Skip to main content

Indonesia Eksportir Hiu Terbesar Dunia

Pekerja memanggul hiu menuju kios pengepul di Pelabuhan
Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin, 26 November 2012.
Puluhan hiu yang ditangkap di perairan sekitar
Kalimantan dan Sulawesi ini dipotong per bagian,
dengan harga tertinggi pada bagian sirip.
Satu set sirip hiu yang terdiri dari sirip atas, samping,
belakang, dan ekor dijual ke distributor
dengan harga Rp 700 ribu hingga Rp 1 juta.
[TEMPO/STR/Fully Syafi]
Sebagai predator puncak dalam rantai makanan, hiu memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kelestarian ekosistem. Sebuah ekosistem dapat berubah dan menurun tingkat produktivitasnya, bahkan dalam beberapa kasus dapat punah, jika kehilangan predator puncak.

Kenyataan akan pentingnya peran hiu rupanya belum menjadi kesadaran bersama masyarakat Indonesia. Pasalnya, Indonesia yang kaya akan biota laut justru kini menjadi eksportir hiu terbesar yang menyumbang 100 ribu ton per tahun ke pasar internasional. Tragisnya, hal ini terjadi sejak 13 tahun silam.

"Dengan tingkat tekanan terhadap perburuan yang sangat tinggi tersebut, populasi hiu di Indonesia pun kini berada di ujung tanduk," ujar Senior Advisor Indonesia Marine Program Conservation International Indonesia, Mark V Erdmann, dalam Simposium Nasional Perlindungan Hiu, di Jakarta, Selasa (19/3).

Peran Indonesia sebagai eksportir terbesar hiu secara tidak langsung telah menyumbang penurunan populasi secara global sebesar 90-99 persen sejak 50 tahun lalu. "Akibat pemancingan dan dan permintaan sup sirip hiu yang terus menerus, setidaknya 73 juta hiu dibunuh tiap tahunnya," ungkap Mark.

Situasi tersebut sejalan dengan apa yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia di mana proses penangkapan hiu dilakukan secara terang-terangan oleh masyarakat. Misal, kata Mark, di daerah Lombok, Nusa Tenggara Barat, untuk dapat menangkap hiu masyarakat menggunakan lumba-lumba dan penyu sebagai umpan.

Caranya, di tengah laut nelayan menangkap lumba-lumba kemudian langsung memotongnya agar hiu terpancing dengan darah dari lumba-lumba. Lumba-lumba yang dilukai itu lalu dibuang begitu saja, dibiarkan mati. "Begitu juga dengan penyu, bagian tubuh yang diambil untuk umpan hanya hatinya saja," papar Mark.

Namun demikian, sambung Mark, ia optimis dengan sosialisasi pentingnya peran hiu ditambah dukungan regulasi dari pemerintah, angka penangkapan hiu akan dapat menurun secara signifikan. "Saya kira dalam 5 tahun ke depan industri hiu ini akan menurun drastis," tandas Mark.

Untuk mendukung pelestarian hiu, pemerintah akan memperketat penangkapannya karena hiu masuk dalam Appendix II "Convention on International Trade in Endangered Species" (CITES) 2013. Bentuk komitmen itu, kata Menteri  Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo, dengan segera mengeluarkan Peraturan Menteri Kelautan Perikanan. 

Pengetatan pengelolaan hiu ini penting mengingat keberadaan predator puncak tersebut sangat penting untuk menjaga ekosistem laut. Apalagi, jumlah spesiesnya telah mengalami penurunan lebih dari 75 persen, bahkan untuk jenis tertentu mencapai 90 persen atau lebih.




Lihat kios pengepul hiu di Muncar, Banyuwangi:
Foto Oleh: TEMPO/STR/Fully Syafi; FSY2012112624

Pekerja menunjukkan sirip hiu di kios pengepul di Pelabuhan Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin, 26 November 2012. Puluhan hiu yang ditangkap di perairan sekitar Kalimantan dan Sulawesi ini dipotong per bagian, dengan harga tertinggi pada bagian sirip. Satu set sirip hiu yang terdiri dari sirip atas, samping, belakang, dan ekor dijual ke distributor dengan harga Rp 700 ribu hingga Rp 1 juta.
  • Pekerja menunjukkan sirip hiu di kios pengepul di Pelabuhan Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin, 26 November 2012. Puluhan hiu yang ditangkap di perairan sekitar Kalimantan dan Sulawesi ini dipotong per bagian, dengan harga tertinggi pada bagian sirip. Satu set sirip hiu yang terdiri dari sirip atas, samping, belakang, dan ekor dijual ke distributor dengan harga Rp 700 ribu hingga Rp 1 juta.
Pekerja memotong sirip hiu di kios pengepul di Pelabuhan Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin, 26 November 2012. Puluhan hiu yang ditangkap di perairan sekitar Kalimantan dan Sulawesi ini dipotong per bagian, dengan harga tertinggi pada bagian sirip. Satu set sirip hiu yang terdiri dari sirip atas, samping, belakang, dan ekor dijual ke distributor dengan harga Rp 700 ribu hingga Rp 1 juta.
  • Pekerja memotong sirip hiu di kios pengepul di Pelabuhan Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin, 26 November 2012. Puluhan hiu yang ditangkap di perairan sekitar Kalimantan dan Sulawesi ini dipotong per bagian, dengan harga tertinggi pada bagian sirip. Satu set sirip hiu yang terdiri dari sirip atas, samping, belakang, dan ekor dijual ke distributor dengan harga Rp 700 ribu hingga Rp 1 juta.
Pekerja memotong sirip hiu di kios pengepul di Pelabuhan Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin, 26 November 2012. Puluhan hiu yang ditangkap di perairan sekitar Kalimantan dan Sulawesi ini dipotong per bagian, dengan harga tertinggi pada bagian sirip. Satu set sirip hiu yang terdiri dari sirip atas, samping, belakang, dan ekor dijual ke distributor dengan harga Rp 700 ribu hingga Rp 1 juta.
  • Pekerja memotong sirip hiu di kios pengepul di Pelabuhan Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin, 26 November 2012. Puluhan hiu yang ditangkap di perairan sekitar Kalimantan dan Sulawesi ini dipotong per bagian, dengan harga tertinggi pada bagian sirip. Satu set sirip hiu yang terdiri dari sirip atas, samping, belakang, dan ekor dijual ke distributor dengan harga Rp 700 ribu hingga Rp 1 juta.
Pekerja memanggul hiu yang baru tiba menuju kios pengepul di Pelabuhan Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin, 26 November 2012. Puluhan hiu yang ditangkap di perairan sekitar Kalimantan dan Sulawesi ini dipotong per bagian, dengan harga tertinggi pada bagian sirip. Satu set sirip hiu yang terdiri dari sirip atas, samping, belakang, dan ekor dijual ke distributor dengan harga Rp 700 ribu hingga Rp 1 juta. 
  • Pekerja menimbang hiu di kios pengepul di Pelabuhan Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin, 26 November 2012. Puluhan hiu yang ditangkap di perairan sekitar Kalimantan dan Sulawesi ini dipotong per bagian, dengan harga tertinggi pada bagian sirip. Satu set sirip hiu yang terdiri dari sirip atas, samping, belakang, dan ekor dijual ke distributor dengan harga Rp 700 ribu hingga Rp 1 juta. 

