Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2014

Aturan Adat Suku Alas dalam Melindungi Alam

Suku Alas. Foto: COLLECTIE TROPEN MUSEUM Di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas hidup berdampingan dengan 11 etnis lainnya. Walaupun memiliki keanekaragaman dari segi etnis dan agama, di tanah Alas tidak pernah terjadi konflik bernuansa SARA. Inilah yang membuat wilayah perbukitan di daerah Aceh Tenggara terkesan damai dan asri. Menyatu dalam keberagaman. Beragamnya kehidupan di tanah Alas, malah menjadi keunikan tersendiri di wilayah Aceh Tenggara. Menjadikan kehidupan di setiap elemen masyarakat penuh warna dan bervariasi. Di Alas, perbedaan setiap unsur kebudayaan masyarakatnya saling berbaur dan saling mempengaruhi antara satu kebudayaan dengan kebudayaan lain. Atas dasar genealogi, kehadiran berbagai etnis di tanah Alas menjelaskan, bahwa tidak ada satu orang pun yang dapat hidup dan berdiri sendiri. Begitu juga dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten ini. Semua pihak perlu terlibat baik secara langsung maupun tidak. Keberagaman suku dan keyakinan akan menjadikan keu

Sejarah Pendakian Gunung dan Panjat Tebing

Carstenz Pyramide . Tahun 1623 Navigator dari Belanda J. Cartenz adalah orang pertama yang membawa kabar ke daratan Eropa tentang adanya puncak es dinegara tropis di garis equator Barat Papua Nugini, dan Laporan J Cartenz ini menjadi bahan tertawaan oleh publik. Foto: Google U raian singkat dibawah ini adalah " Sejarah Pendakian Gunung dan Panjat Tebing " yang bersumber dari Buku Panduan LPDN 1990 . 1492 Sekelompok orang Perancis di bawah pimpinan Anthoine de Ville mencoba untuk memanjat tebing Mont Aiguille (2.097 m), di kawasan Vercors Massif. Tak jelas benar tujuan mereka, tapi yang jelas sampai beberapa dekade kemudian, orang-orang yang naik turun tebing-tebing batu di Pegunungan Alpen adalah para pemburu chamois, sejenis kambing gunung. Jadi mereka memanjat untuk mata pencaharian, kurang lebih mirip para pengunduh sarang burung wallet gua di tebing-tebing Kalimantan Timur atau Karangbolong Jawa Tengah. 1623 Yan Carstenz adalah orang Eropa pertama yang melihat "peg

Petisi: Pak Jokowi, blusukan asap ke hutan gambut kami di Riau

Seorang anak bersepeda dengan menggunakan masker di Kota Pekanbaru, Riau, Kamis (13/3/2014). Kabut asap yang disebabkan kebakaran lahan dan hutan tersebut semakin pekat. Pemerintah Provinsi Riau mengimbau warga untuk menggunakan masker terkait kualitas udara yang memburuk. Foto: TRIBUN PEKANBARU/Doddy Vladimir  Lihat koran atau TV akhir-akhir ini? Asap menutupi Sumatera, akibat kebakaran hutan dan gambut!  Potret besarnya ngeri! Tiap tahun 3,8 juta hektar hutan hilang. Tahun ini, negara rugi 80 triliun, 10 kali lipat anggaran provinsi Riau; Rp 8,84 triliun (BNPB, 2014). Warga Riau sudah 17 tahun hidup dengan polusi dan penyakit akibat asap.  Tapi saya tak menyerah. Saya baru saja melahirkan anak pertama. Kelak, semoga ia belajar bersama anak-anak rimba seperti juga saya belajar dan tinggal lama di pedalaman hutan: “ sokola rimba ”. Sebelum hutan dan rawa gambut ‘berasap’ lagi, sebelum para pelaku lari dari hukum, kita suarakan agar Jokowi #BlusukanAsap ke Riau .  Saya tak rela hidup “O