Skip to main content

Eksploring Pulau Bawean Bagian 1 : Pulau Gili dan Gili Noko

Ketika ada yang bertanya kemana tujuan liburan panjang lalu, 28 April-1 Mei lalu, ketika saya jawab Pulau Bawean, banyak yang tidak tahu Bawean itu apa dan dimana lokasinya. Nah pastinya banyak juga di antara kalian yang tidak tahu Pulau Bawean itu dimana kan?
Pulau Bawean itu berada di Laut Jawa, merupakan bagian dari kabupaten Gresik, Jawa Timur. Berjarak sekitar 120 km dari Gresik dan ditempuh 5 jam perjalanan menggunakan kapal express. Pulaunya tidak terlalu besar, kalau kita lihat di peta luasnya hampir sama dengan Nusa Penida di Bali. Bedanya di Pulau Bawean lebih ramai dan tanahnya juga lebih subur sehingga kita banyak melihat persawahan dan kebun. Mayoritas penduduk di sini beragama Islam dan berprofesi sebagai nelayan dan petani. Konon banyak penduduk di sini yang merantau ke Singapur dan Malaysia, jadi jangan heran kalau melihat rumah-rumah di sini besar-besar dan mewah hehehehe.
Menginap semalam di Gresik, pagi-pagi kami langsung menuju pelabuhan menggunakan ojeg online (Rp. 7.000). Untungnya kami sudah memesan tiket via petugasnya (Mas Syarif 0813-30455166) beberapa hari sebelumnya, karena pas kami sampai jam 8 pagi, tiket sudah habis. Harga tiket Natuna Express adalah Rp. 150.000 sekali jalan. Harap di catat buat yang ke Bawean harus tahu jadwal kapal. Untuk Natuna Express jadwalnya Gresik-Bawean-Gresik di hari Sabtu dan kembali Selasa.
Eksis dulu sebelum naik kapal
Dalam kapal
Dalam kapal
Perjalanan laut selama 5 jam lumayan nyaman, hanya saja sekitar 2 jam mendekati Bawean ombaknya lumayan besar sehingga banyak penumpang yang jackpots hahahaha. Sampai di Bawean sekitar jam 2 siang. Keluar berjalan kaki dari pelabuhan sekitar 200m kami langsung checking di sebuah homestay yang tidak jauh dari pintu keluar. Oh iya sebelum ke penginapan, kami booking tiket pulang di agen karcis depan pelabuhan dan sewa motor (Rp. 40.000 per hari).
Eksis lagi setelah sampai di Bawean..
Meskipun pariwisata di pulau ini kurang terkenal dibanding pulau-pulau lain, berikut spot-spot wisata yang kami kunjungi selama di Pulau Bawean:

1. Pulau Gili dan Gili Noko
Untuk menuju lokasi ini, dari pelabuhan kami mengambil jalur kanan/Timur dengan jarak sekitar 12 km dengan waktu tempuh sekitar 30 menit. Perlu di catat juga, kondisi jalan lingkar pulau disini umumnya bagus karena menggunakan paving block, sedikit yang menggunakan aspal.
Sepanjang jalan kita disuguhi pemandangan berupa persawahan di kiri kanan jalan dan hutan serasa kita tidak berada di sebuah pulau kecil. Di sepanjang jalan banyak kita temukan mesjid dan mushola dengan jarak yang tidak terlallu berjauhan. Masyarakat di sini masih kental suasana religi-nya.
Mengikuti petunjuk arah menuju Gili, kami mengambil jalur kanan, jalan beton yang bisa dilewati 1 mobil, membelah area mangrove dan nipah. Sekitar 200 meter kami sampai di dermaga kecil tempat perahu-perahu nelayan dan kapal motor untuk menyeberang ke Gili.
Biaya sewa kapal sebesar Rp. 350.000 tidak termasuk sewa alat snorkeling sekitar Rp. 40.000 (??). Kami tidak menyewa peralatan snorkeling karena kami membawa peralatan sendiri. 

Pelabuhan penyeberangan ke Gili
Perjalanan menuju Gili tidak terlalu lama, sekitar 30 menit. Awalnya kami mau snorkeling sebelum ke Gili tapi karena arus dan ombak lumayan besar akhirnya kami memutuskan main ke Gili menunggu arus tenang. 
Pemandangan menuju Gili
Pulau ini tidak terlalu besar, tapi masih ada penduduknya, meski tidak terllau banyak. Juga di sini disediakan penginapan tapi tidak terlalu banyak. Menikmati pemandangan pasir putih dan air laut dengan gradasi warna putih, hijau dan biru serasa berada di Gili Trawangan. Hanya saja, masih terlihat banyak sampah terutama botol plastik bekas.
Sampai di Gili


Sampai di Gili

Gili

Pelabuhan Gili dari atas

Pelabuhan Gili dari atas
Keindahan pulau ini juga makin cantik jika dilihat dari atas menggunakan drone. Dari sini terlihat Gili Noko yang dikeliling pasir putih. Pulau yang sebenarnya menyatu dengan Pulau Gili dan bisa dilewati jika pasang surut.

Menikmati pasir putih di Gili

Menikmati pasir putih di Gili

Gili Noko di atas
Gili Noko di atas
Belum lengkap rasanya jika ke sini tidak menikmati kelapa muda dan koncok-koncok, sejenis makanan dengan olahan tepung dan ikan yang di goreng mirip pempek. Dan semua itu bisa dinikmati dengan harga bersahabat.
Koncok-koncok (tengah)
Karena air suda agak tenang, kamipun melanjutkan snorkeling. Karena guide nya sudah biasa, kami di bawa ke spot yang banyak karang dan ikannya. Spot snorkeling berkedalaman sekitar 4-6 meter. Jadi kami tidak mengganggu karang meski loncat dari ataskapal.

