Skip to main content

Erik Weihenmayer, Traveler Buta yang Taklukkan Dunia

Traveler buta yang taklukkan dunia
Photo: Erik Weihenmayer/Facebook
Erik Weihenmayer mengalami buta permanen pada usia 13 tahun. Meski begitu, Erik yang dikenal suka berkeliling dunia ini tidak pernah membiarkan musibah itu mengubah hidupnya.

Erik adalah salah satu dari orang-orang hebat yang berhasil melawan keterbatasan yang disebabkan cacat tubuh. Selain itu, dia juga menjadi satu-satunya orang buta di dunia yang berhasil mencapai puncak Gunung Everest.

Kini pada usia 44 tahun, Erik menjadi traveler buta paling berhasil di dunia. Dia sepenuhnya berhasil melawan kebutaannya dan bahkan sama sekali tidak terganggu dengan kondisi tubuhnya. Erik dikenal jago dalam melakukan kegiatan memacu adrenalin seperti mendaki gunung, gulat, ski, kayak, paralayang, dan terjun bebas.

Ketika Erika masih muda, dia hanya terfokus pada satu cabang olahraga yaitu gulat, dan dia sangat brilian dalam olahraga itu. Dia bahkan pernah mewakili negaranya di US National Freestyle Wrestling Championships.

Traveler buta yang taklukkan dunia
Photo: Erik Weihenmayer/Facebook
Erik lulus kuliah pada tahun 1993 dengan gelar Master dan kemudian menjadi seorang guru di sekolah. Ini adalah ketika ia mengambil panjat tebing dan trekking di samping. Selain sukses mendaki Gunung Everest, dia juga pernah mencapai puncak Gunung McKinley (puncak tertinggi di Amerika) dan Kilimanjaro (puncak tertinggi di Afrika). Sebagaimana dilansir Outside Magazine, Erik telah berhasil mendaki Seven Summits - gunung tertinggi di tujuh benua.

Pada tahun 2003, Erik ikut ambil bagian dalam Primal Quest - olahraga balap petualangan tersulit di dunia. Dia dan timnya kala itu bersaing dengan 80 tim dari 17 negara di dunia, dan menjadi salah satu dari 42 tim yang berhasil mencapai garis finish. Rencana petualangan terbaru yang akan dilakukan Erik adalah menyusuri Grand Canyon dengan menggunakan kayak. Jika dia berhasil, dia akan menjadi satu-satunya orang buta di dunia bisa melakukannya.

Traveler buta yang taklukkan dunia
Photo: Erik Weihenmayer/Facebook
Erik juga merupakan seorang motivator, penulis, dan guru. Dia juga mengajarkan tentang panjat tebing dan pendakian gunung untuk siswa buta di sekolah-sekolah Tibet. Buku pertama yang ditulisnya diberi judul Touch the Top of the World, yang diterbitkan di sepuluh negara dan diterjemahkan dalam enam bahasa.

Selain suka berpetualang mendaki gunung dan menjelajah alam, Erik juga dikenal sebagai seorang suami dan bapak yang baik. Dia begitu mencintai istrinya Ellen, dan dua anaknya, Emma (12) dan Arjun (10).


Sumber: Merdeka.com

Comments

Popular posts from this blog

7 Gunung Berapi Tertinggi di Indonesia

Ada begitu banyak gunung berapi yang bisa kita jumpai di Indonesia. Gunung berapi yang jumlahnya berlimpah itu terbentuk akibat zona subduksi antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Nah, berikut adalah tujuh gunung berapi tertinggi di Indonesia, menurut data yang dilansir Wikipedia. Mari kita simak bersama! 1. Gunung Kerinci Gunung Kerinci,  3.805 meter. Gunung berapi tertinggi di Indonesia ini juga dikenal sebagai Gunung Gadang dan Puncak Indrapura. Gunung Kerinci memiliki ketinggian mencapai 3.805 meter dan terletak di Provinsi Sumatera Barat dan Jambi, sekitar 130 km sebelah selatan Padang. Uniknya lagi, gunung berbentuk stratovulkan ini mempunyai kawah seluas 400x120 meter yang berisi air berwarna hijau. 2. Gunung Rinjani Gunung Rinjani,  3.726 mdpl. Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 mdpl serta terletak pada lintang 8º25' LS da...

Eksplor Solok Selatan Bagian 4: Kebun Teh Alahan Panjang, Mesjid Tuo Kayu Jao dan Danau Di Ateh (Danau Kembar)

Melanjutkan perjalanan dari Sangir dimana kami menghabiskan waktu berenang di Air Pauh Duo dan mengunjungi Nagari Saribu RumahGadang selanjutnya kami menuju Alahan Panjang untuk menginap di Danau Di Ateh (Danau Di Atas). Karena tergoda dengan promosi wisata di sini yang memperlihatkan penginapan di pinggir danau yang bergaya ala-ala Eropa. Sampai di Danau Di Ateh sudah sore. Memasuki Kawasan wisata kami harus membayar sekitar Rp. 25.000 per orang (dewasa). Dan sepertinya di dalam Kawasan wisata sedang ada bazaar sehingga terlihat sangat berantakan dan sampah berserakan di mana-mana. Singkat cerita kami menyewa 2 villa dengan harga Rp. 500.000 dan Rp. 300.000 yang dibayar via petugas yang   bersih-bersih villa (karena menurut beliau pembayarannya lewat mereka, dan saya juga bingung karena memang tidak tahu harus bayar dimanan, LOL). Dan sumpah, inilah penginapan yang tidak terurus, mesti terlihat bagus tapi didalamnya sangat kotor mulai dari karpet, korden, dinding etc. Tidak ada ...

Cagar Biosfer Indonesia (Biosphere Reserves of Indonesia)

Peta Kawasan Konservasi Indonesia Cagar Biosfer Indonesia (Biosphere Reserves of Indonesia) adalah situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerjasama program MAB-UNESCO (Man and The Biosphere Programme - United Nations Education Social and Cultural Organization) untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan, berdasarkan pada upaya masyarakat lokal dan ilmu pengetahuan yang handal. Sebagai kawasan yang menggambarkan keselarasan hubungan antara pembangunan ekonomi, pemberdayaan masyarakat dan perlindungan lingkungan, melalui kemitraan antara manusia dan alam. Biosphere reserves are sites recognized under UNESCO's Man and the Biosphere Programme, which innovate and demonstrate approaches to conservation and sustainable development. They are of course under national sovereign jurisdiction, yet share their experience and ideas nationally, regionally and internationally within the World Network of Biosphere Reserves. There are 551 sites world...