Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2014

Hutan Adalah Nafas Kami "Orang Dayak"

Salah satu pohon Bangkirai di hutan adat desa Delang, Kudangan.  Foto: Nasrudin Ansori ** H utan bukan hanya sebagai suatu ekosistem tempat adanya tumbuhan yang bisa digunakan untuk kepentingan manusia, namun bagi masyarakat adat, hutan merupakan simbol dari sebuah harga diri.Hutan, tanah, sungai serta gunung memiliki keterikatan tersendiri dengan mereka. Pengelolaan hutan lestari telah dilakukan masyarakat lokal sejak puluhan bahkan ratusan tahun lalu dan itu tetap diterapkan sampai saat ini. Hal ini karena masyarakat mengerti akan pentingnya hutan sebagai tempat mencari nafkah, penyedia sumber daya, kawasan konservasi, penyedia air dan fungsi-fungsi lainnya. Penerapan hal ini juga diperkuat dengan aturan-aturan yang mengikat. Seperti pemberian sanksi dan denda bagi masyarakatnya yang terbukti salah. Pembagian kawasan dalam hutan juga menjadi bagian dari pengelolaan hutan oleh masyarakat. Pembagian kawasan ini memiliki beragam fungsi, seperti kawasan yang diperuntukkan untuk kegiatan

Pemanasan Global Bisa Memicu Krisis Pejantan pada Penyu

Penyu Tempayan. Foto: Howard Hall  N amanya saja pemanasan global , efeknya tentu saja bersifat global. Yang terbaru, sebuah riset yang dipublikasikan oleh jurnal Nature Climate Change , pemanasan global juga berdampak pada krisis penyu tempayan ( Caretta caretta ) pejantan. Lho? Peneliti dari Swansea University, Wales, melakukan analisis berdasarkan data rasio populasi penyu tempayan dalam 150 tahun di Sal, Cape Verde, dan peningkatan suhu Bumi dalam 100 tahun ke depan menurut Panel Antar-pemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC). Selama kurun waktu tersebut, terdapat 50-70 persen telur yang menetas menghasilkan bayi penyu tempayan betina. Dengan skenario peningkatan suhu menurut IPCC, ilmuwan memperkirakan bahwa rasio menetasnya betina dari telur akan meningkat menjadi 80 persen pada tahun 2050 dan 90 persen pada tahun 2100. Pejantan akan menjadi barang langka. "Kemungkinan bahwa penyu laut akan punah bukanlah skenario yang terlalu jauh," kata Graeme C Hays, peneliti biol

Bikin ‘Lab’ di Rumah, Temukan Solusi Limbah Sampah

Mantan Deputi Menteri BUMN Sulap Lalat Jadi Pakan Ternak Pernah menjadi deputi menteri di Kementerian BUMN tak menjadikan Agus Pakpahan jijik berurusan dengan lalat. Makhluk yang acap hidup di tempat kotor itu sekarang malah menjadi “teman setianya”. Agus bahkan berhasil menyulap prepupa lalat atau maggot menjadi bahan pakan ternak berprotein tinggi. Untuk masuk ke rumah Agus Pakpahan di Jalan Bangka II, Mampang, Jakarta Selatan, setiap tamu harus memasuki lorong sejauh sekitar 30 meter. Di ujung lorong, tepatnya di halaman rumahnya, Agus membuat tempat penelitian atau ‘laboratorium’ mini khusus lalat. Setelah tidak menjabat deputi bidang agroindustri di Kementerian BUMN, Agus memiliki lebih banyak waktu untuk melakukan penelitian. “Mungkin saya ini termasuk aneh. Sebab, latar belakang pendidikan saya manajemen sumber daya alam, tapi sekarang malah meneliti lalat,” katanya ketika ditemui Jawa Pos Radar Jember di rumahnya di Jakarta pertengahan bulan lalu. “Pertemuan” dirinya dengan la

