Skip to main content

Curug Citaman, Curug Tersembunyi di kaki Gunung Salak...!!

Setelah mengunjungi Curug Luhur yang ada di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, kamipun melanjutkan perjalanan menuju Curug Citaman. Kedua curug ini berlawanan arah karena Curug Citaman berada di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak yang terletak di Desa Kutajaya, kecamatan Cicurug, kabupaten Sukabumi.
Dari Curug Luhur kami harus kembali lagi menuju jalan raya Sukabumi tapi kami tidak melewati jalan yang tadi kami lalui menuju Curug Luhur karena kondisi jalan dengan tanjakan panjang. Di pertigaan sebelum masuk Desa Ciambar kami mengambil jalur kanan, kemudian ke kiri menuju jalan raya Sukabumi (banyak terdapat jalur-jalur alternatif nya).
Setelah keluar ke jalan raya Sukabumi kemudian kami menuju arah Cimelati. Kalau kalian tidak tau, deket sini aa kasih tau. Jalur Cimelati ini adalah salah satu jalur alternatif menuju Bogor dari Sukabumi, walau tidak terlalu macet tapi jauh muter-muter dan berbelit-belit kayak teman di tagih hutang....
Nah di Cimelati ini juga ada tempat pemandian alami yang terkenal itu (saya belum nyoba sih). Di sini juga banyak terdapat villa-villa atau hotel buat kalian yang pengen ngadem bareng temen-temen atau keluarga.
Dari kawasan wisata kolam alami ini (yang ada di kanan jalan), kami mengambil jalan lurus. Dari sini jalannya sudah mengecil. Dengan memanfaatkan Google Maps, kami menyusuri jalan yang ada di layar (detail nya kurang tau juga sih, karena kami juga gak terllau akrab dengan jalan ini).
Setelah memasuki jalan-jalan kampong akhirnya kami berhenti di sebuah warung, membeli makanan ringan plus basa-basi menanyakan lokasi Curug Citaman. Kira-kira 2 km terus menyusuri jalan berbatu akhirnya kami sampai di tempat parkiran di sebuah rumah warga.
Nah dari parkir kita harus trekking sekitar 2-3 km, lumayan jauh ya hehehhe. Jalur trekkingnya adalah menanjak, dengan jurang di sisi kiri. Atau lebih gampangnya mengikutin saluran air Tapi jalan nya sudah berpa jalan setapak yang di cor. Kita nanti akan melewati peternakan ayam di sisi kanan yang luas nya minta apun dah... jadi siap-siap nahan nafas ya kalo gak kuat ....
jalan di sisi tebing
peternakan ayam
Mengikutin saluran air
Tapi tenang aja, begitu abis peternakan ayam selanjutnya kita akan memasuki hutan damar, dan jalan cor-corannya juga berakhir. Di sini kita bisa beristirahat ataupun sekedar befoto-foto (lebih bagus lagi kalau ada kabutnya).
Hutan damar
Nah abis hutan damar kita akan memasuki hutan, yah bisa di tebak ya, jalannya basah tapi tenang aja, tidak ada acara panjat-panjat tebing atau bebatuan. Karena landai jadi kita bisa jalan santai, tapi tetap harus berhati-hati.
Nah gak beberapa lama kamipun sampai di Curug Citaman. Sampai di ujung tebing terlihat curug yang tidak terlalu deras melewati bebatuan yang seperti tersusun rapih. Di bawahnya terlihat air yang sangat jernih sehingga terlihat bebatuan di dasarnya. Airnya berwarna hijau kebiruan.
Sebenarnya jalur ini adalah salah satu jalur untuk mendaki Gunung Salak atau yang dikenal dengan Jalur Kutajaya atau Curug Citaman. Jadi kalau kalian mencoba mendaki di jalur ini, nanti akan bertemu lagi dengan curug di atas Curug Citaman ini (seperti info dari Ibu pemilik warung yang kami tanya di bawah tadi).
Melihat lumayan banyak pengunjung di curug ini, saya dan Revan mencoba jalur ke atas, menuju curug lainnya. Tapi saying jalurnya hampir tidak terlihat sehingga kami harus turun lagi. Dan turunnya saya dapat jackpot, digigit pacet... hehehehe.
Sampai di bawah, sudah mulai berkurang pengunjungnya. Saya dan Revan pun mencoba menikmati kesegaran curug ini. Saya juga beberapa kali loncat dari tebing. Pertama meloncat dekat pohon besar yang ternyata di bawahnya dangkal sehingga kaki saya mengenai dasar sungai. Selanjutnya loncat agak kebawah yang di bawahnya airnya berwarna kebiruan, d isini airnya dalam.
Benar-benar sejuk airnya di sini. Saya dan Revan mencoba berenang dari ujung ke ujung  yang panjangnya sekitar 10 meter. Di tambah lagi dengan kabut yang menyelimuti area ini, menjadi moment tersendiri.
Di bawah juga ada curug kecil, kita bisa turun atau naik melewati bebatuan yang seperti disusun rapih. Nah buat kalian yang berenang di sini harus tetap hati-hati dan menjaga kebersihan lingkungan.
Curug kecil di aliran bawah
Hanya saja yang patus di sayangkan, karena tidak di kelola, jadinya banyak sampah berserakan di atas dan area sekitar curug. Di harapkan kesadaran penuh dari pengunjung agar tidak membuang sampah sembarangan (sampahnya di bawa turun lagi).
Sudah hampir sore, dan gerimis, kamipun melanjutkan pulang, kembali ke Cidahu. Di perjalanan pulang, jalan yang kami lalu di selimuti kabut.... emejing...
Jalan pulang yang berkabut
Jalan pulang yang berkabut
Jalan pulang yang berkabut
Info:
Curug Citaman
Lokasi:
Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak
Desa Kutajaya-kecamatan Cicurug-kabupaten Sukabumi
Jawa Barat

