Skip to main content

30 Foto yang menceritakan dahsyatnya letusan Gunung Sinabung

Lava pijar mengalir turun dari kubah lava Gunung Sinabung, di Kabupaten Karo, Sumatera Utara,
Lava pijar mengalir turun dari kubah lava Gunung Sinabung,
di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, 5 Januari 2014.
Foto: Ulet Ifansasti | Getty Images
Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, mulai meletus sejak September 2013. Statusnya ditetapkan 'awas' seiring dengan semakin intensnya letusan.

Abu vulkanik yang bersumber dari letusan Gunung Sinabung kembali mencapai Medan, Sumatra Utara (Sumut). Seluruh kawasan kota tampak tertutup debu, Sabtu, 11/01/2014.

Berdasarkan data PVMBG, sejak awal Januari lalu hingga Jumat (10/1/2014) telah terjadi sebanyak 254 kali. Gempa Hybrid masih mendominasi yaitu mencapai 9.403 kali dalam seminggu terakhir.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan bahwa kejadian ini menandakan bahwa pembentukan kubah lava sangat intensif. Termasuk guguran awan panas telah terjadi 643 kali.

Luncuran awan panas sejauh 1.500-4.500 m ke arah Tenggara-Selatan. Status level IV (Awas) dengan radius 5 km dan 7 km di sisi tenggara harus kosong dari aktivitas penduduk.

Data BNPB menyebutkan, jumlah pengungsi saat ini mencapai 24.949 jiwa tersebar di 37 titik pengungsian. Saat ini terdapat 5 titik pengungsian baru yaitu Jambur Siabang-abang (1.192 jiwa, 367 KK), Losd Lau Gumba (507 jiwa, 175 KK), Lapangan futsal Lau Gumba (894 jiwa, 326 KK), GBKP RG Sumbul (311 jiwa, 100 KK), dan Gereja Adven Sumbul (265 jiwa, 78 KK).

Berikut 30 Foto yang menceritakan dahsyatnya letusan Gunung Sinabung:

Letusan Gunung Sinabung Sumatra Utara
Awan panas dan abu dari letusan Gunung Sinabung menerjang pepohonan, dilihat dari Desa Berastepu, Sumatera Utara, 8 Januari 2014. 
Foto: Reuters | Beawiharta

Letusan Gunung Sinabung Sumatra Utara
Aliran piroklastik menuruni Gunung Sinabung, dekat Karo, Sumatera Utara, pada tanggal 8 Januari 2014. Foto: Sutanta ADITYA / AFP / Getty Images

Letusan Gunung Sinabung Sumatra Utara
Warga desa mengungsikan babi mereka dari dampak letusan Gunung Sinabung di desa Sebintun, pada tanggal 9 Januari 2014. Foto: Ulet Ifansasti / Getty Images

Letusan Gunung Sinabung Sumatra Utara
Lava pijar mengalir turun dari kubah lava Gunung Sinabung, di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, 5 Januari 2014. Foto: Ulet Ifansasti | Getty Images

Letusan Gunung Sinabung Sumatra Utara
Para wanita membawa anak-anak mereka saat mereka dievakuasi ke pusat evakuasi sementara setelah desa mereka terkena abu dari Gunung Sinabung di desa Payung, pada tanggal 8 Januari 2014. Foto: Ulet Ifansasti / Getty Images

Letusan Gunung Sinabung Sumatra Utara
Aliran piroklastik dengan cepat menuruni lereng Gunung Sinabung, dilihat dari desa Berastepu, pada tanggal 10 Januari 2014. Foto: Reuters | Beawiharta
**Aliran piroklastik adalah salah satu hasil letusan gunung berapi yang bergerak dengan cepat dan terdiri dari gas panas, abu vulkanik, dan bebatuan (diketahui sebagai tefra). Aliran ini dapat bergerak dari gunung berapi dengan kecepatan 700 km/h. Gas dapat mencapai temperatur di atas 1000 derajat Celsius.

Letusan Gunung Sinabung Sumatra Utara
Siswa sekolah dasar memakai masker untuk melindungi mereka dari abu vulkanik akibat letusan Gunung Sinabung _terlihat di latar belakang_, di Sukan Debi, Sumatera Utara, pada tanggal 26 November 2013. Foto: AP Photo / Binsar Bakkara

Letusan Gunung Sinabung Sumatra Utara
Gunung Sinabung memuntahkan abu ke udara, seperti yang terlihat dari Karo, Sumatera Utara, pada 4 Desember 2013. Foto: Ade Sinuhaji / AFP / Getty Images

Letusan Gunung Sinabung Sumatra Utara
Buah jeruk yang tertutup abu dari letusan Gunung Sinabung, Desa Sibintun, 10 Januari 2014. Foto: Reuters / Roni Bintang

Letusan Gunung Sinabung Sumatra Utara
Seekor ayam berdiri di daerah yang tertutup abu vulkanik dampak dari letusan Gunung Sinabung di desa Sebintun, pada tanggal 9 Januari 2014. Foto: Ulet Ifansasti / Getty Images

