curug ini belum dikelola jadi belum ada akses jalan untuk turun ke area curug. Jadi kita hanya bisa menyaksikannya dari atas. Karenanya kami sangat hari-hati sekali karena berada di bibir tebing. Meski tidak terlalu tinggi (sekitar 20m) tapi debit airnya sangat deras jadi bisa dipastikan kolam di bawah curug sangat dalam.
Curug Tengah
Curug Tengah

Curug Tengah
Curug Tengah
Tidak banyak yan bisa dilakukan di area curug ini, kemudian kami kembali ke parkiran. Sekarang penjaga parkirnya sudah ada, setelah membayar ongkos parkir Rp. 5.000 (tidak ada biaya tiket masuk), kami melanjutkan perjalan menuju Curug Puncak Manik, yang sebenarnya berada di bawah Curug Tengah tapi kami harus jalan memutar karena aksesnya melewati Tangga 1.000.

Link terkait:
- Pantai Loji, Curug Larangan, Curug Cilegok dan Puncak Darma
- Curug Dogdog dan Curug Cimarinjung
- Curug Sodong, Curug Cikanteh dan Pantai Palangpang 
- Curug Puncak Manik  
- Curug Puncak Jeruk  
- Curug Luhur Cigangsa dan Curug Cikaso 

Comments

Popular posts from this blog

7 Gunung Berapi Tertinggi di Indonesia

Ada begitu banyak gunung berapi yang bisa kita jumpai di Indonesia. Gunung berapi yang jumlahnya berlimpah itu terbentuk akibat zona subduksi antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Nah, berikut adalah tujuh gunung berapi tertinggi di Indonesia, menurut data yang dilansir Wikipedia. Mari kita simak bersama! 1. Gunung Kerinci Gunung Kerinci,  3.805 meter. Gunung berapi tertinggi di Indonesia ini juga dikenal sebagai Gunung Gadang dan Puncak Indrapura. Gunung Kerinci memiliki ketinggian mencapai 3.805 meter dan terletak di Provinsi Sumatera Barat dan Jambi, sekitar 130 km sebelah selatan Padang. Uniknya lagi, gunung berbentuk stratovulkan ini mempunyai kawah seluas 400x120 meter yang berisi air berwarna hijau. 2. Gunung Rinjani Gunung Rinjani,  3.726 mdpl. Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 mdpl serta terletak pada lintang 8º25' LS da...

Eksplor Solok Selatan Bagian 4: Kebun Teh Alahan Panjang, Mesjid Tuo Kayu Jao dan Danau Di Ateh (Danau Kembar)

Melanjutkan perjalanan dari Sangir dimana kami menghabiskan waktu berenang di Air Pauh Duo dan mengunjungi Nagari Saribu RumahGadang selanjutnya kami menuju Alahan Panjang untuk menginap di Danau Di Ateh (Danau Di Atas). Karena tergoda dengan promosi wisata di sini yang memperlihatkan penginapan di pinggir danau yang bergaya ala-ala Eropa. Sampai di Danau Di Ateh sudah sore. Memasuki Kawasan wisata kami harus membayar sekitar Rp. 25.000 per orang (dewasa). Dan sepertinya di dalam Kawasan wisata sedang ada bazaar sehingga terlihat sangat berantakan dan sampah berserakan di mana-mana. Singkat cerita kami menyewa 2 villa dengan harga Rp. 500.000 dan Rp. 300.000 yang dibayar via petugas yang   bersih-bersih villa (karena menurut beliau pembayarannya lewat mereka, dan saya juga bingung karena memang tidak tahu harus bayar dimanan, LOL). Dan sumpah, inilah penginapan yang tidak terurus, mesti terlihat bagus tapi didalamnya sangat kotor mulai dari karpet, korden, dinding etc. Tidak ada ...

Cagar Biosfer Indonesia (Biosphere Reserves of Indonesia)

Peta Kawasan Konservasi Indonesia Cagar Biosfer Indonesia (Biosphere Reserves of Indonesia) adalah situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerjasama program MAB-UNESCO (Man and The Biosphere Programme - United Nations Education Social and Cultural Organization) untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan, berdasarkan pada upaya masyarakat lokal dan ilmu pengetahuan yang handal. Sebagai kawasan yang menggambarkan keselarasan hubungan antara pembangunan ekonomi, pemberdayaan masyarakat dan perlindungan lingkungan, melalui kemitraan antara manusia dan alam. Biosphere reserves are sites recognized under UNESCO's Man and the Biosphere Programme, which innovate and demonstrate approaches to conservation and sustainable development. They are of course under national sovereign jurisdiction, yet share their experience and ideas nationally, regionally and internationally within the World Network of Biosphere Reserves. There are 551 sites world...