Skip to main content

Rafflesia Patma Mekar di Kebun Raya Bogor

Rafflesia Patma
Rafflesia Patma Mekar Lagi di Kebun Raya Bogor
BOGOR -- Awal tahun 2014 Kebun Raya Bogor yang terletak di Kota Bogor, Jawa Barat mendapat kejutan dengan mekarnya bunga Rafflesia Patma untuk yang ketujuh kalinya sejak 2010.

"Ini benar-benar kejutan buat Kebun Raya, karena diprediksikan bunga ini akan mekar dua sampai tiga hari lagi. Tapi tiba-tiba pagi tadi sekitar jam 5 sudah mekar sempurna," ujar Peneliti Kebun Raya Bogor Sofie Mursidawati, saat ditemui Kamis (2/1).

Sofie menjelaskan, bunga raksasa asli Jawa Barat ini tumbuh dengan ukuran diameter 38 cm dan lingkar badan 70 cm.

Ukuran tersebut menjadikan Rafflesia Patma yang mekar Kamis (2/1) ini menjadi terbesar di antara yang pernah mekar selama ini dan tercepat masa mekarnya.

"Rabu magrib sudah terlihat masih berbentuk bongkol. Prediksi tidak akan mekar hari ini, ternyata lebih cepat 30 jam dari prediksi," ujar Sofie.

Rafflesia Patma berhasil bertahan hidup dan berbunga secara Ex situ (di luar habitat aslinya) setelah melalui teknik grafting di tahun 2006. Hanya saja keberhasilan yang ketujuh ini masih menyimpan banyak misteri karena pemahaman akan perilaku berbungan tanaman langkah ini belum diketahui sepenuhnya.

Ia mengatakan, sesuatu yang sulit dimanipulasi dari tumbuhan tersebut adalah jenis kelamin bunga. Dari enam bunga yang sebelumnya mekar di Kebun Raya Bogor, lima bunga berjenis kelamin betina dan satu jantan, masing-masing berbunga pada waktu berlainan.

Untuk membuat bunga beranak pinak, lanjut Sofie, diperlukan bunga jantan dan betina yang mekar pada saat yang hampir bersamaan agar bunga betina dapat dibuahi oleh serbuk sari dari bunga jantan dengan perantara serangga

Dia mengungkapkan, menurut penelitian populasi bunga Rafflesia Patma dihabitat aslinya, didominasi oleh bunga jantan. Harus ada usaha untuk dapat membuat bunga betina atau serbuk sari si jantan dapat dimanfaatkan bila suatu saat muncul bunga betina.

Hingga saat ini, lanjutnya, upaya maksimal yang dapat dilakukan Kebun Raya Bogor adalah dengan memperbesar populasinya melalui percobaan demi percobaan grafting untuk memperbesar jumlah populasi yang secara langsung akan memperbesar kesempatan berbunga.

"Dan hal ini merupakan kejadian yang sangat langka," ujarnya.

Sofie menyampaikan, setiap bunga Rafflesia Patma yang mekar di Kebun Raya Bogor memiliki cerita keunikan tersendiri. Seperti pada 2 Juni 2010 merupakan bungan Rafflesia Patma pertama yang mekar sejak 81 tahun silam.

Literatur di Kebun Raya Bogor menyebutkan bunga Rafflesia mekar pertama di Kebun Raya Bogor pada tahun 1929 dengan jenis Rafflesia Arnoldi yang masih kerabat Rafflesia Patma.

Berikutnya pada bulan September 2013, helai mahkota (perigone) pertama telah terangkat sejak sore hari namun memerlukan waktu lebih dari 24 jam bagi empat helai lainnya untuk terbuka dan berakhir dengan gagal mekar sempurna.

Sementara bulan Oktober 2012, dua kuntum bunga hampir mekar secara bersamaan yang memerlukan waktu antara 26 hingga 30 jam untuk mekar sempurna.

"Tantangan lebih besar yang masih dihadapi peneliti adalah membuat Rafflesia dapat hidup bertahan lama generasi bergenerasi di luar habitatnya seperti di Kabun Raya Bogor," ujar Sofie.

Sofie mengatakan, penelitian untuk mengembangkan Rafflesia Patma di luar habitatnya dimulai sejak 2004 dengan mengambil inang tumbuhan Tetrastigma (jenis anggur-angguran) di kawasan Pangandaran, Jawa Barat.

Hingga akhirnya penelitian tersebut membuahkan hasil. Untuk pertama kalinya pada 2010 Rafflesia Patma mekar di Kebun Raya Bogor. Pada saat ini terdapat 10 bakal calon bunga Rafflesia Patma di Kebun Raya Bogor. Tiga diantaranya sudah mati, satu calon bunga telah mekar pada tanggal 2 Juni 2010 itu.