Loncat dari kapal
Berenang dan snorkeling
Karang-karang disini sangat wah, hampir tidak terlihat kerusakan (meski ada satu dua karang yang rusak), tapi secara umum masih terjaga. Karang aneka ragam, dengan berbagai ukuran dan warna sangat memanjakan mata. Berbeda dengan karang yang saya jumpai waktu snorkeling di Belitung, Gili Trawangan, dan Pulau Sepa. Juga ikan-ikannya lumayan banyak dan jinak-jinak. Pokoknya kalau ke Pulau Bawean, jangan pernah melewati untuk bersnorkeling di sini!!!.
Freedive
Freedive
Freedive
Freedive
Pemandangan bawah laut


Pemandangan bawah laut
Setelah snorkeling, kapal kami merapat ke Gili Noko. Pulau kecil ini sangat indah, berpasir putih (sayang lumayan banyak sampah berserakan), dikelilingi oleh air jernih bak kristal. Pengunjung tidak perlu takut berenang di sini, selain tidak berombak juga airnya sangat dangkal meski kita berada jauh dari pantai. Kami pun berenang dan bermain air di sini lupa bahwa cuaca sangat panas dan membakar hahahha.


Di Gili Noko
Di Gili Noko


Di Gili Noko


Di Gili Noko

Di Gili Noko
 Setelah puas bermain air, kamipun kembali ke dermaga dan makan siang di warung apung dengan menu ikan bakar tentunya dengan harga yang bersahabat.

Menu makan siang
Link terkait:
- Air Terjun Laccar, Danau dan Air Terjun Kastoba
- Tanjung Ghe'en/Tanjung Gaang dan Pantai Kerrong

Comments

Popular posts from this blog

7 Gunung Berapi Tertinggi di Indonesia

Ada begitu banyak gunung berapi yang bisa kita jumpai di Indonesia. Gunung berapi yang jumlahnya berlimpah itu terbentuk akibat zona subduksi antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Nah, berikut adalah tujuh gunung berapi tertinggi di Indonesia, menurut data yang dilansir Wikipedia. Mari kita simak bersama! 1. Gunung Kerinci Gunung Kerinci,  3.805 meter. Gunung berapi tertinggi di Indonesia ini juga dikenal sebagai Gunung Gadang dan Puncak Indrapura. Gunung Kerinci memiliki ketinggian mencapai 3.805 meter dan terletak di Provinsi Sumatera Barat dan Jambi, sekitar 130 km sebelah selatan Padang. Uniknya lagi, gunung berbentuk stratovulkan ini mempunyai kawah seluas 400x120 meter yang berisi air berwarna hijau. 2. Gunung Rinjani Gunung Rinjani,  3.726 mdpl. Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 mdpl serta terletak pada lintang 8º25' LS da...

Eksplor Solok Selatan Bagian 4: Kebun Teh Alahan Panjang, Mesjid Tuo Kayu Jao dan Danau Di Ateh (Danau Kembar)

Melanjutkan perjalanan dari Sangir dimana kami menghabiskan waktu berenang di Air Pauh Duo dan mengunjungi Nagari Saribu RumahGadang selanjutnya kami menuju Alahan Panjang untuk menginap di Danau Di Ateh (Danau Di Atas). Karena tergoda dengan promosi wisata di sini yang memperlihatkan penginapan di pinggir danau yang bergaya ala-ala Eropa. Sampai di Danau Di Ateh sudah sore. Memasuki Kawasan wisata kami harus membayar sekitar Rp. 25.000 per orang (dewasa). Dan sepertinya di dalam Kawasan wisata sedang ada bazaar sehingga terlihat sangat berantakan dan sampah berserakan di mana-mana. Singkat cerita kami menyewa 2 villa dengan harga Rp. 500.000 dan Rp. 300.000 yang dibayar via petugas yang   bersih-bersih villa (karena menurut beliau pembayarannya lewat mereka, dan saya juga bingung karena memang tidak tahu harus bayar dimanan, LOL). Dan sumpah, inilah penginapan yang tidak terurus, mesti terlihat bagus tapi didalamnya sangat kotor mulai dari karpet, korden, dinding etc. Tidak ada ...

Cagar Biosfer Indonesia (Biosphere Reserves of Indonesia)

Peta Kawasan Konservasi Indonesia Cagar Biosfer Indonesia (Biosphere Reserves of Indonesia) adalah situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerjasama program MAB-UNESCO (Man and The Biosphere Programme - United Nations Education Social and Cultural Organization) untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan, berdasarkan pada upaya masyarakat lokal dan ilmu pengetahuan yang handal. Sebagai kawasan yang menggambarkan keselarasan hubungan antara pembangunan ekonomi, pemberdayaan masyarakat dan perlindungan lingkungan, melalui kemitraan antara manusia dan alam. Biosphere reserves are sites recognized under UNESCO's Man and the Biosphere Programme, which innovate and demonstrate approaches to conservation and sustainable development. They are of course under national sovereign jurisdiction, yet share their experience and ideas nationally, regionally and internationally within the World Network of Biosphere Reserves. There are 551 sites world...