Letusan Gunung Sinabung Sumatra Utara
Seorang wanita menunjukkan beras yang tertutup oleh abu vulkanik selama panen menyusul letusan lebih lanjut dari Gunung Sinabung di Desa Payung, pada tanggal 9 Januari 2014. Foto: Ulet Ifansasti / Getty Images

Letusan Gunung Sinabung Sumatra Utara
Seekor anjing tergeletak mati di jalanan yang tertutup abu vulkanik dari letusan Gunung Sinabung, di dekat desa Tiga Pancur, pada tanggal 8 Januari 2014. Foto: Reuters | YT Haryono

Letusan Gunung Sinabung Sumatra Utara

Letusan Gunung Sinabung Sumatra Utara

Letusan Gunung Sinabung Sumatra Utara

Letusan Gunung Sinabung Sumatra Utara

Letusan Gunung Sinabung Sumatra Utara

Letusan Gunung Sinabung Sumatra Utara

Letusan Gunung Sinabung Sumatra Utara

Letusan Gunung Sinabung Sumatra Utara

Letusan Gunung Sinabung Sumatra Utara

Letusan Gunung Sinabung Sumatra Utara

Letusan Gunung Sinabung Sumatra Utara

Letusan Gunung Sinabung Sumatra Utara

Letusan Gunung Sinabung Sumatra Utara

Letusan Gunung Sinabung Sumatra Utara

Letusan Gunung Sinabung Sumatra Utara

Letusan Gunung Sinabung Sumatra Utara

Letusan Gunung Sinabung Sumatra Utara

Letusan Gunung Sinabung Sumatra Utara
Sebuah bunga mekar dikelilingi abu dari letusan Gunung Sinabung, di dekat desa Sibintun, 9 Januari 2014. Foto: Reuters | Beawiharta


Artikel Berbagai Sumber
Foto: The Atlantic

Comments

Popular posts from this blog

7 Gunung Berapi Tertinggi di Indonesia

Ada begitu banyak gunung berapi yang bisa kita jumpai di Indonesia. Gunung berapi yang jumlahnya berlimpah itu terbentuk akibat zona subduksi antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Nah, berikut adalah tujuh gunung berapi tertinggi di Indonesia, menurut data yang dilansir Wikipedia. Mari kita simak bersama! 1. Gunung Kerinci Gunung Kerinci,  3.805 meter. Gunung berapi tertinggi di Indonesia ini juga dikenal sebagai Gunung Gadang dan Puncak Indrapura. Gunung Kerinci memiliki ketinggian mencapai 3.805 meter dan terletak di Provinsi Sumatera Barat dan Jambi, sekitar 130 km sebelah selatan Padang. Uniknya lagi, gunung berbentuk stratovulkan ini mempunyai kawah seluas 400x120 meter yang berisi air berwarna hijau. 2. Gunung Rinjani Gunung Rinjani,  3.726 mdpl. Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 mdpl serta terletak pada lintang 8º25' LS dan 116

Pantai Pandawa di Bali

Menghabiskan waktu liburan di pulau Bali pasti tidak mengenal rasa bosan, banyak pilihan tempat menarik sebagai Obyek Wisata di Pulau Dewata Bali yang bisa dikunjungi, ada wisata budaya, wisata kulinner, wisata air, dan pastinya wisata pantai. Banyak pantai eksotik yang tersebar di seluruh pesisir pulau Bali, salah satunya adalah pantai Pandawa, pantai berpasir putih lembut yang belakangan makin banyak dikunjungi wisatawan domestik maupun asing. Pantai Pandawa di Bali Kali ini saya akan berbagi pengalaman selama mengunjungi tempat wisata di pulau Bali, yaitu pantai Pandawa Pantai Pandawa di Bali banyak yang menyebutnya sebagai pantai rahasia atau secret beach , karena lokasinya yang berada di balik perbukitan kapur yang menjulang tinggi, sedangkan warga lokal menyebut pantai Pandawa dengan sebutan Pantai Kutuh karena letak pantai ini di desa Kutuh, yang warganya terkenal dengan penghasil budi daya rumput laut sebagai aktifitas keseharian warganya. Indahnya pantai Pandawa di Bali Let

Danau Matano, Terdalam di Asia Tenggara

Danau Matano terletak di Sorowako, Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.  Namanya belum setenar Danau Toba di Medan, Sumatera Utara, tapi pesona Danau Matano gak bisa dipandang sebelah mata. Danau Matano terletak di Sorowako, Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.  Pelesiran ke sini, mustahil kamu tidak jatuh cinta dengan danau yang diklaim sebagai yang terdalam di Asia Tenggara . Mata kamu bakal dimanjakan dengan jernihnya biru air danau, yang membuatmu bisa melihat danau hingga kedalaman 20 meter! Pantai Salonsa, Danau Matano. Foto: Wikipedia Danau Matano terbentuk dari ribuan mata air akibat gerakan tektonik di litosfer. Kini, danau ini menjadi rumah buat aneka ikan serta burung danau terbang dan dikelilingi Pegunungan Verbeek nan hijau.  Tak hanya itu, sejumlah fauna eksotis, seperti kepiting bungka, udang, siput, keong air tawar dan yang paling kesohor dari Danau Matano, ikan purba buttini yang memiliki nama latin Glossogobius matanensis juga