Ada enam calon bunga yang menunggu proses mekar secara bertahap pada 2012 dan 2013 lalu. Pertumbuhan Rafflesia menjadi incaran peneliti dalam dan luar negeri karena sifat hidupnya yang misterius dan langka.

Sofie mengatakan, peneliti Indonesia dan Malaysia berlomba-lomba dalam penelitian terkait Rafflesia. "Mekarnya bunga bangkai ini di Kebun Raya Bogor menjadikan Indonesia sebagai patokan utama dalam penelitian terkait bunga langka ini," katanya.

Informasi mengenai mekarnya Rafflesia patma ini menarik minat pengunjung KRB yang memang jumlahnya cukup banyak bertepatan dengan libur sekolah dan tahun baru.

Untuk menjaga bunga agar tidak dirusak oleh tangan-tangan usil, pihak Kebun Raya Bogor memagari bunga langka tersebut dan menjaga agar pengunjung tidak merusakanya.

Rafflesia patma merupakan parasit tidak berakar, tidak berdaun, dan tidak bertangkai. Bunga langka ini hanya mekar selama sekitar satu minggu setelah itu layu.


Sumber: REPUBLIKA.CO.ID,

Comments

Popular posts from this blog

7 Gunung Berapi Tertinggi di Indonesia

Ada begitu banyak gunung berapi yang bisa kita jumpai di Indonesia. Gunung berapi yang jumlahnya berlimpah itu terbentuk akibat zona subduksi antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Nah, berikut adalah tujuh gunung berapi tertinggi di Indonesia, menurut data yang dilansir Wikipedia. Mari kita simak bersama! 1. Gunung Kerinci Gunung Kerinci,  3.805 meter. Gunung berapi tertinggi di Indonesia ini juga dikenal sebagai Gunung Gadang dan Puncak Indrapura. Gunung Kerinci memiliki ketinggian mencapai 3.805 meter dan terletak di Provinsi Sumatera Barat dan Jambi, sekitar 130 km sebelah selatan Padang. Uniknya lagi, gunung berbentuk stratovulkan ini mempunyai kawah seluas 400x120 meter yang berisi air berwarna hijau. 2. Gunung Rinjani Gunung Rinjani,  3.726 mdpl. Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 mdpl serta terletak pada lintang 8º25' LS da...

Eksplor Solok Selatan Bagian 4: Kebun Teh Alahan Panjang, Mesjid Tuo Kayu Jao dan Danau Di Ateh (Danau Kembar)

Melanjutkan perjalanan dari Sangir dimana kami menghabiskan waktu berenang di Air Pauh Duo dan mengunjungi Nagari Saribu RumahGadang selanjutnya kami menuju Alahan Panjang untuk menginap di Danau Di Ateh (Danau Di Atas). Karena tergoda dengan promosi wisata di sini yang memperlihatkan penginapan di pinggir danau yang bergaya ala-ala Eropa. Sampai di Danau Di Ateh sudah sore. Memasuki Kawasan wisata kami harus membayar sekitar Rp. 25.000 per orang (dewasa). Dan sepertinya di dalam Kawasan wisata sedang ada bazaar sehingga terlihat sangat berantakan dan sampah berserakan di mana-mana. Singkat cerita kami menyewa 2 villa dengan harga Rp. 500.000 dan Rp. 300.000 yang dibayar via petugas yang   bersih-bersih villa (karena menurut beliau pembayarannya lewat mereka, dan saya juga bingung karena memang tidak tahu harus bayar dimanan, LOL). Dan sumpah, inilah penginapan yang tidak terurus, mesti terlihat bagus tapi didalamnya sangat kotor mulai dari karpet, korden, dinding etc. Tidak ada ...

Cagar Biosfer Indonesia (Biosphere Reserves of Indonesia)

Peta Kawasan Konservasi Indonesia Cagar Biosfer Indonesia (Biosphere Reserves of Indonesia) adalah situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerjasama program MAB-UNESCO (Man and The Biosphere Programme - United Nations Education Social and Cultural Organization) untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan, berdasarkan pada upaya masyarakat lokal dan ilmu pengetahuan yang handal. Sebagai kawasan yang menggambarkan keselarasan hubungan antara pembangunan ekonomi, pemberdayaan masyarakat dan perlindungan lingkungan, melalui kemitraan antara manusia dan alam. Biosphere reserves are sites recognized under UNESCO's Man and the Biosphere Programme, which innovate and demonstrate approaches to conservation and sustainable development. They are of course under national sovereign jurisdiction, yet share their experience and ideas nationally, regionally and internationally within the World Network of Biosphere Reserves. There are 551 sites world...