Pekerja menimbang sirip hiu di kios pengepul di Pelabuhan Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin, 26 November 2012. Puluhan hiu yang ditangkap di perairan sekitar Kalimantan dan Sulawesi ini dipotong per bagian, dengan harga tertinggi pada bagian sirip. Satu set sirip hiu yang terdiri dari sirip atas, samping, belakang, dan ekor dijual ke distributor dengan harga Rp 700 ribu hingga Rp 1 juta.

    Comments

    Popular posts from this blog

    7 Gunung Berapi Tertinggi di Indonesia

    Ada begitu banyak gunung berapi yang bisa kita jumpai di Indonesia. Gunung berapi yang jumlahnya berlimpah itu terbentuk akibat zona subduksi antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Nah, berikut adalah tujuh gunung berapi tertinggi di Indonesia, menurut data yang dilansir Wikipedia. Mari kita simak bersama! 1. Gunung Kerinci Gunung Kerinci,  3.805 meter. Gunung berapi tertinggi di Indonesia ini juga dikenal sebagai Gunung Gadang dan Puncak Indrapura. Gunung Kerinci memiliki ketinggian mencapai 3.805 meter dan terletak di Provinsi Sumatera Barat dan Jambi, sekitar 130 km sebelah selatan Padang. Uniknya lagi, gunung berbentuk stratovulkan ini mempunyai kawah seluas 400x120 meter yang berisi air berwarna hijau. 2. Gunung Rinjani Gunung Rinjani,  3.726 mdpl. Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 mdpl serta terletak pada lintang 8º25' LS da...

    Eksplor Solok Selatan Bagian 4: Kebun Teh Alahan Panjang, Mesjid Tuo Kayu Jao dan Danau Di Ateh (Danau Kembar)

    Melanjutkan perjalanan dari Sangir dimana kami menghabiskan waktu berenang di Air Pauh Duo dan mengunjungi Nagari Saribu RumahGadang selanjutnya kami menuju Alahan Panjang untuk menginap di Danau Di Ateh (Danau Di Atas). Karena tergoda dengan promosi wisata di sini yang memperlihatkan penginapan di pinggir danau yang bergaya ala-ala Eropa. Sampai di Danau Di Ateh sudah sore. Memasuki Kawasan wisata kami harus membayar sekitar Rp. 25.000 per orang (dewasa). Dan sepertinya di dalam Kawasan wisata sedang ada bazaar sehingga terlihat sangat berantakan dan sampah berserakan di mana-mana. Singkat cerita kami menyewa 2 villa dengan harga Rp. 500.000 dan Rp. 300.000 yang dibayar via petugas yang   bersih-bersih villa (karena menurut beliau pembayarannya lewat mereka, dan saya juga bingung karena memang tidak tahu harus bayar dimanan, LOL). Dan sumpah, inilah penginapan yang tidak terurus, mesti terlihat bagus tapi didalamnya sangat kotor mulai dari karpet, korden, dinding etc. Tidak ada ...

    Cagar Biosfer Indonesia (Biosphere Reserves of Indonesia)

    Peta Kawasan Konservasi Indonesia Cagar Biosfer Indonesia (Biosphere Reserves of Indonesia) adalah situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerjasama program MAB-UNESCO (Man and The Biosphere Programme - United Nations Education Social and Cultural Organization) untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan, berdasarkan pada upaya masyarakat lokal dan ilmu pengetahuan yang handal. Sebagai kawasan yang menggambarkan keselarasan hubungan antara pembangunan ekonomi, pemberdayaan masyarakat dan perlindungan lingkungan, melalui kemitraan antara manusia dan alam. Biosphere reserves are sites recognized under UNESCO's Man and the Biosphere Programme, which innovate and demonstrate approaches to conservation and sustainable development. They are of course under national sovereign jurisdiction, yet share their experience and ideas nationally, regionally and internationally within the World Network of Biosphere Reserves. There are 551 sites world...