Info biaya:
Parkir: Rp. 5.000 (seikhlasnya)
Masuk: gratis

Comments

Popular posts from this blog

7 Gunung Berapi Tertinggi di Indonesia

Ada begitu banyak gunung berapi yang bisa kita jumpai di Indonesia. Gunung berapi yang jumlahnya berlimpah itu terbentuk akibat zona subduksi antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Nah, berikut adalah tujuh gunung berapi tertinggi di Indonesia, menurut data yang dilansir Wikipedia. Mari kita simak bersama! 1. Gunung Kerinci Gunung Kerinci,  3.805 meter. Gunung berapi tertinggi di Indonesia ini juga dikenal sebagai Gunung Gadang dan Puncak Indrapura. Gunung Kerinci memiliki ketinggian mencapai 3.805 meter dan terletak di Provinsi Sumatera Barat dan Jambi, sekitar 130 km sebelah selatan Padang. Uniknya lagi, gunung berbentuk stratovulkan ini mempunyai kawah seluas 400x120 meter yang berisi air berwarna hijau. 2. Gunung Rinjani Gunung Rinjani,  3.726 mdpl. Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 mdpl serta terletak pada lintang 8º25' LS da...

Eksplor Solok Selatan Bagian 4: Kebun Teh Alahan Panjang, Mesjid Tuo Kayu Jao dan Danau Di Ateh (Danau Kembar)

Melanjutkan perjalanan dari Sangir dimana kami menghabiskan waktu berenang di Air Pauh Duo dan mengunjungi Nagari Saribu RumahGadang selanjutnya kami menuju Alahan Panjang untuk menginap di Danau Di Ateh (Danau Di Atas). Karena tergoda dengan promosi wisata di sini yang memperlihatkan penginapan di pinggir danau yang bergaya ala-ala Eropa. Sampai di Danau Di Ateh sudah sore. Memasuki Kawasan wisata kami harus membayar sekitar Rp. 25.000 per orang (dewasa). Dan sepertinya di dalam Kawasan wisata sedang ada bazaar sehingga terlihat sangat berantakan dan sampah berserakan di mana-mana. Singkat cerita kami menyewa 2 villa dengan harga Rp. 500.000 dan Rp. 300.000 yang dibayar via petugas yang   bersih-bersih villa (karena menurut beliau pembayarannya lewat mereka, dan saya juga bingung karena memang tidak tahu harus bayar dimanan, LOL). Dan sumpah, inilah penginapan yang tidak terurus, mesti terlihat bagus tapi didalamnya sangat kotor mulai dari karpet, korden, dinding etc. Tidak ada ...

Cagar Biosfer Indonesia (Biosphere Reserves of Indonesia)

Peta Kawasan Konservasi Indonesia Cagar Biosfer Indonesia (Biosphere Reserves of Indonesia) adalah situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerjasama program MAB-UNESCO (Man and The Biosphere Programme - United Nations Education Social and Cultural Organization) untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan, berdasarkan pada upaya masyarakat lokal dan ilmu pengetahuan yang handal. Sebagai kawasan yang menggambarkan keselarasan hubungan antara pembangunan ekonomi, pemberdayaan masyarakat dan perlindungan lingkungan, melalui kemitraan antara manusia dan alam. Biosphere reserves are sites recognized under UNESCO's Man and the Biosphere Programme, which innovate and demonstrate approaches to conservation and sustainable development. They are of course under national sovereign jurisdiction, yet share their experience and ideas nationally, regionally and internationally within the World Network of Biosphere Reserves. There are 551 sites world...