Tolak Tambang, Aktivis Lingkungan Banyuwangi Daki Gunung Semeru

Aktivis lingkungan Banyuwangi tolak tambang Gunung Tumpang pitu dengan membentangkan spanduk di Ranu Kumbolo. Foto: IRA RACHMAWATI / KOMPAS.COM B eberapa aktivis lingkungan hidup di Banyuwangi kembali memilih mendaki gunung sebagai bentuk penyampaian aspirasi. Pada November 2013, Banyuwangi’s Forum for Invironmental Learning (BaFFEL) , kelompok aktivis yang dimaksud, mendaki Gunung Agung di Bali, kali ini mereka memilih Semeru untuk menolak rencana eksplotasi tambang emas di Hutan Lindung Gunung Tumpang Pitu, Banyuwangi. Spot yang dipilih adalah Ranu Kumbolo . Di tepi danau yang terletak di jalur pendakian Gunung Semeru itu terbentak spanduk besar bertuliskan “Manusia Bisa Hidup Tanpa Emas, Tapi Tidak Tanpa Air”. "Ranu Kumbolo yang berada di Kecamatan Senduro Lumajang sengaja kami pilih bukan hanya kaena popularitasnya di kalangan pendaki gunung dan pecinta alam, namun karena danau eksotis yang berada di ketinggian 2.400 m dpl membangkitkan kesadaran tentang pentingnya air,"

Beo yang Menginpirasi Film Rio Itu Mati

Presley, burung beo yang menginspirasi film Rio. Foto: Nationalgeographic.com K isah di film Disney biasanya berakhir indah, termasuk dalam film “Rio” dimana seekor Spix’s macaw ( burung beo biru ) langka berhasil menemukan pasangan untuk kemudian berkembang biak. Sayang, burung beo yang menginspirasi film Rio justru mati tanpa meninggalkan keturunan. Seekor Spix’s macaw bernama Presley , yang merupakan burung asli Brasil ini diyakini sudah punah di alam liar. Penyebabnya adalah deforestasi dan lebah madu asing membuat mereka kesulitan membuat sarang. Spix’s macaw terakhir kali terlihat di alam liar pada 2000. Saat ini kurang dari 100 Spix’s Macaw dibesarkan di lokasi penangkaran. Namun, kurangnya keragaman genetik menyebabkan sulitnya upaya perkembangbiakan. Para peneliti berharap kemajuan dalam teknologi inseminasi buatan dapat membandu memulihkan populasi mereka. Agar kejadian matinya Presley tanpa meninggalkan keturunan, burung beo yang menginspirasi film Rio, tidak terulang.

Tata Cara Perijinan dan Tips Pendakian G.Semeru 3676 mdpl

Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. 1. PROSES PERIJINAN PENDAKIAN Berbeda dengan kegiatan wisata lainnya dimana pengnjung dapat langsung menuju obyek wisata yang dituju, maka untuk kegiatan pendakian para calon pendaki terlebih dahulu harus mengurus perijinan di kantor TN. Bromo Tengger Semeru melalui kantor Seksi Pengelolaan TN Wilyah II (SPTN II) di Tumpang dengan nomor telpon (0341) 787972 bagi pendaki dari pintu masuk Malang, dan kantor Resort Pengelolaan TN Wilayah Ranupani bila pendaki dari pintu masuk Lumajang. Perijinan tersebut bisa dilakukan langsung pada saat akan mendaki tanpa harus booking terlebih dahulu.  Kewajiban mengurus surat ijin ini dimaksudkan untuk memudahkan monitoring dan pengawasan lalu lintas pendakian serta antisipasi menghubungi pihak organisasi/keluarga pada saat terjadi musibah. Persyaratan yang harus dilengkapi oleh calon pendaki sebagai berikut : Fotocopy identitas diri sebanyak 2 rangkap untuk masing-masing calon pendaki Mengisi Biodata Semua